tu

196 45 20
                                    


"Mampus kejedot! Suruh siapa loncat pake tereak segala! Dosa apa sih gue punya tetangga kek lo!" Sarah mengurut dadanya menahan sabar.

"Yeu, bantuin kek!"

Sarah langsung mengambil kotak P3Knya, "Makanya kalo loncat, gausa pake sendal nipon colongan masjid sebelah. Kualat kan lo!"

"Ampun makcik."

•••

"Sarah cantik," kata Jun menyentuh lengan Sarah dengan ujung telunjuknya.

"Gada makanan di rumah gue!" jawab Sarah galak.

"Ya, masak lah. Lo, 'kan cewek." Jun menempatkan pantat nya dengan nyaman di meja makan rumah Sarah.

"Hah ... gue pengen makan sayur kangkung, ikan goreng kering sama sambel terasi," kata Jun bak raja.

"Dih, syalan."


•••


"Kok lo bisa betah, sih di rumah gue yang selalu sepi?" tanya Sarah saat berjalan berdampingan dengan Jun menuju sekolah yang berjarak cukup dekat dengan komplek mereka.

"Ya karena sepi, gue mau nemenin lo," kata Jun. Sarah hanya tersenyum kecil.











































"Ganggu lo maksudnya, heuheuheuheu," kata Jun yang langsung disambut tapokan maut Sarah.








+++
Chapter dua di siniii
Gimana mengurut kalian? Apa pantes dilanjut, atau unpub aja terus lanjut ff lain yang bedebu?

Nih special foto untuk para readersq tersyank

Nih special foto untuk para readersq tersyank

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-wind

Habit • wjhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang