paip

123 28 3
                                    

"Gue capek, Luke."

"Lo mikir, dong! Masa mau ngambil keputusan segede gini dalam keadaan mood lo yang jelek?" Luke mengerang frustrasi.

"Gue—"

"Ada apaan, nih?" Jun datang dengan tergesa disusul dengan Lili yang mengekorinya. Suara Luke lebih dari cukup untuk membuat satu kantin menoleh kepada mereka.

Sarah mulai terisak.

"Jangan kasar, dong!" Jun menarik Sarah dan mendekapnya dalam.

Luke mendecih, "Inget, ya. Walopun lo punya seribu alasan buat pergi, lo masih punya satu alesan buat tetep bertahan!"

Luke pun pergi. Namun, ia belum benar-benar pergi.

Ia menoleh, "Ayo kita ngomong bedua, Li."

•••

"Ada apaan?"

Luke menarik tangan Lili pelan, "Kita mau kemana?"

Luke masih bungkam, bahkan tak melepaskan tangan Lili dari genggamannya saat sudah sampai di ruang musik.

Lili yang merasa risih pun melepaskan tangannya dari genggaman Luke.

"Kenapa dilepas? Sebegitu bencinya lo sama gue?" tanya Luke.

"Bukannya kita udah mutusin buat ngakhirin semuanya, ya? Kenapa lo masih gini?!!" tanya Lili balik.

"Apa lo bilang? Lo yang mutusin semuanya, Li! Lo yang pergi! Bahkan gue ngomong apapun, ga ada satu yang buat lo tetep bertahan sama gue!" kata Luke frustrasi.

"Kita udah pacaran dua tahun dan pas kelas 3 SMP lo pergi. Bahkan ga ngucapin apa-apa ke gue! Dan bodohnya gue nunggu karena gue yakin lo bakal balik!" lanjutnya.

"Iya, lo balik! Tapi kenapa lo seakan gatau siapa gue? Kenapa lo seakan ga kenal gue? Seakan  'kita' tuh ga pernah terjadi! Gue di sini banting-bantingan ngelupain lo!"

Luke mendekat, "Dan lo balik sekarang. Tapi, dari sorot mata lo, semuanya keliatan baik-baik aja. Bahkan lo keliatan lebih bahagia dibanding sama gue dulu. Sedangkan gue?"

Luke menatap mata Lili dalam, "Sebenernya, lo anggep dua tahun kita tu apa?"


























+++
Mereka kelas 1 SMA ya, temans ;-D
Kalau ada yang mau ditanya-tanya silahkeun komen aja atau msg di akun gue.

Sampai ketemu besok🔥

—Sepesial poto—

—Sepesial poto—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-wind

Habit • wjhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang