twelp

82 18 0
                                    

"Lo ga capek lari mulu?"

"Capek, lah! Makanya lo harus traktir gue cilok Mang Ipul depan sekolah besok," kata Sarah tertawa.

"Idih, napa jadi gue yang tekor?" Jun memprotes Sarah yang hanya dibalas tawa. Mereka berjalan dengan damai berniat mengisi kekosongan perut mereka.

Jangankan perut, hati mereka saja kosong.

Hehe.

Hehehehehe.




























"Loh, Sarah?"

"E-eh, Ashton. Kok—"

"Gausa salting gitu juga kali. Gely liat kebo—"

PLAK

"DIEM, BADAK."

Jun meringis merasakan tampolan maut Sarah.

"Tumben lo bolos ga ke game centre?" tanya Jun. "Gue terlalu pro untuk game di sana," jawab Ashton.

"Yeu bodo amat, mending kita makan, ayok!" ajak Sarah.

"Heh, badak. Perasaan lo udah makan banyak—"

"SSSSTTT DIEM KATA GUE."

"Kalian lucu deh." Ashton tertawa menampilkan lesung pipinya yang dalam, "ayok, lah."

Ashton berjalan duluan sedangkan Sarah mematung diam.

"Woi, buru. Katanya laper?" tanya Jun seraya mengibaskan tangannya dihadapan wajah Sarah.

"Eh lo kenapa—"

"DIA TADI BILANG GUE LUCU? GUE GA SALAH DENGER, 'KAN? ENGGAK, 'KAN?!"

Sarah menahan geli, "MIMPI APA GUE SEMALEM, YA TUHAAAANNN ...."

Ia berjingkrak seraya berlari menyusul Ashton dan meninggal Jun sendirian.





































+++
Rest in peace,
Junaedi's heart.

Hidup pas lahir.
Mati pas kena prenjon.

—sepesial poto—

2/3Nah, bakal sampe ke foto ketiga heuheuheu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2/3
Nah, bakal sampe ke foto ketiga heuheuheu.

WARNING
Cuma orang receh yang paham. Jadi kalo belom ketawa, baca aja cerita ini ntar jg jd retjcheh.

/ditampol

-windu

Habit • wjhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang