Chapter 5

1.9K 277 5
                                    

Kaki Namjoon tak bisa diam ia terus bergerak tak tenang karena Jin belum juga sadarkan diri meski dokter mengatakan Jin baik-baik saja perasaan khawatir Namjoon tidak akan hilang hanya karena ucapan dokter itu.

Drtt..drt....drt..

Handphone tak bersignal itu kini sudah kembali berfungsi sebuah panggilan masuk dengan nama 'Nunna Min' membuat Namjoon tersenyum kali ini.

"eon..ni" Lirih Jin dalam tidurnya.

Mendengar ucapan Jin barusan, Namjoon yang semula sudah siap mejawab panggilan dari Yoongi memilih untuk mematikan ponselnya dan memanggil dokter.

Kelopak itu mulai terangkat sepasang mata indah yang sudah lelah bersembunyi akhirnya menampakan dirinya, bibir pucatnya bergetar berusaha memanggil seseorang yang berdiri membelakanginya.

"Ahjussi..."

"Oh Seokjin, kau sudah bangun. bagaimana perasaanmu? Apa kau baik-baik saja?" Pertanyaan beruntut ditanyakan Namjoon dengan wajah leganya ia menatap lekat Jin yang masih berbaring di ranjang rumah sakit.

"Nde ahjussi gwenchana" Jin memasang senyum lebar diwajahnya. Betapa bersyukurnya ia karena hari ini masih bisa melihat Namjoon.

.

Bagi Namjoon ini hanya sekedar rasa simpatinya untuk gadis yang baru saja keluar dari rumah sakit tapi, untuk Seokjin tangan hangat Namjoon, bahu kekar nan kokoh Namjoon adalah milik Jin untuk beberapa puluh menit kedepan.

'Aku tak perduli kau bisa meledak jika kau mau, aku benar-benar tidak perduli'

Mereka akhirnya kembali ke Seoul dengan selamat dan di stasiun ini mereka berpisah lagi.

"Ahjussi, kemarin kau bertanya padaku. Apa aku takut dengan kematian bukan?" Ucap Jin sebelum mereka berpisah.

Namjoon mengangguk dengan senyum manis dibibirnya, ia bertanya hanya untuk menenangkan Jin saat itu.

"Sebelumnya aku tidak pernah takut dengan kematian karena kematian selalu bersamaku tapi, saat aku mengenalmu aku mulai sedikit takut"

Ucapan itu tidak mudah di pahami oleh Namjoon, apa Jin tengah menggodanya? Atau Jin sedang mengakui perasaannya pada Namjoon?

Namja tinggi itu hanya diam menatap Jin.

Menyadari apa yang dikatakannya Jin mulai sedikit kikuk "AHH! mianhae ahjussi, sepertinya aku harus segera pulang" Jin membungkukkan badanya berkali-kali secara terus menerus hingga jarak mereka lumayan jauh.

"Hati-hati, sampai jumpa!" Namjoon mengangkat tinggi tanganya melambai kearah Jin lalu ia kekeh melihat kelakuan Jin.

"ekh..sampai jumpa" Gumam Namjoon menggeleng.

.

Rurururu...tutututu...lalalala...

"YA!! KIM SEOKJIN!" Seseorang berteriak mengagetkan Jin yang bergumam dengan santainya. Jin berbalik dan ia mendapati Hoseok tengah berdiri bertolak pinggang menatap tajam kearahnya.

"oh oppa!" Sapa Jin girang.

Seketika itu juga senyumnya sirnya Jin menutup mulut menggunakan kedua tangannya, dengan mata yang terbuka lebar Jin melihat ibunya yang tiba-tiba berdiri di samping Hoseok.

"Eomma saranghaeo!! Oppa Saranghae!!" Jin berteriak dengan mengambil langkah seribu ia melarikan diri dari amukan ibunya dan juga Hoseok.

Hoseok harus menutup tokonya hari ini karena sibuk mengkhawatirkan Jin yang tidak pulang, kemana lagi ibu Jin harus meminta bantuan disaat ayah Jin bertugas keluar kota. Tempat pertama yang ia datangi adalah toko bunga Hoseok karena Jin sangat sering kesana.

"Gomawo Hoseok-ah, sepertinya aku harus mengurungnya saja" ucap nyonya Kim kesal.

"Nde eomma-nim dia terlihat sering pergi akhir-akhir ini" Sahut Hoseok meyakinkan.

Entahlah apa fungsi Hoseok disini, apa dia seorang pengadu domba?

.

Namjoon memarkirkan mobilnya di depan sebuah gedung yang tak terlalu tinggi ia mengeluarkan sebuah ponsel dari sakunya menghubungi gadis yang tinggal di salah satu apartemen itu.

"Nunna, kau dimana?"

"....."

Setelah mematikan telpon itu Namjoon bergegas pergi.

Mendecak kesal setelah sampai di studio Yoongi, Namjoon melihat nunna nya itu tengah mabuk ia sudah menghabiskan berbotol-botol soju dan bir. Untuk urusan minum Yoongi memang tidak ada tandinganya.

Tapi, karena tidak ada tandingannya itulah Namjoon pastikan berapa banyak Yoongi minum hingga ia mabuk. "Kau bertengkar lagi?" Ucap Namjoon duduk di samping gadis yang meringkukkan kepalanya di atas meja.

Yoongi mengeratkan suaranya, mengangkat kepala berat wajah putih gadis itu terlihat memerah.

"Kau tau aku hik bertanya padanya kapan dia akan MENIKAHI KU!!" racau Yoongi meninggikan suaranya.

"Aish... sudah ku katakana putus dan datang padaku, aku akan langsung menikahimu" Namjoon terus menghela napasnya menyimpan botol soju dan bir yang masih ada di atas meja.

"ehha..." Wanita itu menertawakan Namjoon. "Aku akan berumur 31 tahun tapi aku belum juga menikah"

"AKU!!"
Yoongi terus menepuk dadanya keras.
"Ingin segera menikah" Yoongi menjatuhkan kepalanya tepat setelah Namjoon menahannya ia sudah tertidur tak sadarkan diri.

.

Busan...

Namja berperawakan mungil tengah berjalan santai ditengah dinginya angin malam kota kelahirannya. Seperti yang dikatakan kekasihnya Jimin sedang mencari anak berbakat untuk menjadi penari di sekolah tarinya.

Tahun ini Jimin mencapai kesuksesannya ia berhasil membawa nama sekolah tari dan namanya ke tingkat internasional. Kali ini Jimin ingin mencari seseorang yang akan di debutkannya sebagai seorang penari. Itulah kenapa Jimin belum bisa menikahi Min Yoongi.

Park Jimin 28 tahun masih ingin melebarkan sayapnya ia masih ingin terbang bebas tapi, untuk seorang Min Yoongi ia tidak bisa terlalu lama lagi menunggu.

Disana Jimin melihat banyak anak-anak yang tengah berkumpul dengan dentuman musik yang membuat tubuh Jimin ingin bergerak, Jimin mendekat melihat apa yang sedang mereka lakukan.

"JEON JUNGKOOK!!!" Teriak beberapa anak memberi semangat. Jimin mengerti sekarang mereka tengah melakukan battle dance.

Menatap gadis yang tengah menari itu membuat mata Jimin berbinar senang.

Ia menemukannya.

t.b.c

love

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

love....?

.

Vomment juseyo💕💕
..

Cukaeeee mochi😘😘

🌻🌻🌻
N

train • [namjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang