3

75 4 0
                                    

"Jin kok aku disini si?" Tanya nya setengah sadar

"Noona istirahatlah, woojin gabakaln kemana mana kok" jawab ku yang terus duduk disampingnya sambil memegang tangannya.

"Jin aku pengen makan tteoppokki" aku tidak kaget, daemi noona selalu minta makanan saat ia sakit. Hahaha ia sangat lucu sekali.

Akupun pergi meninggalkan nya sendiri dan membeli tteoppoki kesukaannya. Di perjalan seseorang menepuk bahu ku, aku langsung menoleh ke arah nya "wae?" Tanya ku heran kepadanya

"Kau siapa nya daemi? Kenapa sekarang tidak bersama nya?" Tanya nya penasaran kepada ku. Oh, aku baru mengingat pria ini kan yang kemarin aku dan noona jumpai di pantai

"Kau tidak perlu tahu, lagian kau sama dia sudah berakhir lama" jawab ku ketus lalu meninggalkannya dan berjalan ke arah rumah sakit. Tapi aku kaget pria tadi mengikuti ku terus di belakang

"ya kenapa dengan kau? Ngapain kau mengikuti ku terus?" Tanya ku ketus

"Kenapa kau kerumah sakit? Apa ini ada kaitan dengan daemi?" Tanya nya dengan mata khawatir

"Bukan urusan mu, Dia pacar ku" jawab ku lalu meninggalnya dan memasuki lift. Aku berjalan memasuki kamar noona, tapi noona tidak ada diruangan. Aku lalu berlari mencari noona di sepanjang koridor, tiba tiba seseorang memanggil ku dari arah jendela.

"Ya jinnie, wae geurae?" Tanya nya tanpa dosa. Aku lari menuju noona dan meletakkan tteoppoki tersebut dikursi lalu memeluknya dengan erat. Noona hanya diam mematung bingung apa yang ku lakukan padanya. Aku tidak tahu kenapa tetapi perasaan ku sangat cemas saat noona tidak ada di kamar

"Ya kau kenapa?" Tanya sambil membalas pelukan ku tadi dan mengelus kepala ku

"Aku kira noona hilang" jawab ku sambil mengelap setetes air mati ku

"Ya kenapa kau lucu sekali, kau tidak berubah" noona tertawa kecil lalu mengelus kepala ku.

Aku dan noona memakan tteopokki di tengah ruangan rumah sakit sambil menonton tv dan sesekali kita bercanda. Sebenarnya kamar noona vvip, tetapi noona sedang bosan di kamar. Ingin mencari suasana baru.

"Yaa daemi.." ucap seseorang tiba tiba yang membuat aku dan noona yang sedang tertawa terdiam tiba tiba. Ya pria itu adalah pria tadi yang mengikuti ku tadi. Aku secara langsung berdiri, namun noona menghentikan ku dengan cara menggenggam tangan ku.

"Hwang minhyun, bisa kah kau pergi jauh dari kehidupan ku? Bukan kah kau sudah muak dengan ku? Kenapa kau terus muncul di hadapan ku? Bukan kah kau sudah memiliki istri dan anak yang lebih kau cintai dariku?" ucap noona dengan mata penuh air dan kekesalan. Aku genggam tangan noona dan mengajaknya untuk memasuki kamar. Tapi lagi lagi pria ini menghalangi kami

"Ya bisa kah kau pergi. Aku ingin berbicara 4 mata dengan daemi" ucapnya pada ku yang tidak ku pedulikan, aku tetap menggenggap tangan noona dan pergi meninggalkannya. Tapi pria itu tidak menyerah ia menarik tangan noona, dan noona menghempaskannya dengan kasar.

"YA YOON DAEMI JEBAL !! DENGAR KAN AKU. AKU INGIN MENJELASKAN SESUATU. Mengertilah, jebal." Teriaknya yang membuat aku dan noona menjadi pusat perhatian orang orang.

"Ya bisa kah kau pergi? Ia lagi sakit, tidak usah membuat pikirannya bercabang. Mengertilah perasaan dia terlebih dahulu sebelum kau ingin di mengerti" ucapku lalu memasuki ruangan kamar dan mengunci nya.

"Noona tidurlah dikasur, jangan duduk disofa." Kataku dan duduk di samping nya. Noona tidak mendengarkan ku, ia malah meletakkan kepalanya di bahu ku dan sepertinya ia menangis. Aku bentangkan tanganku ke arah bahunya dan memeluknya.

"Gomawo jinnie, terimakasih selalu disamping ku disaat ku seperti ini. Kau adik kecil ku yang berguna" ucapnya sambil mengelap air matanya, tapi ku tahan tangannya ku gantikan dengan tanganku untuk menghapus air mata nya. Ia hanya tertawa kecil dan tersenyum, tiba tiba ia meletakkan bibir mungil nya tepat di atas pipi sebelah kiri ku. Aku sangat terkejut. Kenapa noona tiba tiba seperti ini. Aku hanya diam mematung yang membuat noina tertawa sangat puas

"Itu hadiah buat adik kecil ku yang telah menjaga ku, terimakasih. Apa kah kau merasa flashback ke 15 tahun yang lalu jinnie?" Ucapnya tersenyum lebar. Ya aku sangat mengingatnya, 15 tahun yang lalu aku lah yang di posisi noona. Selalu menangis setiap hari. Tetapi noona selalu menjaga dan menemani ku di saat aku sedang sedih. Karena aku sangat berterima kasih kepada noona yang berbeda 2 tahun itu dan aku mencium pipi nya sebagai hadiah telah menemani ku saat sedih. Ah aku sangat malu aku pernah se cheessy itu

---

Hwang minhyun POV

Aku sangat putus asa dengan semua masalah yang sedang ku hadapi, sebenarnya aku tidak akan mengganggu daemi jika aku tidak bertemu nya. Tetapi saat ini dia ada di hadapanku, kenapa tidak untuk menyelesaikan masalah ini. Aku yakin pria yang bersama daemi ini bukan lah namja chingu nya, karena tingkah daemi sangat lah berbeda jika di hadapannya. Aku sangat mengenal wanita yang ku pacari selama 3 tahun terakhir ini. Aku nekat memasuki kamar nya, sebelum ku memasukinya ku lihat dari kaca pintu daemi sedang mencium pria itu dan lalu ia tertawa senang. Heol, dia adalah tipe wanita pemalu untuk melakukan hal itu. Dulu saja aku yang selalu menyosor menyomot bibirnya yang lembut itu dan dia akan marah setelah itu. Aku sangat merindukan hal itu. Melihat hal ini hati ku terasa sakit, mungkin ini hukuman yang kuterima. Tuhan tolonglah aku sangat mencintai yoon daemi. Semua ini karena jebakan dan kebodohan yang telah ku lakukan.

Aku menunggu dan tertidur di kursi depan ruangan daemi, aku tidak ingin meninggalkannya dan ingin menjelaskan sesungguhnya. Tiba tiba seorang pria menepuk bahu ku yg membuat ku terbangun dari tidur ku.

"Oh hwang minhyun" sapa nya yang mengagetkan ku yg sedang tertidur

"Oh sunbaenim" jawab ku lalu membungkuk kan tubuh ku 90 derajat, ya ia lah jisung sunbae. Oppa nya daemi.

"Kenapa kau disini, masuklah" ucapnya yang membuat ku ragu untuk mengikutinya. Lalu aku memasuki ruangan tersebut, ku lihat si pria yang bersama daemi tadi merangkul jisung hyung dengan akrab dan berbicara padanya sangat santai. Aku hanya berdiri diam di depan pintu.

"Hyung, ujin minta maaf ya gabisa jaga noona dengan baik" ucap pria itu yang mebyebut namanya woojin

"Gapapa si jin emang daemi aja yang gabisa jaga diri. Kamu si daem kalau ngurusin kerjaan ga pake tidur apa? Masalah kantor di busan katanya udah teratasi dengan baik. Oppa jadi bingung mau menaikkan jabatan mu jika kau saja tidak bisa menjaga diri mu dengan baik" ucap jisung hyung yang hanya di balas keheningan dari daemi yang menundukkan kepalanya

"Hyung sudahlah jangan membahas pekerjaan terlebih dahulu, noona butuh istirahat dari pekerjaan" oh aku sangat kaget, pria itu sepertinya sangan dekat dengan jisung hyung. Bagaimana bisa, pria itu baru berpacaran setelah aku dan daemi putus sekitar 3 / 4 bulan. Bahkan aku yang memacari daemi selama 3 tahun tidak pernah selantang itu kepada jisung sunbae.

"Ya hwang minhyun kesinilah kenapa kau berdiri di depan pintu seperti itu, kau kan pacar nya kesinilah" ucap jisung sunbae yang membuat ku kaget. Daemi dan Pria yang bernama woojin itu pun juga kaget melihat ke arah ku. Aku berjalan menuju mereka dan berdiri tepat di samping jisung sunbaenim

"Oh nae sunbaenim" jawab ku dan berjalan ke arah mereka. Ku lihat mata daemi dan pria itu sangat kaget

"Oh nae minhyun ah, kenalin ini woojin adik kita ber2 yang ke jepang itu, yang sering kita ceritakan itu. Ingat ga sih kamu dulu pernah bingung kan kenapa daemi tiba tiba murung di kamar dan nangis ternyata gegara kangen sama si kecil ini" kata jisung hyung tertawa kecil

Aku lihat daemi hanya tertunduk dan woojin hanya diam melihat daemi. Ahh aku sangat lega mendengarkannya. Ternyata pria ini benar bukan kekasihnya daemi. "Hmm hyung, aku sama daemi lagi ada sedikit masalah. Aku mau bicara 4 mata sebentar hyung. Bisa kah?" Tanya ku ragu

"Ga woojin harus disini" jawab pria itu lalu duduk di sofa.

"Ahahaha pantesan kamu tadi duduk di depan ya, lagi ada masalah ternyata. Ya woojin ayo keluar" kata jisung hyung dan menarik tangan woojin

My Youngest BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang