5

64 5 0
                                    

Aku terbangun dan sadar dari mabuk ku semalam, aku menghabiskan banyak botol soju. Aku pun mengucek mata ku dan menuju kamar mandi mengusap muka ku. Ku pandangi cermin kamar mandi ku lalu aku tersadar oleh sesuatu hal. Di pikiran ku tergambar aku mencium noona dan memeluknya. Ahhh tidak mungkin ini hanya mimpi indah, mana mungkin noona mencari ku dia sibuk dengan pacarnya yang sudah kembali.

Aku pun kelur dari kamar mandi dan bergegas keluar dari hotel ini. Aku panggil sebuah taxi untuk mengantarkan ku ke apartmant, tiba tiba hp ku berbunyi dan terdapat sebuah pesan dari jisung hyung

"Noona mu sudah bisa pulang hari ini, urusilah dia. Hyung harus kembali ke amerika" tulisnya. Ahh apa aku harus kesana? Aku yakin hwang minhyun sudah ada disana menemani nya semalaman. Aku pun tetap mengatakan ke pengemudi taxi ini untuk mengantarkan ku pulang ke apartment.

---

Daemi POV

"Yaaa daemi ya, kata suster kau kemarin kabur dari rumah sakit? Ya kenapa kau, kau belum pulih !!" Teriak minhyun yang tiba tiba memasuki ruangan ku

"Bagaimana bisa aku tidak kabur, aku sangat khawatir sama adik ku. Tapi kau jangan mengatakan kepadanya kalau aku pergi mencarinya." jawab ku

"Kau kabur tp tidak menemui nya?" Tanya nya yang duduk disamping kasur ku

"Aku bertemu dengannya, yaa minhyun ah aku hari ini udah bisa keluar dari rumah sakit" jawabku dan mengalihkan pembicaraannya

"Aku akan mengantar mu pulang, lalu kita bisa berkencan kan?" Ucapnya yang tersenyum lembut lalu mengenggam tangan ku.

Tiba tiba suara pintu terbuka, ia jalan menghampiri ku dan minhyun. Tanpa berbicara banyak hal ia mengambil tas ku dan membereskan pakaian pakaian ku untuk di bawa pulang.

"Pulang lah bersama ku. Jangan dengan pria yg telah menyakitimu".

"Daemi ya, pulang lah dengannya. Aku tidak apa apa." Jawab minhyun tersenyum kepada ku, senyuman itu sangat palsu ku lihat.

"Oh tentu kau sangat tidak apa apa, tapi wanita ini sangat kenapa napa" jawab woojin.

"Yaa jinnie kau kenapa?" Tanya ku heran, tidak biasanya woojin marah seperti ini. Aku sangat mengenal adik ku ini, aku dan dia sudah hidup 15 tahun bersama.

"Kau tidak mau pulang dengan ku?" Tanya nya lalu menjatuh kan tas ku dan pergi dari ruangan ku. Aku hanya diam tertunduk sedih, kenapa adik ku seperti ini. Ada apa dengannya? Apa dia ada masalah lalu melampiaskannya pada ku? Minhyun pun menghampiri ku dan menenangkan ku

"jangan bersedih daemi ya, mungkin adik mu sedang banyak pikiran".

Ku tekan tombol password apartment ku dan pintu ku terbuka. Ku lihat woojin sedang memonton tv. Aku dan minhyun pun memasuki apartmant ku, woojin yang melihat ku lalu meninggalkan ku kemar tanpa menyapa ku dan minhyun. Minhyun yang melihatnya seperti itu menepuk bahu ku untuk menenangkan ku.

"Jagi, aku ada urusan sebentar. Kau bersabarlah. Aku yakin woojin tidak akan lama seperti itu" ucapnya lalu memeluk dan mencium pipi ku dan pergi. Aku pun tidak berani memasuki kamar, aku yakin woojin pasti masih marah padakum aku bahkan tidak tahu kesalahan ku. Aku hanya duduk di sofa menonton tv yang bahkan siarannya tidak ku sukai.

Waktu sudah menunjukkan jam 10 malam, aku masih saja duduk di sofa. Tiba tiba suara petir terdengar dan terlihat cahaya dari jendela. Aku sangat kaget, dan memeluk lutut ku ketakutan. Tiba tiba listrik padam dan membuat ku teriak histeris, ya aku sangat phobia terhadap kegelapan. Aku hanya memeluk lutut ku dan menangis tanpa suara. Tiba tiba pintu kamar ku pun terbuka dan seseorang datang menghampiri ku "kwaenchana".

Woojin pun memeluk ku dan menggendongku, setelah itu ia letakkan aku di kasur ku. Lalu ia pergi menuju kasurnya, aku tarik lengannya sangat kuat "jin disini aja aku takut".

Ia datang dan tidur disamping ku tanpa berbicara. Tiba tiba suara petir pun terdengar lagi sangat kencang. Aku dengan spontan memeluk nya dengan erat. Ia pun membalas pelukan ku ini. Tanpa sadar aku menangis di dalam pelukannya "kwaenchana noona ya" ucapnya menenangkan ku dan mencium kening ku dengan lembut. Aku merasa detakan aneh di jantungku. Tiba tiba air mata ku keluar, aku tidak tau kenapa. Aku merasa woojin masih bersikap peduli disaat ia marah padaku. Aku sangat merasa bersalah padanya.

My Youngest BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang