1

223 12 0
                                    

Daemi's POV

"Aku sudah muak dengan semua ini, ayo akhiri hubungan kita" begitulah kata kata yang menusuk hatiku dari bibir mungilnya hwang minhyun, seseorang yang kucintai selama 3 tahun terakhir ini. Aku terdiam duduj di dalam cafe ini untuk beberapa menit seperti orang bodoh.

Selama perjalanan pulang ke rumah, aku menangis sesegukan sepanjang jalan. Ku buka pintu rumah dan tertunduk berjalan menuju kamar untuk menyembunyikan mata ku yang sembab dari oppa ku.

"annyeong" sapa ku yang memasuki rumah

"Ya yoon daemi, wae geurae?" Tanya oppa ku yang penasaran melihat ku tertunduk

"kwaenchana" ku tutup pintu kamar ku dan menguncinya. Iya, perasaan ini tidak bisa berbohong. Aku menangis sesegukan dikamar. Hati ku terasa tercabik cabik.

Woojin p.o.v

Aku berjalan menuju rumah yang sudah 6 tahun ku tinggalkan. Aku hanya diam memandangi pagar ini, aku ragu untuk memencet tombolnya. Tiba-tiba suara pintu terbuka, keluar sosok wanita yang ku kenal dari balik pintu itu, tetapi kita hanya terdiam saling menatap selama 2-3 menit.

"Oh woojin ah" sapa nya datar

"Oh nae noona" jawab ku

"yaa kenapa kau diam saja, masuk lah. Di dalam juga ada oppa ku" katanya memecahkan keheningan ini

"ah nae, tapi nuna mau pergi kemana? Kenapa mata noona sangat merah?" Tanya ku khawatir.

"Hanya ke warung kaki 5 di depan. Masuklah" jawabnya langsung meninggalkan ku. Tidak seperti 6 tahun yang lalu, selama 9 tahun aku hidup bersamanya ia adalah wanita ceria, hangat tidak se dingin ini.

"noona aku akan ikut kau" dia hanya mengangguk merespon ku

ini kali pertama nya aku melihat noona meneguk soju di depan ku. Hal sulit apa yang membuat noona ku yang ceria ini seperti ini. Aku tidak tahan lagi melihatnya, aku langsung merebut gelas yang ada di tangannya. Karena ini sudah botol yang ke 3. Ia hanya melototi ku dalam keadaan setengah sadar.

"ya park woojin, wae? Aku haus" ucapnya 1/2 sadar

"noona ini tidak sehat" jawabku memandangi wajahnya yang memerah akibat alkohol, matanya juga memerah dan mengeluarkan butiran air.

"dia yang lebih tidak sehat, kenapa dia meninggalkan ku tepat di hari anniversarry kita yang ke 3. Aah lelaki gila, jika kau ingin menikahi wanita lain kenapa kau memacari ku sebelumnya" aku hanya terdiam, rasanya pasti ia sangat sakit sekali.

"Noona ayuk kita pulang, jisung hyung akan marah jika kita pulang lama" jawab ku langsung mengendongnya di belakang

"ya kau anak kecil kenapa kau seperti ini" katanya sambil mengelus kepala ku. Aku tidak merespon ucapannya dan langsung menggendong nya pulang ke rumah.

"Annyeonghaseyo, hyung" kata ku memberi salam

"oh daemi ya, kenapa kau mabuk? Aah kau woojin? YAAA DARI MANA AJA KAU BOCAH" Teriaknya heboh memukuli kepala ku

"ya hyung, bawa noona ke kamar dulu baru kau memarahi ku" jawab ku sambil keberatan menggendong daemi noona. Jisung hyung langsung mengangkatnya dan meletakkannya di kamar.

"kenapa kau lama sekali pulang?" Tanya nya memukuli kepala ku

"ya hyung aku kuliah 4 tahun, dan setiap waktu libur aku melakukan part time. 2 tahun setelah ku lulus aku bekerja di jepang membantu usaha teman ku" jawab ku sambil mengelus kepala ku yang sakit

"Kau akan tinggal disini lagi kan? Jagalah daemi. Hyung akan pergi ke amerika 6 bulan saja, ku jadikan kau sekretaris daemi. Kalau kerja kau bagus kau akan naik pangkat" ujarnya yg hanya ku jawab dengan ke bengongan.

---

Aku mempersiapkan makanan untuk noona sarapan dan membersihkan seluruh rumah ini, huh kenapa rasanya rumah ini semakin besar. Selama 6 tahun ini aku hanya membersih kan kamar kecil seukuran 4×4m.

"Yaa kenapa kau membersihkan rumah, bersiaplah. Mulai hari ini kau akan menjadi sekretaris ku. Oppa sudah memberitahu mu kan" ucapnya sambil berjalan menuju kamar

Aku hanya mengangguk dan menuju kamar ku segera, aku persiapkan semua hal seperti memakai kemeja yang rapih dan formal. Setelah itu aku keluar dari kamar ku dan melihat noona sedang makan di meja makan sambil memainkan smartphone nya

"Jinni, omurice buatan mu enak sekali. Kau bahkan tidak bisa menghidupkan kompor dulu" ucapnya tertawa sambil mengunyah omurice tersebut.

Sesampai di kantor aku hanya mengikuti noona dari belakang, sesekali aku lihat orang orang membungkuk kan tubuhnya 90 derajat. Oh, noona sangat hebat. Gumamku dalam hati

"Dia adalah sekretaris baru ku" noona memperkenalkan ku kepada seluruh karyawan, semuanya lalu tersenyum dan membungkuk pada ku. Aku hanya membungkuk malu di belakang noona.

Noona menyuruh ku untuk mengikutinya masuk keruangannya terlebih dahulu. Ku ikuti dia dari belakang, tiba-tiba gerakan kaki noona berhenti tepat didepan pintu. Bukan nya membuka pintu, tetapi noona membungkuk dan mengambil sepucuk amplop di hadapannya. Lalu aku dan noona memasuki ruangannya. Noona menyuruhku untuk duduk bahkan ia mengizinkan ku untuk tiduran di sofa dan ayunan yang ada di ruangannya.

"Tugas mu buat hari ini sih ga begitu banyak jin, paling sih ya 3 hari kedepan lumayan soalnya aku bakalan rapat sana sini. Terus aku tuh suka mendadak di tugasin ke luar seoul sama oppa yah, kamu gapapa kan nemenin" katanya sambil membuka amplop yang ada di tangannya. Aku hanya mengangguk mengiyakan nya. Tiba tiba suasana jadi hening dan kudengar suara robekan kertas dari meja noona, aku langsung menolehkan kepala ku ke arahnya.

"Noona wae?" Tanya ku khawatir. Noona tidak menjawab pertanyaan ku tapi memutar kan kursi nya kebelakang arah jendela. Aku hanya berdiri mematung di belakang nya.

"Aku mau pergi rapat dulu di lantai 5. Kau jagalah ruangan ku dengan benar. Ruangan mu ada di depan ruangan ku ini" jawabnya lalu mengambil tas dan jas nya sambil berjalan menunduk menyembunyikan sesuatu dari wajahnya. Aku hanya diam menuruti nya.

Fanfict pertama ku setelah vakum nge fanfict 2 tahun HAHAHA. Ceritanya emang biasa aja, semoga suka. Kalian tolong voment ya ✌❤

My Youngest BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang