4 (SWEET WOOJIN ❤)

67 6 0
                                    

Setelah woojin dan jisung hyung keluar ku ambil kursi dan duduk di samping daemi yang sedang tertidur dan menutup wajah nya dengan selimut. Ia pun membalik kan mukanya ke arah berlawanan. Ku genggam tangannya dengan lembut tapi ia menangkis tangan ku tersebut.

"Ya jika kau hanya ingin berbcara, bicara lah. Ini benar benar kesempatan terakhir mu" ucapnya yang memunggungi ku

"hmm daemi ya, mianhae" daemi hanya diam tidak merespon ku "sebenarmya aku tidak pernah muak dengan mu, dan kenapa sehari setelah itu aku memberi mu surat pengunduran diri dan undangan pernikahan ku itu karena... jadi..." ucap ku terbata bata menjelaskannya

"Bicaralah yg jelas dan langsung. Aku tidak mau menyia nyiakan waktu ku untuk mu" jawabnya yang sangat ketus

Aku hanya tertunduk diam dan meneteskan air mata. Kenapa wanita ini sangat dingin, dia ada wanita terhangat yg dulu ku kenal

"jadi seseorang mengatakan aku telah tidur dengan wanita yg aku nikahin itu dan udah memiliki anak dengannya, ya itu hanya jebakan teman smp ku yg dulu pernah membully ku. Bodoh nya aku langsung percaya dengannya, aku sangat putus asa saat harus memberitahu kan itu ke kau, daemi ya. Jebal, percayalah dengan ku. Aku belum sempat menikahinya, karena beberapa hari kita mau menyiapkan pernikahan ini aku mengetes dna anak tersebut diam diam dan hasilnya anak tersebut adalah anak nya teman ku. Aku hanya di jebak" aku menjelaskan semuanya dan tidak bisa menahan tangis ku ini. Ku lihat dari punggungnya daemi juga menangis, daemi pun terduduk dan menutupi matanya dengan lututnya. Ku hampiri ia dan dekap dia dalam pelukanku, ia hanya menangis.

---

Woojin POV

Aku sangat khawatir kepada noona, apa yang akan di lakukan hwang minhyun. Ahh semua ini gegara jisung hyung yang membiarkan mereka

"Hyung aku meninggalkan hp ku di kamar noona" kata ku memberi alasan

"Yaudah ku tunggu kau di mobil" ucap nya.

Yes aku berhasil menipu hyung. Aku pun berlari ke kamar 809, kamar dimana noona ku dirawat. Ku buka pintu nya, jdarr begitulah yang kudengar suara hati ku ini. Pria itu memeluk erat tubuh noona. Aku pun berlari menghampiri nya dan menutup pintu dengan keras.

"YAAA " Teriak pria itu kesakitan. aku memukuli wajahnya

"Yaaa jinnie..." ucap noona kaget melihat ku. Tapi aku tidak menghiraukannya dan terus saja ku cekik kerah bajunya

"KAU TIDAK TAU SEBERAPA MENDERITANYA NOONA KU?!" Teriak ku sambil sesekali ku hantamkan genggaman tangan ku ke wajah nya

"Jinnie, stop. Minhyun ah kwaenchana?" Ucap noona menghampiri ku, aku sangat kaget dan marah. Kenapa noona menghawatirkan pria ini.

"Noona-ya.. wae?" Jawab ku dengan wajah penuh kekesalan

"Ya jinnie... " ucapnya menenangkan nya

Aku tidak mau mendengarkannya perasaan ku sangat campur. Aku pergi dan meninggalkan mereka.

"Hyung, teman smp ku mengajak ku bertemu. Maaf aku tidak bisa menemani mu makan tteoppoki" tulis ku di layar hp, ya aku membohongi hyung ku. Aku ingin pergi ke pantai untuk menenangkan diri.

---

Minhyun POV

"kau sangat beruntung memiliki adik seperti nya. Dia sangat menyayangi mu sepertinya" ucapku sambil duduk di samping daemi

"Karena aku sangat menyayangi nya juga, maka nya ia seperti itu. Aku sangat khawatir pada nya" ucapnya sambil menangis. Ku peluk ia dan ku lap air mata nya yang mengalir. Lalu ku cium bibirnya yang lembut. Aku sudah merindukan hal ini. Tapi sebelum ku lakukan lebih dalam ia mendorong tubuh ku. Aku hanya tertawa kecil kepadanya.

Waktu udah menunjukkan jam 12 malam, aku belum pulang dari rumah sakit karena menunggu woojin untuk menjaganya. Daemi sangat cemas dan khawatir karena adiknya belum pulang juga. Ia telfon jisung hyung, dan hyung bilang ia pergi bersama teman smp nya

"Hmm minhyun ah pulang lah. Oppa akan kesini" ucapnya tersenyum kepada ku

"Tidak apa apa? Sebaiknya ku tunggu saja sampai hyung datang" jawab ku

"Ani ya kwaenchana. Oppa lagi memarkir kan mobil" karena ia menjawab seperti itu aku pun bergegas pulang dan meninggalkannya. Ingin sebelum ku pulang memberi goodbye kiss, tapi ia mendorong ku. Ah wanita ini.

---

Woojin POV

Sudah hampi 8 jam aku disini dengan botol botol soju yang sudah tidak bisa ku hitung lagi. Sesekali ku lempar kan batu batu kecil ke dalam air itu dan aku pun tertawa. Aku merasa jika aku sudah gila. Tiba tiba seseorang menarik badan ku, huh siapa dia kenapa mengganggu ku disaat aku ingin ketenangan

"Wae, nugu ya?" Ucap ku setengah sadar. Orang itu hanya memeluk ku dan menangis. Aku sepertinya mengenal aroma tubuh dan rambutnya ini. Aroma yang sangat kusuka.

"Haha noona wae? Mana pacar mu?" Tanya ku tertawa tidak sadar. Noona hanya memeluk ku dan menangis. Karena aku masih dalam keaadan tidak sadar, ku jatuhkan tubuh ku dan noona ke pasir tepi pantai. Noona sangat terkejut melihat apa yang ku lakukan

"Jinnie..." ia pun mendorong tubuh ku. Tapi aku tahan dengan pelukan ku yang lebih erat. Lalu ku letakkan bibir ku tepat diatas keningnya.

"Kau.. sepertinya terlalu banyak minum, kenapa detak jantung mu sangat kencang?" Tanya noona heran. Aku hanya tertawa padanya, lalu ku landaskan bibirku ke bibirnya dan mencium nya sangat dalam. Noona sangat kaget melihat apa yang ku lakukan. Sesekali ia mencoba untuk menjauhkan badannya, tetapi tenaganya tidaklah sebanding dengan tenaga ku. Lalu aku tepat di atas tubuhnya, aku tersenyum bahagia melihat wajahnya sedekat ini.

"Woojin, wae...? Ayuk kita ke hotel, kau perlu istirahat. Kau harus sadar. Ah tapi tubuh mu sangat berat" ucapnya kesal

"Kajja. Kau tidak perlu menggendong ku jagiya" ucapku benar benar tidak sadarkan diri. Noona hanya menggelengkan kepalanya kesal melihat tingkah ku yang tidak sadarkan diri. Noona pun dengan sabar menggandeng ku jalan dengan keaadaan seperti ini.

Sesampai dihotel noona hempas kan tubuhku ke kasur, dan ia pun menghempaskan tubuhnya juga dan mendesah kelelahan. Aku pun tertawa kecil melihatnya, kuarahkan badan ku ke arahnya dan tersenyum bahagia melihat wajah yang ku cintai tidak hanya sebagai seorang noona selama 15 tahun ini.

"Wae woojin ah? Kau sudah sadar?" Tanya nya menghadap ke arah ku juga

"saranghae" aku mengeluarkan kata kata ini tanpa sadar. Ku lihat noona hanya tertawa mendengarnya

"kau belum sadarkan diri jinnie" ucapnya lalu berdiri dari tempat tidur. Aku pun menarik lengannya dan ia pun terjatuh di dalam pelukan ku. Ya aku memeluknya sangat erat.

Noona hanya terdiam di dalam pelukan ku ini, dan aku pun tanpa sadar mengecup kening nya dan lalu tertidur.

My Youngest BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang