6

84 4 0
                                    

"Noona aku akan ke amerika" ucapnya tiba tiba yang membuat ku kaget.

"Wae?"

"Hyung menyuruh ku, katanya aku akan menjadi General manger kantor cabang di amerika" jawabnya yang membuat ku kaget

"Ya kau jika marah pada ku jangan seperti ini" aku pun datamg menhampiri nya dengan muka kesal

"Hyung yang menyuruhku, lagian kau sudah ada minhyun yang bisa menjaga mu. Jadi kau bisa hidup tanpa ku dan hyung untuk sementara" jawabnya yang sambil mengemasi pakaian nya

Aku sedih, kesal, dan marah. Kenapa pria ini yang ku kenal sangat lembut dan hangat seperti ini. Aku pun pergi kekamar dan menyembunyikan diriku di dalam selimut. "Noona ya aku akan pergi sekarang, aku sudah menghubungi minhyun hyung untuk tinggal sementara bersama mu. Annyeong noona." Aku pun tidak sanggup untuk membalas salam perpisahannya, dan aku menangis sangat kerass didalam selimut ku. Aku tidak tahu kenapa aku seperti ini.

"Ya apa kau sakit?" Tanya minhyun yang tiba tiba sudah ada didalam apartmant ku. Aku hanya menggelengkan kepalaku, tapi minhyun tetap memegang kening ku lalu tidur disamping ku dan memelukku "ya aku bisa tinggal sendirian, kau tidak harus disini" aku pun dengan langsung mendorongnya.

---

6 bulan kemudian

"Daemi ya ayo kita berkencan malam ini" ucap minhyun tiba tiba sambil menggenggam tangan ku

"Ya, kau gila. Ini dikantor. Tidak boleh berpacaran dikantor." ucapku lalu melepaskan tangan ku dari nya

"Ayolah, ada suatu hal yang ingin ku tunjukkan" jawab nya merayu ku. Aku hanya mengangguk menanggapi nya

Minhyun pun datang menjemput, aku yang menggunakan outfit dengan baju kaos simple se siku dengan celana jeans panjang memasuki mobilnya. "Yaa aku sangat menyukai wanita feminim" ucapnya tertawa meledek ku. Aku hanya tertawa kecil merespon nya. 1 jam di perjalan akhirnya kita berdua sampai di sebuah cafe dengan view yang sangat indah. Tempat ini sangat jauh dari seoul.

"Minhyun ah kenapa kita kesini" tanya ku heran, karena ini kali pertamanya ia mengajak ku kesini

"Duduklah" ucapnya tersenyum

Tiba tiba suara musik yang di mainkan terasa seperti suara musik yang romantis, hati ku merasa kacau tidak karuan merasakan kegelisahan.

"Minhyun ah" ucapku

"Yoon daemi, will u marry me?" Tanya sambil memberikan kotak terbuka dengan cincin berlian di dalamnya. Aku hanya diam tidak tahu mau merespon apa. "Daemi yaa" ucapnya lagi

"Mianhae yo, aku belum siap aja. Mianhae minhyun ssi" jawab ku ragu

"Kalau kau menolakku, aku sudah memutuskannya untuk memercayai mu kepada seseorang. Seseorang itu dulu pernah berkata padaku bahwa ia sangat mencintaimu. Tidak seperti yang kau fikirkan. Dan aku yakin. Setelah kita berpacaran kembali selama 6 bulan ini, hati mu bukan untuk ku. Maafkan aku yang pernah menyakiti mu. Ini adalah hukuman buat ku. kau harus bahagia sekarang" Jawabnya yang membuat ku bingung. Minhyun pun lalu pergi meninggalkan ku sendiri. Aku hanya terdiam bingung.

Musik romantis ini pun tiba tiba menyala lagi. Namun sebuah maskot dengan bentuk kelinci datang menghampiri ku dengan membawa spanduk bertulisan "I love u more than u know" dengan dibelakangnya terdapat beberapa orang dengan membawa tulisan "do you feel the same?". Ia pun membuka topengnya dan tersenyum dengan ciri khas giginya yang sangat ku kenal. Aku pun tanpa sadar menangis bahagia karena tidak melihatnya setelah 6 bulan ini, spontan aku langsung loncat memeluknya dengan erat

"kenapa kau tidak pernah memberiku kabar, bahkan ketika kau sampai saja kau tidak memberi tahu ku. Kau tidak tahu aku sangat khawatir? Kau kenapa jahat sekali kepada noona mu, aku tahu kau sangat marah pada ku tapi..." woojin yang hanya memandangi ku secara langsung memotong pembicaraan ku dengan menarik lenganku dan mencium kasar bibir ku ini. Aku pun spontan memejamkan kedua mata ku, dan membalas ciumannya. Lalu ia mememlukku dan melakukannya sangat lama. Air mata ku pun keluar sangat banyak, "i miss u" ucapnya usai mencium bibirku. Lalu mengusap air mata ku, aku juga membalas mengusap air mata nya dan tersenyum "nado".

"Kau bukan noona ku lagi" ucapnya tersenyum kepadaku

"Ya wae? Kau masih marah padaku?" Tanya ku kaget dengan ucapan ku, tapi woojin secara langsung mendekati bibirnya ketelinga ku dan berbisik "karena aku akan menikahi mu" ucapnya sambil memasuki cincin ke jari manis ku.

"Yaa" ucap ku kaget mendengarkannya. Woojin pun tertawa melihat ku dan menarikku lagi sambil berkata "kau tidak bisa menolakku, karena aku akan memberi sesuatu yang membuat mu tidak menolakku" ucapnya lalu mencium bibir ku lagi, tetapi ini dengan lembut. Penuh rasa cinta dan hangat yang penuh kerinduan.

Tiba tiba seorang pria datang dari sudut mengarah kepada ku dan woojin. "Aku sudah mengurus gedung pernikahan kalian". Aku kaget dan melepas ciuman nya dan melihat kearah seseorang yang berbica itu, yaa ia adalah oppa ku. Aku sangat kaget.

"Ya oppa" teriakku, aku berlari ke arahnya dan memeluknya dengan erat "aku sangat merindukan mu juga"

"Yaa daemi, kau tidak tahu. Woojin sangat merindukan mu saat di amerika. Ia berkata ingin tetap jadi sekretaris mu saja dibanding harus menjadi seorang manajer tetapi jauh dari mu" ucap oppa ku tertawa meledek woojin

"Ya hyung kenapa kau sangat bocor si" ucap woojin kesal

"Kau berani memarahi ku? Tidak akan ku beri restu kalian berdua." Ucapnya dan tertawa dengan puas

" yaa yoon daemi kau ku pecat, kasihlah jabatan mu kepada woojin. Ia akan menjadi kepala keluarga untuk menafkahi keluarganya dan kau harus mengurusi kepala keluarga mu dengan baik"

Aku dan woojin saling melihat dan tertawa, woojin pun tanpa malu menggenggam tangan ku dan tersenyum penuh kasih sayang dan kehangatan. Aku rasa aku menyukai senyumannya dengan giginya ini sudah sangat lama, tetapi aku tidak menyadari nya. Aku menyukainya ternyata tidak hanya sebagai adik kecil ku.

"YAAA KENAPA KALIAN BERANI BERANI NYA MELAKUKAN HAL INI KEPADA KU!! AKU SUDAH 33 TAHUN DAN MASIH SAJA BELUM MENIKAH" Teriak oppa ku kesal melihat ku dan woojin saling tatap tatapan dan tersenyum. Aku dan woojin tertawa bahagia melihat oppa ku ini. Ya, tangan woojin masih tidak terlepas dari genggaman tangan ku.

Kadang perasaan yang sesungguhnya tidak bisa kita sadari secara langsung. Mungkin kehilangan lah yang menyadari nya. Untungnya aku masih memilik kesempatan untuk bersamanya.❤

---

The end~ Makasih yg udah mau baca hayalan ku yang ga jelas ini hihi ❤💞

My Youngest BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang