3.Thankyou

1.5K 64 5
                                    

KRIIIIINGGG !!!
Telepon genggamku tiba tiba berbunyi seketika, entah siapa itu yang menggangguku di saat aku sedang mengerjakan tugas seperti ini.

" Hallo ? "ucapku memulai pembicaraan.

" Arina, lo Arinakan ? "ucap seseorang dalam telepon.

" Iya ," Tunggu... aku rasa, aku pernah mendengar suara ini sebelumnya, tapi siapa ya?.

" Arina, lo kehilangan dompet ?" gumamnya kembali, kenapa dia tau kalau aku kehilangan dompet?, padahal setahuku gak ada yang tahutuh, ajaibnih orang.

" Kok kamu bisa tahu ?"

" Tadi gue nemu dompet di kantin dan ternyata ini punya lo ",owh gitu ya.

" RINA LO NGOBROL SAMA SIAPA KOK LAKI- LAKI ?" Ucap Milea yang sengaja di kencang kecangkan, bisa gawatnih.

" Eh udah dulu ya ngobrolnya !" ucapku menutup pembicaraan.

" ok, dompetnya udah aku taroh di....." sorry aku tutup pembicaraanya.

Ckiiiik...

" Hayooo ngobrol sama siapa hayo skak mat lu ?..."

" Tu tukang koran kak !" jawabku ngawur.

" he jangan ngibul, mana ada tukang koran di malam malam gini, yang adanya juga hantu koran tau !"

" Owh jadi hantu koran juga ada ya kak, baru tau aku ."

" Polos banget nih anak, udah cepetan kerjain tugasnya sana atau gue laporin nih ke ayah ."

" Iyadeh aku kerjain tugasnya ", ucapku tunduk.

Cekiiik... pintupun di tutup.

Lalu akupun kembali mengerjakan tugasku yang masih numpuk dengan sisa tenagaku, satu jam, dua jam, tiga jam, barulah aku selesai mengerjakan tugasku.

Tidur... itulah yang ingin kulakukan saat ini kau tahukan tidur gunanya untuk apa ?, yap begitulah jawabanya, karena aku juga manusia sama seperti kalian.

Tidur !
.
.
.
Bangun Tidur

Byuuuur.....

Tak terasa akupun sudah mandi lagi, dan bersiap untuk ganti baju menjadi Arina versi anak sekolahan, tapi walaupun jadi versi sekolahan wajahnya tetep gini aja sih. Lalu akupun turun kemeja makan untuk menyantap sarapan buatan bi Wati, ia adalah juru masak terbaik sekampungnya sampai sampai orang hajatanpun mengundangnya, begitulah jadinya Ibuku memercayainya sebagai pembantu di rumah ini, masakanyapun takalah dari chef level dunia lho, bercanda masakanya memang enak dan jika kalian mau datang saja ke sini ya !

06 : 00 akupun berangkat kesekolah seperti biasa, setelah sampai di kelas kulihat hanya ada ketua kelas saja yang sudah datang disini jadilah kami berdua saja di kelas ini, lirikanya dingin sampai akupun tak berani menyapanya tapi ia baik kok sampai sampai banyak wanita yang mengelilinginya, mohon di ma'lumi karena ia adalah seorang juara umum yang bertahan samapai sekarang.

" Hai, Arina loe udah datang ya, kok pagi banget ?" Sapa Citra tiba tiba, yang kemudian duduk di bangkunya.

" iya nih, ngomong ngomong tugas kamu udah ?" tanyaku padanya.

" Udah dong, ngomong ngomong si Dewi sama si Mila ( Kamila ) udah datang ?"

" Belum, dari tadi juga cuma aku aja sama ketua yang baru datang."

" Cieee, jodohan ."

" Kamu ini, gak enak ada orangnya."

" Jadi kamu suka ya..."

" Enggak Cit... "

Setelah sekian lama kami mengobrol tibalah saatnya kami belajar yang kebetulan sekarang adalah pelajaran biologi.

"Anak anak sekarang ulangan ya ! " ujar Ibu Dewi kepada kami, lalu semua orang entah kenapa menjadi ribut, kamu taukan jawabanya, ulangan dadakan , yap karena semua orang belum hapalan sama sekali pada saat itu.

" He Rin gimana ni ulangan dadakan, loe udah hapal materinya ?" tanya Citra padaku yang tampak panik tak berdaya.

" Sabar ya Cit, inget inget pasti ada materi yang nyangkut di otak kamu ," gumamku kepada Citra untuk menyemangati, bagiku ini tidak jadi masalah sih, menurutku oke aja.

Lalu Bu Dewipun mulai membagikan soal ulangan dan kertas jawabanya, sejumlah orang pucat melihat isi dari soal tersebut, dan hampir sedikit yang percaya diri untuk mengisi soal tersebut.

Diantara semua siswa, aku dan ketualah yang berhasil mengerjakan soal tersebut sebagai orang pertama, sejumlah siswa menyoraki kepada kami karena iri, sabar ya.

Kemudian kamipun keluar dari kelas menuju taman yang berada di depan kelas kami guna menunggu orang orang yang sedang ujian mendadak tadi, aku duduk di kursi taman bersama sang ketua, tetapi entah kenapa kami tidak saling berbicara, kamu tahukan alasanya ?

Begitulah yang kami lakukan selama menunggu orang orang yang sedang ulangan.

" Hai, Rin !" gumam Citra menyapaku.

" Eh Cit kamu udah ulanganya, gimana gampang enggak soalnya," tanyaku pada citra dengan seulas senyuman.

" Gampang gampang susah sih."

" Maksunya ?"

" Ya ada yang gampang ada yang susah".

Setelah ulangan selesai kamipun masuk kekelas dan berganti pelajaran, aku mulai merogoh kolong mejaku untuk membawa buku, tetapi alhasil yang kudapatkan adalah sesuatu yang berbentuk persegi panjang berukuran 5x10, Dompetku !, Aku ingat percakapanku tadi malam dengan orang yang mengantarku pulang kemarin, ia bilang bahwa ia menemukan dompetku dan ia menaruhnya, mungkin maksudnya ia telah menaruhnya di mejaku, kulihat isinya masih utuh dan terselip kertas bertulisan "Ketua Osis", oh jadi orang yang kutemui kemarin itu ketua osis ya, baiklah aku uncapkan terima kasih padanya karena telah menemukan dompetku walaupun secara tidak langsung sih.

" Thankyou "

Chapter3
Diharapkan Bintangnya

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang