3 Mantan

24 5 3
                                    

Itu muka apa telor rebus kinclong amat mukanya?
- ana

Drt... Drt...

"eugh..." ana yg masih menutup matanya pun mencari cari handphone nya,  saat ana melihat alarm nya ternyata sudah siang "Mampus gue udah jam 6:15 , ah elah" ana langsung buru buru kekemar mandi

Setelah 10 menit , ana keluar dari kamarnya dan menuju meja makan.  Ana melihat bi ijah sedang menyiapkan sarapannya.

"biijah kok gak bangunin ana sih?" gerutu ana sambil memakan rotinya

"maaf non, tadi bi ijah udah bangunin non dari set6 eh non nya marah marah sama bibi" ujat bi ijah

"hehe maafin ana ya bi udah marah marah sama bibi" kata ana sambil memperlihatkan pupy eyesnya

"gapapa non santai wae"

"yaudah bi ana berangkat ya"ana pun tidak lupa menyalimi bi ijah "assalamualaikum"

"walaikumasallam" jawab bi ijah

Bi ijah sudah seperti mamahnya ana,  walaupun ana sudah di tinggal selama 12 thn oleh mamah nya,  bi ijah tetap setia merawat,  menjaga,  dan mendidik ana seperti anaknya sendiri.

Sebelum mamahnya meninggal,  ana sudah di bekali berapa toko kue,  butik, rumah dengan fasilitas memadai,  apartemen dan beberapa perusahaan di beberapa kota besar di indonesia. Siapa yg mengurus itu semua?  Jawaban nya om desta,  dia adalah teman dari mamahnya , om desta dan ajeng (mamah ana)  telah membangun sebuah perusahaan property yg sukses .

Ana berjalan menuju gerbang rumahnya,  teryata sudah berdiri seorang pria dengan seragam putih abu abu.  Ana menghampiri pria itu,  pria itu menenoleh dan melihat ana.

"bara?  Kamu udah lama disini? Kenapa gak masuk?" tanya ana "pak min?  Kok bara gak dikasih masuk?" gantian tanya ana ke pak min

"aku nunggu disini karna tadi kata pak min sama bi ijah kamu belum bangun,  yaudah aku ajakin aja pak min main Dota heheh" ujar bara

"ouh gitu,  yaudah pak min ana pamit ya" pamit ana tak lupa menyalim pak min "assalamualaikum"

Bara menyalimi pak min juga,  ana  melihat bara dengan senyuman nya.  Setalah menyalimi pak min bara memberikan helm nya ke ana

"kamu tau gak kenapa aku kasih helm ke kamu?" bara

Ana mengelengkan kepalanya.

"karna,  aku gak mau liat orang yg aku sayang terluka.  Apalagi kalo udah kebentur kepalanya,  bahaya nanti amesia terus gak inget lagi sama aku" bara sambil memakaikan ana helm nya

"Sumpah receh banget, gak lucu,  garing krik" ceplos ana "ups..."

Wajah bara langsung berubah menjadi datar "cepet naik"

"iya"

❇❇❇

Di sekolah

Bara berjalan menuju kelas sambil mengengam tanggan, sepanjang perjalan menuju kelas mata menuju kepada ana dan bara.

"nih dia orang nya!" kata marco

I HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang