Ana berjalan menuju gerbang sekolah seorang diri, karana kedua sahabatnya dewi dan sinta harus piket terlebih dahulu.
Tin.. Tin...
Ana berhenti ketika sebuah klakson motor berbunyi mungkin mengisyarat dirinya untuk berhenti. Ana dengan malas memutar badanya dan melihat siapa yg menyuruhnya berhenti dengan mengunakan kelakson motor.
Ya pria itu adalah bara mahesa, pria yg hari ini menyuruh ana untuk menjadi pacar nya.
"apa?" ujar ana malas
"kan udah dibilangin kalo, aku nunggu di parkiran" ujar bara sambil melepaskan helmnya
"emang lo siapa gue? " tanya ana
"sekarang gue pacar lo, lo gaboleh ngebantah sedikit pun sama gue. Oke" jawab bara
"aneh" ana pun ingin meninggalkan bara tapi tiba tiba bara mencekal lenggannya
"naik sekarang kemotor gue" ketus bara "gaada penolakan"
Ana merasa aneh dengan sikap bara, tadi dirinya sangat lembut pada ana taoi sekarang ketus dan dinggin
"gue gamau!" kesal ana
Bara makin mengeratkan cekalanya di lengan ana, ana pun meringis kesakitan
"gue gak menerima penolakan, lo naik sekarang atau gue.." ancam bara
"iya gue naik," ana pasrah mau tidak mau ia naik kemotor milik bara
Setelah ana naik, bara pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Ana yg takut, hanya berpegangan ke tas milik bara , sebenarnya ana taku jika harus berpegangan kepundak atau kepinggang milik bara, takut bara marah.
Saat berada di lampu merah bara tersadar tanggan milik ana tidak memegang pundak atau pingganya. Tanpa basa basi bara menarik tanggan ana, untuk berbepengangan dipinggang milik ana. Dilain sisi ana terkejut apa yg dilakukan bara. Ana masih bingung siapa bara sebenarnya. Dari balik helm bara tersenyum puas.
Bara menghentikan motornya di sebuah mall elite di jakarta , setelah parkir ia pun langsung mengengam tanggan milik ana untuk masuk ke dalam mall.
"kok lo bawa gue kesini sih? Gue kan mau pulang" ujar ana
"kita makan, emang nya lo gak laper?" tanya bara. Tetap berjalan sambil mengengam tanggan ana
Ana hanya tersenyum dan memperlihatkan pupy eyes nya.
Setelah sampai di dpn starbucks , bara dan ana masuk kedalam , bara mempersilakan ana duduk, bara tidak dudu di depan nya melaikan di sebelah nya.
Kepala ana pusing, sebenarnya ada apa dengan hari ini? Mulai dari dia memimpikan mamah nya, lupa membawa buku kimiannya, bara mengajaknya pacar dan makan. Uh ana makin pusing.
"mau minum apa na?" tanya bara lembut
"hm.. Gue mau Green Tea Latte yg besar ya" jawab ana
Ana sangat suka sekali greentea, menurutnya greentea adalah segalanya.
"yuadah, gue pesen dulunya" ujar bara menuju kasir

KAMU SEDANG MEMBACA
I Hurt
Teen Fiction-Saat yang paling menyakitkan adalah mereka pergi tanpa pamit- ana -Menyerah pada keadaan bukan berarti kamu lemah terkadang menyerah berarti kamu cukup kuat untuk mengikhlaskannya pergi- Bara