Deru kendaraan berteriak lantang di jalanan. Lentera jalanan mulai tampak menyala. Namun, lampu hijau di traffic light belum juga menyala sedari tadi karena kendaraan masih bergerak di tempat yang sama.
"Apa listriknya mati ?"fikirnya kesal.
Seorang pria berparas rupawan berambut hitam yang mencuat kebelakang menantang gravitasi layaknya bokong unggas tengah duduk di kursi belakang kemudi mobilnya. Air mukanya tampak kesal dengan bibir mengerucut, dahi berkerut dan sorot mata yang tajam memandangi jalanan Konoha yang sudah tampak asing di wajahnya. Pria yang akrab disapa Uchiha Sasuke melirik jam tangan mahal di pergelangan tangannya. Hampir satu jam, ia terjebak dalam kemacetan. Sasuke memang sudah tak asing lagi dengan yang bernama kemacetan sejak ia memutuskan hijrah ke negri Pangeran William untuk melanjutkan study - nya. Sasuke sering menjumpai kemacetan disana. Namun, sungguh menyebalkan jika harus menghadapi kemacetan disaat ia dalam kondisi begitu lelah setelah menempuh perjalanan yang jauh dari London untuk sampai ke kampung halaman tercintanya, Konoha. Sasuke yakin perasaan pengendara lain juga sama seperti dirinya. Seingat Sasuke dulu kampungnya tak semacet ini ?. Hey, bung ! sudah berapa lama kau meninggalkan Konoha ?. Yeah, sudah tujuh tahun lamanya, Sasuke pergi meninggalkan negri tercintanya itu demi mengejar cita - cita dan ambisinya.
" Perasaan dulu tak semacet ini ?", gerutunya kesal yang masih dapat tertangkap oleh indera pendengaran sopirnya yang duduk didepannya . Sang sopir hanya tersenyum kecil mendengar gerutuan tuan mudanya.
" Apa masih lama pak ?", tanya Pria berparas rupawan itu pada sopirnya . Ia melipat kedua lengannya di depan dadanya yang bidang.
" Keliatannya masih lama tuan", jawabnya.
" Aku tak menyangka Konoha akan semacet ini", ungkap Sasuke. Kemudian disambut oleh tawa renyah dari sopir pribadi keluarganya yang diperintahkan untuk menjemputnya di bandara. " Yah..anda terlalu lama berada di London tuan".
" Hn. Cukup lama", ujarnya.
" Sebenarnya tidak akan macet separah ini...kalau saja tidak ada kecelakaan di depan", jelas pria paruhbaya tersebut.
Kedua alis Sasuke saling bertaut. Ia tak menyangka kepulangannya ke negri tercintanya disambut oleh peristiwa yang mengerikan. "Kecelakaan ?" tanyanya sedikit terkejut .
"Iya tuan, ada truck bermuatan domba menabrak pohon besar . Sopirnya ngantuk..lalu dombanya turun semua ke jalanan. Kurang lebih ada 100 ekor domba , tapi untung saja tak ada korban jiwa", jelasnya.
Sasuke mendengus kasar, " Kayaknya bakalan lama nih pak" keluh pria rupawan itu.
" Sabar aja tuan", ucap sang sopir menenangkan tuannya.
Sasuke mengalihkan atensinya keluar jendela mobilnya . Pria beronyx hitam sekelam malam itu sedikit menarik garis lengkungan tipis di sudut bibirnya kala dirinya disuguhi oleh pemandangan indah sungai Green Leaf dan hamparan taman yang tertata apik di sepanjang sungai. Cahaya jingga di langit memantul diatas permukaan airnya yang jernih dan tenang . Sasuke sungguh merindukan pemandangan yang indah ini . Pemandangan yang dulu sering dilihatnya bersama Naruto dan sahabatnya yang lain. Sasuke akhirnya memutuskan turun dari mobil setelah berpamit pada sopirnya . Ia ingin bernostalgia sejenak di tempat yang banyak menyimpan kenangan bersama para sahabatnya . Beruntung mobil Sasuke berada di pinggir jalan jadi memudahkannya untuk keluar . Seratus meter dari tempatnya berdiri, Sasuke bisa melihat petugas kepolisian lalu lintas yang sedang berusaha menggiring para domba agar kembali naik ke mobil truck yang membawa mereka . Sasuke menghela napas panjang "merepotkan"gumamnya. Ia melangkahkan kakinya menuju taman Konoha City Garden . Para wanita yang sedang berjalan – jalan disekitar taman tersebut seakan tersihir saat sosok Sasuke melewatinya sedang para pria menatapnya dengan iri. Bagaimana tidak?. Wajah Sasuke tampan dan tinggi badannya diatas rata – rata. Ia punya bahu yang lapang, dada bidang yang lebar dan postur tubuh yang tegak. Sasuke sungguh bak jelmaan dewa Apollo. Cara Sasuke berjalan juga tampak gagah dan ia punya daya tarik yang berbeda . Sasuke menghentikan langkah di tepi sungai , tempat ia dan kawan – kawan nongkrong semasa masih di senior high school. Sasuke sungguh merindukan kota ini . Rindu pada suara berisik sahabat piranganya Naruto, kakak tercintanya Itachi yang sangat menyebalkan menurutnya, suara lembut wanita nomor satu dihidupnya , Bunda Mikoto dan juga Ayahnya Fugaku Uchiha. Tentu saja, Sasuke merindukan semua yang ada di kota ini.
"Konoha, I came back" gumamnya pelan. Angin sore memainkan helaian rambut hitamnya . Sasuke memejamkan matanya dan merasakan udara negrinya yang telah lama ia tinggalkan.
***
Hari ini cukup melelahkan bagi Sakura . Pasien yang ditanganinya cukup banyak sehingga ia pulang agak sore . Terimakasih pada Sara yang menambah pengeluaran energy dari tubuhnya dengan sikap menyebalkannya . Sakura mengerang kesal ketika mendapati jarum indikator bensin pada mobilnya berada di antara angka nol dan satu. Sakura meruntuki kebodohannya, ia lupa kalau bahan bakar mobilnya hampir habis . Sakura tak mau jika harus mendorong mobil , kebetulan tempat pengisian bahan bakar cukup jauh dari tempatnya bekerja. Sehingga Sakura memutuskan untuk naik taksi . Di perjalanan pulang Sakura harus menghadapi kemacetan panjang disebabkan oleh mobil truck bermuatan domba menabrak sebuah pohon lalu para domba yang dimuatnya berhambur keluar dari mobil dan berkeliaran di jalanan . Sakura mendesah frustasi ia ingin segera sampai dirumah . Tak ingin menunggu lama hingga petugas kepolisian lalu lintas menggiring para domba kembali naik ke truck mereka , Sakura memutuskan untuk berjalan kaki menuju rumah . Kebetulan rumah Sakura tidak terlalu jauh dari sini . Jadilah, Sakura berjalan kaki sekarang. Sakura melangkahkan kakinya yang jenjang di sepanjang taman Konoha City Garden dengan gontai . Sakura menahan nafas tiap kali mengingat kesialannya hari ini .
"Aaah..Menyebalkan sekali"Sakura mengerang kesal . Ia mengambil sebuah kerikil kecil dan meleparkannya ke arah sungai untuk melampiaskan rasa kesalnya.
"Bodoh !" ujarnya sambil setengah berteriak , ia meleparkan kerikil itu ke arah air.
Sasuke terkesiap mendengar sebuah suara yang cukup familiar di telinganya . Ia menolehkan kepalanya ke kanan dan...
Tak..
"Aw."Sasuke meringis ketika sebuah benda kecil menghantam lengannya . Benda tersebut keras sehingga menimbulkan rasa sakit pada lengannya .
"Astaga !"Sakura tersentak kaget mendapati kerikil yang dilemparkannya mengenai seseorang . Ia tak menyadari keberadaan seseorang yang berdiri di depannya .
"Tch"Sasuke berdecak kesal kala menyadari benda yang mengenainya adalah sebuah kerikil . Dengan kesal Sasuke mencari orang yang melempari dirinya dengan kerikil tersebut .
"Oh my God !"Sakura terkejut ketika pria yang terkena lemparan kerikil olehnya melihat dirinya yang hendak kabur. Yang lebih mengejutkan lagi adalah wajah pria itu. Astaga mimpi apa Sakura semalam hingga bertemu dengan pria kejam itu ?. Sakura yakin pria kejam itu pasti tak akan melepaskannya. Oh, Tuhan sungguh Sakura tak ingin merasakan kekejaman pria itu lagi . Tanpa pikir panjang Sakura langsung berlari secepat kilat. Masabodoh ! jika kakinya akan terkilir nanti .
Sasuke cukup terkejut mendapati orang yang melemparinya kerikil adalah' junior rese' Sasuke . Sasuke mendengus kasar melihatnya yang hendak kabur, "Menyebalkan". Sasuke pun langsung berlari mengejarnya.
***
Hh..hh..hh Sakura bersembunyi di belakang semak – semak sambil mengatur ritme napasnya yang tak beraturan sehabis berlari kencang . Beruntung karena Sasuke tak melihatnya . Sakura bersyukur kepada Yang Maha Kuasa karena berhasil kabur dari pria itu.
Napas Sasuke terengah – engah sehabis berlari mengejar Sakura. Sungguh sial nasib Sasuke karena gadis pink itu berhasil kabur . Sasuke tak habis pikir, gadis pink itu bisa berlari dengan kencang dengan high heels setinggi 12 cm ?!.
"Shit !"Sasuke mengumpat kasar . Ia tak menyangka pertemuan pertama - nya dengan gadis pink itu akan seperti ini. Sasuke terkekeh dengan sinis, " Awas saja kau pinky ! " ucap Sasuke berang .
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Stop The Feeling - Hiatus
FanficKarena sebuah kerikil , Sakura terpaksa harus berurusan dengan mantan seniornya yang menyebalkan . Pertemuan kembali dengan pria itu, berhasil memporak - porandakan hatinya . Sakura tak ingin menjilat ludahnya sendiri . Taruhannya dengan Ino, membu...