#part6

515 36 2
                                    

"Ibu itu sudah bosan sama tingkah kalian,ibu merasa malu! Ibu malu tak merubah sifat kalian. Orang tua kalian menitipkan kalian pada ibu buat apa?"

"Gak tau bu" jawab Delfa masih menunduk

"Buat ngerubah kalian" sentak bu Etik selaku guru BP SMA Bakti. Bu Etik termasuk dalam guru idaman. Karna parasnya yang cantik,lembut dan jago nyanyi. Tapi jika sudah marah ya seperti ada bom atom meledak.

"Sekarang ibu gak mau tau kalian harus ibu hukum" Ujar Bu Etik selembut mungkin demi menetralkan amarahnya.

"Hukum apa bu?" Tanya Marcel

"Nanti kalian akan tahu"

***

"Argggg demen banget sih bu Etik hukum kita" gerutu Marcel. Ia sebal karna harus menyapu lapangan belakang sekolah yang super duper tak terawat

"Kita?"
Delfa menatap Marcel bingung

"Iya lah siapa lagi?"

"Diantara lo dan gua gak akan ada kata kita lo dengar!" Ancam Delfa

"Serah lo deh nyet serah"

Mereka sibuk dengan pekerjaan masing masing Marcel menyapu lapangan dan Delfa memunguti sampah-sampah yang ada.

Lapangan itu cukup besar. Dulu itu lapangan utama SMA Bakti, disitulah tempat diadakan berbagai perlombaan antar sekolah. Namun pihak sekolah membangun lapangan lain disisi gedung. Jadi lapangan belakang tak terawat dan terbengkalai begitu saja.

"Argggg capek gua"
Desah Delfa sembari membersihkan peluh diwajahnya. Ia berjalan menghampiri Marcel yang duduk ditepi lapangan.

"Gua juga nyet hauss"
Balas Marcel.

"Ahhh andai tadi bolos aja"
Ujar Delfa menyesali tindakanya tadi.

"Ini salah lo nyet."

"Kok gua?"
Dahi Delfa berkerut ia tak mengerti maksud Marcel

"Kalo saja motor lo gak mogok gua gak bakal nyamperin lo"
Timpal Marcel sengit

"Siapa suruh lo peduli ke gua"
Sejujurnya ia geram atas ucapan Marcel tapi ia tak ingin memperparah keadaan. Bisa bisa ia dihukum 2 kali

"Siapa yang peduli sama lo"

"Tadi ngapain nawarin buat berangkat bareng"
Sudut kiri bibir Delfa terangkat mendengar ucapanya sendiri.

"Gu.. gua becanda"
Raut wajah Marcel berubah. Ia gelagapan sendiri

"Kok maksa"
Skak mat Marcel tak bisa barkata apa apa. Dalam pikiranya ia juga menyesali perbuatanya tadi.

"Agghhh bodo amat"
Marcel sudah cukup malu. Ia merebahkan tubuhnya dilapangan matanya menatap langin biru diatas. Perlahan ia menutup matanya menghirup nafas dalam dan mengeluarkanya perlahan, ia juga sadar ia sedang tersenyum.

Hening diantara keduanya. Tak ada yang ingin mengawali kata. Mereka larut dalam fikiranya masing masing. Hingga kulit dan wajah mereka memerah karna terpapar sinar matahari terlalu lama.

"Kringgg kringggg kringgg"

Bell berdering nyaring. Terdengar juga sorak sorai di penjuru kelas. Bagaimana tidak karna itu yang mereka tunggu! bell istirahat bagi mereka adalah surga dunia. Termasuk Delfa dan Marcel. Bersama bell tadi masa hukumanya tlah berakhir, mereka bangkit dari duduknya.

Ketika Delfa berdiri kepalanya terasa sangat berat matanya juga sedikit kabur. Hampir saja ia ambruk jika saja ia tak menyeimbangkan tubuhnya dulu.

Marmut Konyol vs Monyet Tomboy (Versi New)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang