#Part9

509 30 1
                                    

Qoutes🎋🎋
"Aku juga manusia yang kerap merasa bosan jika selalu diberi harapan bukan kepastian"

***

Ada satu,dua,tiga,empat... dan banyak lagi bintang diatas sana. Berhambur menghiasi jagad raya. Sangat indah memabukan mata,beruntung sekali mendung kali ini enggan muncul, mungkin saja ia malu terus disalah akan tubuhnya yang menutupi keindahan malam.

Bulan pun tak luput dari pandangan mata, ia bersinar terang menyejukan mata. Bintang dan Bulan! Perpaduan yang apik pada malam ini.
Sepertinya mereka tak sendiri malam ini, ada Marcel dan Delfa menikmati dibawah sana,duduk bersanding dibangku taman.

"Sepertinya bulan sama bintang tau malam ini kita perlu hiburan"
Ujar Delfa masih setia menatap langit malam.

"Iya,mereka memang sengaja del"
Jawab Marcel

"Gak nyangka ya cel! Hidup kita ditentukan sama sebuah paksaan"
Celetuk Delfa seraya mengingat perkataan demi perkataan orang tuanya.

Marcel menahan nafas sebentar,kemudian menghembuskanya kasar.

"Sama Del! Rasanya kaya hidup kita tinggal sebentar lagi"
Hanya dengan nada suara rendah Delfa tau jika Marcel tengah bimbang.

Tangan kecil Delfa terangkat menepuk punggung Marcel. Tatapan Marcel sengaja mengalihkan pada bulan kedua yang berada disampingnya itu. Ia tersenyum manis kearahnya.

"Kamu cantik malam ini"
Goda Marcel seraya menyingkirkan anak rambut Delfa kebelakang telinga. Wajah Delfa merona seketika,baru kali ini ia dipuji dengan kata cantik.

"Itu karna make up"
Timpal Delfa, mengalihkan pandanganya kesisi lain. Berharap Marcel tak melihat rona merah diwajahnya.

"Mungkin saja"
Marcel sadar akan tingkah Delfa. Jarang-jarang ia melihat Delfa merona karnanya.

"Ehhh Delfa lian ada Bulan jatuh"
Ujar Marcel menunjuk pada langit malam.

"Mana-mana"
Delfa kepo karna ucapannya tadi.

"Itu lo"
Telunjuk Marcel menunjuk sebuah bintang kecil yang mulai merosot turun

" itu bintang sell!"
Delfa membenarkan ucapan Marcel tadi.

"Emang tadi gua bilang apa"
Marcel mengelak cepat.

"Bulan"
Memang benar tadi Marcel bilang yang jatuh itu bulan bukan bintang.

"Salah denger kamu"
Elak Marcel, dan malah menyalahkan Delfa.

"Engg.... "
Belum sempat Delfa meneruskan ucapanya. Tangan Marcel lebih dulu menutup mulut Delfa.
Marcel menatap Delfa lekat dari atas sampai bawah. Ia memajukan wajahnya kearah wajah delfa. Delfa memejamkan mata,berharap kemungkinan buruk tidak akan tiba.
Wajah marcel sudah ada disamping wajah Delfa. Disana ia bisa menghirup aroma farfum Delfa.

Alrm bahaya ditubuh Delfa berbunyi. Ia harus cepat cepat menjauh dari Marcel. Ia memukul mukul pundak marcel,kakinya ingin menendang perut Marcel namun sayangnya kaki jenjangnya menyulitkannya.

"Kita minta permohonan dulu baru boleh berantem"

Bisik Marcel tepat disebelah telinga Delfa. Hingga Delfa bisa merasakan hembusan nafas Marcel menerpa kulitnya yang tak tertutup kalin.

Marmut Konyol vs Monyet Tomboy (Versi New)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang