#18. I Love Her

4.4K 509 178
                                    

_____

Sebuah mobil sedan hitam terparkir di depan sebuah gerbang besar berwarna hitam. Kaca hitam dari mobil itu bergerak turun hingga memperlihatkan dua orang pria yang sedang menatap ke arah rumah besar bak istana itu. Tentu saja mereka tahu di mana mereka berada. Di mana lagi rumah besar dan menyeramkan jika bukan di kediaman Robert Han.

"Apa rumah ini selalu menyeramkan?" tanya pria yang duduk di bangku kemudi itu. Dan pria lain yang duduk di bangku sebelahnya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari rumah besar tersebut.

"Ayo!" Ajaknya kemudian membuka pintu mobil sedan itu.

Kini keduanya berdiri di depan gerbang putih tersebut. Tuan Son dan Sean menatap tingginya gerbang rumah ini. Memang terlihat seperti istana jika dibilang. Namun istana dengan penghuni makhluk halus kasarannya. Bagaimana tidak? Halaman rumahnya saja begitu kotor karena daun-daun kering berserakkan di sana.

"Kau takut?" tanya Sean menatap Hyun Jae yang saat ini terlihat aneh dengan ekspresi wajahnya.

"Bukan, kau pun tahu aku sudah pernah mengalami hal yang lebih dari ini. Datang ke markas vampir bukanlah hal besar untukku. Aku hanya –" Tuan Son menarik napasnya panjang sebelum ia menatap Sean lagi. "Bimbang."

"Kau takut Wendy akan kecewa padamu?"

"Ya, kau tahu, aku baru mengurusnya beberapa bulan ini. Karena sebelumnya kakek dan neneknya yang mengurusnya di Kanada. Aku ingin membangun hubungan kami dengan baik, maksudku, menjadi ayah yang baik untuknya. Menurutmu, apa pilihanku sudah benar?"

"Jika kau melakukannya karena mencintai Wendy, itu tidaklah salah. Tapi kau tahu sendiri jika cinta itu sangat kuat. Meski kau memisahkan mereka, jika memang takdir memilih menyatukan keduanya, kau tidak bisa menolaknya Jae-ya," Jelas Sean menghela napasnya. Sejenak, Tuan Son memikirkan ucapan Sean yang memang ada benarnya juga.

Apa ia bisa melawan takdir? Tentu saja tidak! Tapi di sini, ia hanya memikirkan keselamatan putrinya. Satu-satunya putri yang ia miliki di dunia ini. Dan ia bersumpah, jika sesuatu terjadi pada Wendy, ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri. Bahkan ia juga akan semakin merasa bersalah pada mendiang istrinya karena tidak bisa menjaga Wendy dengan baik.

Tapi, ia juga ingin Wendy bahagia bersama orang yang ia cintai. Tidakah kalian berpikir jika pikirannya benar-benar kacau saat ini? Memilih di antara dua pilihan yang benar-benar sulit. Sungguh, ia benar-benar ingin menghilang dari dunia ini untuk pertama kalinya.

"Jadi masuk?"

"Ya," Jawab Tuan Son tanpa berpikir lebih lama lagi. Ya, mungkin ini pilihan terbaik. Memisahkan Chanyeol dan Wendy agar putrinya tidak terkena masalah apa pun. Ia sudah tidak ingin berhubungan dengan makhluk-makhluk seperti mereka lagi sejak istrinya meninggal.

Sean menyentuh pintu gerbang itu sedikit saja dan nyatanya langsung terbuka. Tuan Son nampaknya terkagum dengan itu. Dan detik selanjutnya, keduanya melangkah masuk ke dalam halaman rumah Robert.

Keduanya pun sampai pada pintu depan rumah itu, Sean mengetuk tiga kali dan alhasil, pintu itu juga terbuka dengan sendirinya. Ajaib memang, namun Sean rasanya sudah terlalu menghafal setiap sudut rumah ini. Apalagi karena pertemanannya dengan Robert.

"Rob–"

"Tumben kau mengunjungiku, Sean," Ucap seseorang yang sedang berjalan turun dari anak tangga. Seorang pria yang sudah berumur satu milenium itu mengenakan jas hitam panjang disertai wajah pucatnya. Ah, jangan lupakan tentang taringnya yang sedikit keluar dari mulutnya.

Tuan Son tidak takut dengan hal itu, hanya saja ia nampak berpikir sejenak, sudah berapa tahun ia tidak bertemu dengan makhluk seperti ini? Rasanya sudah sangat lama jika diingat.

• The Perfect Mate | Wenyeol | NEW VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang