#23. Touch Me Like You Do (18+)

7.6K 500 125
                                    


Dimohon kebijakannya yang belum cukup umur. Ada adegan mature di chapter ini :)

***

Chanyeol mengusap wajahnya lembut sambil menegakkan tubuh atasnya yang polos. Di lihatnya gadis yang sedang tidur di sebelahnya dengan nyaman. Jangan lupakan kemeja kebesaran Chanyeol yang melilit tubuhnya dengan setengah kancing yang terbuka. Apa Chanyeol harus menjelaskan kegiatan mereka semalam? Ah, lupakan hal itu. Jika mengingatnya, Chanyeol benar-benar tidak akan terkendali dan kembali menyerang Wendy mungkin.

Diciumnya sebentar pelipis Wendy berkali-kali hingga gadis itu melenguh pelan namun tidak membuka matanya. Jujur, Chanyeol harus kembali ke sekolah namun mana tahan ia melihat Wendy seperti ini? Ini bahaya, sangat bahaya dan benar-benar membahayakan pikirannya.

"Sayang?" bisik Chanyeol sambil mencium daun telinga Wendy serta menggigit gemas telinga mungil itu. Wendy masih malas untuk sekedar membuka matanya dan memilih mengeratkan selimut tebalnya pada tubuhnya. Chanyeol tersenyum kemudian mengusap punggung Wendy lembut. "Aku harus pergi ke sekolah," bisiknya lagi dan Wendy hanya mengangguk dengan mata terpejam.

"Tapi sebelum pergi aku harus melakukan sesuatu padamu. Bisa bangun sebentar?" tanya Chanyeol.

Wendy menggeleng. "Aku mengantuk," gumamnya membuat Chanyeol gemas. Memang vampir baru bisa merasakan kantuk seperti halnya manusia. Semua itu karena mereka belum terlatih saja. Berbeda dengan Chanyeol yang bisa tidur atau tidak kapan saja.

"Sebentar saja, Wen. Ayolah, Sayang, hm?" Chanyeol menciumi pipi Wendy sambil mengusap pundak gadisnya lembut. Terdengar sebuah helaan napas dari bibir gadis itu, perlahan ia membuka matanya dan mulai menatap sayu pada Chanyeol.

"Menyebalkan," keluhnya sedikit kesal dan Chanyeol menyunggingkan senyuman kemenangannya.

Gadis itu menegakkan tubuhnya sambil mengusap wajahnya. Ia melirik ke arah jam dinding dan menunjukkan pukul tujuh pagi. Kenapa juga Chanyeol tidak segera bersiap? Wendy melirik pria itu sekilas dan mendesah pelan. "Kenapa belum mandi, Yeolie?" tanya Wendy kemudian turun dari ranjang kamar mereka untuk meneguk segelas air. Chanyeol mengikuti langkah kekasihnya dan akhirnya memeluk tubuh mungil itu dari belakang. Membanmkan dagunya pada ceruk leher Wendy dan menghirup aroma gadisnya dalam-dalam.

"Tadi aku sudah memberikan alasan, kan?"

"Memangnya mau melakukan apa?"

"Bercinta lagi, mungkin?"

"Mandi, Yeolie! Nanti kau bisa terlambat. Ah, aku ha –us," ujar Wendy pelan sambil memutar tubuhnya menghadap Chanyeol. Matanya seperti berbinar mengharapkan sesuatu dari prianya itu. Chanyeol memutar matanya jengah.

"Apa kau sedang balas dendam sekarang?" Chanyeol mengacak rambut Wendy sambil berucap kesal.

Gadis itu menggeleng cepat dengan wajah lugunya. "Tidak boleh? Aku tidak memaksa jika kau tidak mau." Wendy kemudian melepaskan tangan Chanyeol dari pinggangnya.

"Ayolah, Sayang, jangan marah lagi. Semalam kau sudah marah padaku. Apa pagi ini harus bertengkar lagi?" Chanyeol berucap frustrasi sambil mengacak rambutnya kasar. Sedang gadis itu hanya diam sambil duduk kembali di atas ranjang. Wendy menatap Chanyeol sekilas dan akhirnya memilih merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

"Tidak perlu!" ucapnya ketus dari bawah selimut tebalnya.

"Wendy Sayang, ayolah, jangan marah seperti ini. Siapa bilang aku tidak mau memberikannya?" Chanyeol mendekat sambil menggoyang pelan tubuhnya.

Wendy diam-diam tersenyum lalu membuka selimutnya. "Lalu kenapa kau bilang aku sedang balas dendam?" Wendy menunjukkan wajah sedikit kesalnya. Meski pun aslinya, ia hanya melakoni sebuah akting saja.

• The Perfect Mate | Wenyeol | NEW VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang