Suara desiran air sungai itu, mengalir tanpa henti, seakan energi mereka abadi, tak pernah habis. Menyenangkan, tapi juga mampu melarutkan lamunan.
Neon terpaku pada sungai mengalir di depannya. Ia tak perlu pena untuk mencatat kejadian ini dalam ingatannya. Ingatannya kuat sebagaimana keluarga kerajaan. Oleh sebab itu, keputusan kerajaan ini tak pernah mendapatkan protes berarti, sebab mereka konsisten dalam memimpin.
Ia terlarut, hanyut tapi terarah oleh ingatan seminggu yang lalu. Pertemuan dengan pesohor negeri itu menyenangkan. Oksigen selalu mampu bereaksi dengan atom lain, meski seringkali merugikan. Tak ada protes berarti, mereka menerima. Besi (Fe) bahkan diam dan menerima kondisi karat karena bersinggungan dengan Oksigen. Ah, kekuatan luar biasa.
Tapi, seperti halnya Helium. Ia pun mengingat kembali tugasnya disini. Alasan pemilihan dirinya sebagai gas mulia. Atom mulia yang jadi teladan bagi atom yang lain. Mengapa?
Wawancara tak selalu merepotkan, bahkan bagi mereka yang penuh tanya, hal itu membantunya untuk menanyakan dirinya sendiri. Mencari alasan tentang kejadian dan takdir tentang makna keberadaan. Wawancara minggu lalu bersama Profesor X memberikan beberapa penjelasan.
"Kenapa kami mulia, Prof?"
"Apa kalian selalu dipenuhi pikiran seperti ini?"
Neon terdiam.
"Oke, baiklah. Mari ikuti aku!"
"Kalian adalah simbol keseimbangan, sebab susunan diri kalian sejak bawaan lahirnya."
"..."
"Memang aku isinya apa?"heran Neon.
"Pertanyaan yang bagus!" pujinya, lalu tersenyum.
"Apa tidak terdengar pertanyaan bodoh?" Neon mencoba mengutarakan pemikirannya
"Hmm, tidak!" jawab singkat Profesor.
"Sebenarnya kalian stabil sebab kalian tak tertarik untuk mengambil apapun dan memberi apapun." lanjut Profesor.
Neon mulai binggung.
"Energi kalian rendah."jelas Prof lagi, berharap Neon mengerti.
"Bisa dimengerti, kami tak memerlukan banyak makanan (energi) untuk hidup."
"Yup, ungkapan yang bagus." senyum Prof mengembang, merasa berhasil.
"Lalu?" tanya Neon.
"Lalu, ditelitilah kecenderungan sifatmu dan saudara-saudaramu." jelas Profesor.
"Dilihat dari elektron kami?" tebak Neon.
"Tepat!" Antusiasnya mendengar pemahaman Neon.
"Tapi aku berbeda dengan Helium, kenapa dia juga stabil?" tanya Neon heran.
"Energi Helium juga terendah, stabil artinya. Tapi, ukurannya yang kecil ternyata memberikan makna stabil." jelas Prof.
"Ia stabil dengan caranya sendiri?"muka heran Neon
"Ya."Prof mengangguk dan tersenyum.
"Hanya dengan 2 elektron di kulit terluar?" Neon mencoba menyakinkan dirinya.
Prof mengangguk mantap.
"Semuanya tak bisa dilihat begitu saja, harus dicoba ketahanannya setelah melalui proses. Kalian stabil dengan jumlah elektron 8 pada kulit terluar, tapi dia mampu stabil dengan jumlah elektron terluar hanya 2." jelas Profesor.
"Apa itu sebabnya ia hanya menjadi model bagi Hidrogen?" ungkap Neon.
"Kau mengerti dengan mudah. Kau cerdas! Helium menjadi acuan Hidrogen, sebab keterbatasan elektron yang dimilikinya" Prof mengharapkan mimik wajah Neon menunjukkan kepuasan.
Neon tak banyak berekspresi, datar seperti biasa.
"Apa ini wawancaraku atau wawancaramu?" goda Profesor.
"Ah, maaf. Kau bisa melanjutkan pertanyaanmu sekarang." sahutnya kemudian, berat hati menutup sesi pertanyaan ini.
~~~~
Terima kasih bersedia membaca. Hal yang luar biasa dari sebuah karya, apresiasi pembaca. Mulai dari membaca, ditingkatkan lebih ke vote dan comment. Follow juga diperbolehkan! *ah, modus!* hehe
Sebagai informasi, saya coba membuat cerita ringan tapi berisi informasi bermanfaat untuk memahami alam dan terus belajar. Semoga bermanfaat! 😊
Sampai jumpa lagi!👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Chemistry di Kimia SMA
Science Fiction#38 Highest Rank in Science Fiction (15052018) [TAMAT] Mencoba menceritakan pelajaran Kimia dalam bentuk narasi menyenangkan. Semoga bermanfaat. --- "Kamu baik saja jika sendiri?" "Eh?" "...." "Ah iya, aku baik. Aku Neon. Salam kenal!" "Wah, kamu Ne...