*****
Menjelang debutnya, Sunggyu jadi makin sibuk. Tidak hanya latihan, dia juga sedang diskusikan dengan agensi tentang konsep debut, konsep showcase untuk debutnya serta jadwal kedepannya nanti. Karna saking malasnya, Sunggyu menyerahkan masalah jadwal pada Hoan hyung. Lagipula menurutnya sebagai artis baru, patuh pada agensi jadi salah satu cara membuka jalan karirnya.
Waktu santainya juga makin berkurang.
"Hyung, sudah dapat tiket showcase debutnya pacarmu?" tanya Ilhoon yang baru saja masuk ke ruang kerja Woohyun dengan beberapa map putih.
"Belum. Nanti minta langsung saja."
Woohyun juga tak kalah sibuk. Pekerjaan ada saja tiap harinya. Membayangkan untuk harus ikut berebut tiket dengan para fansnya Sunggyu membuatnya makin pusing. Jadi pilihannya adalah minta langsung dari sang empunya acara.
"Yah! Mana boleh begitu? Sunggyu hyung akan lebih senang kalau kau dapatkan sendiri."
"Aku tak yakin bisa dapat. Kapan dibuka penjualan onlinenya?"
"Nah justru itu. Kalau kau bisa mendapatkannya walau cuma satu, Sunggyu hyung pasti akan merasa sangat senang karna kau berjuang untuknya."
"Iyaiya. Hufff, Aku curiga kau ini jangan-jangan saudara atau malah agen rahasianya Sunggyu, perkataanmu seringkali benar sebelumnya. Sunggyu inilah, itulah, aku harus begini harus begitu."
"Hahaha... Aku cuma terlalu sering dengar ceritamu tentang Sunggyu hyung, jadi ikut memahaminya."
"Daebak."
"Yasudah jangan lupa setel alarmmu. Penjualan resminya dibuka sore ini jam empat."
"Geurae, gomawo."
Daripada lupa, Woohyun langsung menyetel alarm di ponselnya. Demi Sunggyu!
*****
"Ulangi lagi gerakan pertama! Fokus Sunggyu! Fokus!!"
Seorang Sunggyu yang kakunya mengalahkan bebatuan di dasar sungai, disuruh untuk menari. Ada satu sesi dalam acara showcase debutnya nanti dimana Sunggyu harus menampilkan tarian dari sebuah lagu. Tidak sulit sih, tapi karna kaku bawaannya sejak lahir, sudah latihan tiga minggu pun belum mahir juga.
"Kau harus lebih rileks, Kim Sunggyu." tambah sang mentor.
Sunggyu sudah lelah. Kalau ibarat baterai ponsel, dayanya tersisa 3% lagi. Perkataan sang mentor bak angin lalu. Keringat bercucuran dari seluruh lubang pori-porinya. Napasnya makin tak beraturan.
"Mianhaeyo, Ssaem. Tapi aku sudah tidak kuat."
"Geurae. Supaya tidak terlalu memforsir tenagamu, lusa adalah hari debutmu, latihan fisiknya kita sudahi hari ini. Selanjutnya perbanyak menonton video tutorialnya. Aku percaya padamu, Kim Sunggyu."
"Nde, Ssaem. Kamsahamnida."
Hoan manajer yang sedari tadi duduk di sisi ruang latihan segera menghampiri artisnya. Menyodorkan botol minum dan handuk kecil.
"Kau sudah dengar kabarnya?" kata Hoan pada Sunggyu.
"Kabar apa?"
"Tiket showcasemu ludes terjual cuma dalam hitungan menit."
"Jinjjaro? Kau serius Hyung?"
"Eumh... Direktur Lee menelponmu tadi, tapi aku yang angkat karna kau masih latihan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[DISCONTINUED] Love And You
FanfictionSEQUEL - Blind Love Ketika sesuatu terlalu mudah untuk didapatkan, maka suatu saat kau juga akan dengan mudah melepaskannya Sunggyu ibarat soal matematika 'level dewa' yang pernah diselesaikan Woohyun, Jadi apapun yang terjadi, Sunggyu akan selalu...