4. Punya Koneksi

1.9K 293 40
                                    

Serial HAMASSAAD season 4 – 04. Punya Koneksi

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2017, 19 Oktober

-::-

RasulAllah Shallallahu 'Alayhi Wasallam berkata,

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

"(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai."

( HR. Bukhari no. 6171 dan Muslim no. 2639 )

-::-

Rabu malam, seperti biasanya, Hamas dan Saad bertolak dari kontrakan Saad menuju Masjid Agung Al Azhar yang terletak di bilangan Kebayoran Baru. Berangkat bakda Magrib, keduanya tiba jelang Isya. Dan begitu mereka selesai wudhu, terdengar azan berkumandang.

"Alhamdulillaah..." ucap Saad setelah melafalkan doa setelah berwudhu.

Asyhaadu al laa ilaaha illallaah wah dahulaa syariikala lahul mulku wa lahul hamdul wa huwa 'alaa kulli syain qodiir wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rosuuluh. Allaahummaj'alni minattawwaabiin waj'alnii minal mutathohiriin. Subhanaka Allaahumma wa bihamdika, asyhadu al laa ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.

"Kuy lah," Hamas menyenggol lengan Saad dengan siku kanannya. Mengajak Saad untuk bergegas ke ruang shalat di lantai utama.

Tapi sayangnya, begitu mereka keluar dari tempat wudhu dan hendak menaiki tangga, langkah mereka dicegah oleh beberapa panitia lelaki yang menyatakan bahwa ruang shalat di lantai utama sudah penuh. Mereka dipersilakan untuk shalat Isya di ruang bawah Masjid Al Azhar; Aula Buya Hamka.

Hamas menoleh, memandang Saad, seolah bertanya; Gimana nih?

"Thayyib, Akh," kata Saad pada Panitia.

Saad menarik diri dari sisi bawah tangga, berbelok ke kanan. Bersama Hamas, ia menuju ruang bawah yang dimaksud panitia.

Maklum memang, sebab Kajian The Rabbaanians alhamdulillaah selalu ramai oleh jamaah. Terlebih jika pemateri yang didaulat adalah pemateri yang sudah memiliki tempat di hati jamaah. Istilahnya, hujan badai kan kuseberangi!

"Lah terus kita gimana, nyet?" tanya Hamas, seraya menyejajari langkah Saad.

"Ya shalat di sini, Mas. Emang mau di mana?" tanya Saad dengan ekspresi tenang seperti biasa.

Mereka memang baru ini datang terlambat. Biasanya sebelum azan Magrib, mereka sudah stand by di ruang shalat utama, bersama yang lain. Entah itu Bima, Fajar, Shiddiq, atau Ben.

Makanya, Hamas lumayan kesal karena langkah mereka tadi dihentikan. Tapi ya mau bagaimana lagi? Ruang atas sudah penuh.

Suara iqomah membuat keduanya langsung bersiap untuk shalat berjamaah.

Ruang Aula Buya Hamka juga tak kalah penuh rupanya. Antusiasme jamaah yang hendak menghadiri kajian rutin yang malam ini insyaaAllah akan diisi oleh Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri Hafidzahullaah Ta'ala, ternyata berlimpah ruah. Bahkan saat shalat ditunaikan, masih banyak yang berdatangan, yang kemudian shalat bergantian ketika yang lain sudah selesai berjamaah.

Saad menepikan dirinya, memberi ruang agar ikhwan lain bisa mendapat tempat untuk shalat Isya. Hamas ikut menempel di dinding. Tubuhnya yang tinggi membuatnya mampu melihat seberapa banyak orang yang memaksa masuk untuk bisa shalat Isya.

[✓] HAMASSAAD MahabbatullaahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang