Bab Bonus Novel HAMASSAAD Mahabbatullaah : Jadi Mulia
"Jadi mulia itu mestinya tujuan setiap manusia. Terutama akhwat nih," kata Saad. "Acuan berpakaian mestinya bukan artis Korea, atau siapa lah yang belum jelas ditempatkan di surga atau ngga..."
Hanun melirik Yaritsa. Bibirnya manyun-manyun sedangkan Yaritsa cengengesan mendengar penjelasan Saad. Hamas sudah lebih dulu terbahak.
"Atau band band yang konsernya diuber sampai keluar negeri," tambah Saad. Hamas refleks mengatupkan rahangnya. Ulu hatinya rasanya sakit bukan main. "Padahal ngga ada manfaatnya. Ngga bisa bela kita juga di Hari Berbangkit. Bukan mereka yang nunggu kita di Telaga."
"Auk ah," dumal Hamas seraya menyeruput teh manisnya. Sebelum tangannya mengambil camilan khas Korea Selatan menggunakan sumpit dalam detik berikutnya.
"Jadi mulia, kayak empat wanita di surga, Kak,". Saad mengacungkan empat jarinya ke tengah meja. "Siapa aja atuh?"
Hanun melirik Yaritsa lagi.
"Siapa deh?" desis Yaritsa. "Maryam?"
"Maryam," Saad menekuk satu jarinya. Jawaban benar. "Terus?"
"Khadijah?" tebak Hanun. Matanya berbinar melihat Saad menekuk satu jari lagi. "Aisyah?" cecarnya.
Gelengan kepala Saad terlihat. "Aisyah Radhiyallaahu Ta'ala Anha ngga ada dalam jajaran empat wanita mulia yang lagi dibahas, Kak."
"Fatima?" tebak Yaritsa agak ragu.
"Fatima," Saad menekuk jarinya lagi.
"Lah, adek lu masuk jajaran wanita di surga? Seriusan lu?" Hamas mulai heboh.
"Allaahumma aamiin. Gue anggap itu doa," kata Saad, nyengir senang.
Hanun menendang kaki Hamas di bawah meja. "Fatima Binti RasulAllah, Mas. Ah elu mah bikin gue malu aja sih!" omelnya. "Makanya kalau lagi kajian Sirah Nabi, jangan pules!"
"Apa si lu, Kak," Hamas mencibir. Lalu tertawa. "Tahu ae lau, gue pules kadang-kadang. Hahaha."
"Ya Allah, Hamas..." Yaritsa berkomentar tak percaya.
"Yang ke empat siapa, Teh?" Saad bertanya pada Yaritsa. Hanya jari telunjuknya yang tersisa sekarang.
"Aisyah, bukan. Hafshah? Zainab? Ummu Salamah?"
Yaritsa menyebut beberapa nama. Tapi Saad menggeleng.
"Oke, wait..." Hanun mengingat-ingat.
"Asiyah. Istri Firaun," jawab Saad akhirnya. Seluruh jemarinya telah menekuk. "Asiyah, Maryam, Khadijah, Fatima. Empat Ratu di Surga. Keempatnya mulia."
"Oh iya, Asiyah!" pekik Hanun tertahan. "Paling dahsyat tuh. Punya suami Firaun. Kok gue bisa lupa..."
"Nah, dari empat wanita itu, Kak Hanun sama Teh Risa, pengin banget jadi siapa?" tanya Saad, menarik tubuhnya untuk bersandar pada sandaran kursi restoran masakan Korea ini.
Hanun dan Yaritsa spontan berpandangan. Merasa disudutkan oleh pertanyaan Saad barusan.
"Siapa deh, Ris?" Siku Hanun menyenggol lengan Yaritsa. Sedangkan yang disenggol tampaknya berpikir keras juga.
"Sain lau," ucap Hamas dengan bahu berguncang. Masalahnya, dia senang sekali melihat Hanun kebingungan harus menjawab apa.
Khadijah?
Fatima?
Asiyah?
Maryam?Kamu pilih jadi yang mana, Gengs?
Kamu bisa ikutan jawab pertanyaan Aa Saad di kolom komentar, dan bisa juga find out kisah lengkapnya di Novel HAMASSAAD Mahabbatullaah; Bab Jadi Mulia ❤ khayran insyaaAllah 💕💞
Yeay!~
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] HAMASSAAD Mahabbatullaah
SpiritualSeason 4, tjuy! Baca aja dah selagi ada 👌😎