4

173 36 16
                                    

Kita lah yang mengitari matahari,
bukan matahari yang mengitari kita jadi berlaku lah sewajar nya.


Author POV
Seorang wanita melangkahkan kaki jenjang nya di koridor rumah sakit yang sedang sepi. Menggunakan heels yang tingginya sekitar 7 cm hingga menimbulkan bunyi yang sedikit bergema di sepanjang koridor.

Rambutnya digerai indah sebahu berwarna hitam pekat, dan menggenakan pakaian berwarna peach yang senada dengan heels yang dia gunakan. Berjalan santai sambil bernyanyi rendah.

Dia menuju ruangannya, kemudian keluar lagi dengan tampilan yang berbeda dengan menggunakan jas putihnya, rambut yang tadinya di gerai sekarang diikat ekor kuda, dan menggunakan sandal sejenis jepit. Tapi kesan saat melihatnya tetap cantik meskipun sangat sederhana.

Raesha POV

Aku tiba di Rs pas jam 12 siang, karna mendapat panggilan dari atasanku untuk menemui nyan jam 3 sore.

Dan kebetulan hari ini aku jadwal jaga jam 12.00-14.30. Memang hari ini hari yang sungguh sangat membosankan dan tubuhku sedang sedikit malas gerak apalagi ditambah cuaca yang sangat panas siang ini.

Tapi walau bagaimana pun itu adalah kewajibanku mau tak mau ya harus mau.

Aku berada di UGD sedang memeriksa beberapa pasien, jujur hari ini lebih banyak pasien dari biasa. Ada yang kecelakaan, diare, demam dan juga banyak yang lainnya. Menjadi dokter itu bukanlah pekerjaan yang sepele karena ini menyangkut nyawa seseorang.

Dulu saat aku masih masa-masa smp, aku mengira dokter itu hanya sekedar memeriksa lalu memberi obat.

Ternyata semua bukan hanya sekedar memeriksa dan memberi obat, tapi kita harus mendiagnosa suatu penyakit dengan pas jangan sampai salah. Kemudian saat memberi obat juga harus sesuai umur dan dosis yang pas. Jika sampai dosisnya salah itu bisa merenggut nyawa seseorang.

Meskipun perkerjaan ini memiliki tanggung jawab yang besar tapi aku sangat mencintainya.

Jika orang yang kita tangani itu sembuh semua lelah akan tergantikan dengan sebuah kebahagiaan batin, alias kebahagian yang hqq.

***

Kulirik arloji tanganku yang sudah menunjukkan jam 14.50, sepuluh menit lagi sudah jam 3. Aku langsung bersiap-siap untuk menemui atasan ku bapak Adit, bapak adit adalah direktur rumah sakit tempat aku bertugas, dia adalah anak sulung dari keluarga anggara yaitu anak pemilik rumah sakit ini.

Meski masih ada waktu 10 menit lagi, aku langsung pergi kalau menunggu pas jam 3 aku bakal gak tepat waktu karena dari UGD menuju ruangan pak direktur butuh waktu 5 menit dan aku butuh waktu 5 menit ketoilet untuk memperbaiki wajah yg kucel dan berantakan ini.

Dan sekarang aku berada di pintu ruangannya.

tok tok tok
"silahkan masuk" terdengar suara bass laki-laki dari dalam ruangan mempersilakan masuk dengan suara sedikit berteriak. Entah mengapa itu membuatku sedikit gugup. Dokter Adit ini adalah direktur baru yang menjabat sekitar 1 tahun lebih. Dan banyak rumor yang beredar di rumah sakit pak direktur orang yang super galak dan dingin.

Tapi aku tak pernah menghiraukan rumor yang tersebar itu. Ya namanya aja gosip belaka kan gak semua sesuai fakta, toh aku pun belum pernah melihatnya marah, ya fine-fine aja sih cuk.

Aku hanya mengenal orang nya dan namanya saja, aku melihatnya hanya beberapa kali saat berpapasan dan acara rumah sakit atau sebagainya. Dan itu masih bisa dihitung berapa kali.

"Permisi pak" kataku.

"Ya silahkan duduk"

"Saya Raesha Amara dari umum yang bapak telfon tadi siang, ada yang bisa saya bantu pak?" tanyaku dengan sedikit gugup.

"Ya saya tau kamu Raesha, saya dari tadi menunggu kamu, kenapa kamu telat?" jawab nya dengan suara dan tampan yang datar. Lalu kulihat jam tanganku pukul 15.07, huft! cuma telat 5 menit doang haha serius ini direktur songong banget.

"Maaf pak, saya hanya telat 5 menit" jawabku dengan muka sama datar nya.

"5 menit? 5 menit itu juga waktu, kamu tau gak waktu itu berharga sekali untuk saya, waktu itu uang. Dan kamu dengan remehnya menganggap remeh waktu saya. Di rumah sakit bla bla bla" jawaban yang sangat cetus. Dan sekarang aku baru percaya dengan gosip yang beredar setelah kumerasakannya.

Ingin rasanya gue masuin nih ujung sandal jepit ke mulut tuh orang yang kaya pantat bebek, untung ni emosi masih bisa kukontrol biar gak meledak.

"Iya pak iya saya minta maaf" jawabku.

"Dan besok tolong jangan diulangi, oke sekarang kita mulai saja ke inti saya memanggil kamu kesini" katanya, ciaelah pak kenapa gak daritadi aja, kan jadi kebuang ni waktu buat hal yang gak penting apalagi dengerin ocehan yang menyebalkan.

"Iya pak"

"Jadi gini kamu ditugaskan mengikuti sosialiasi sesama dokter di palembang mewakili rumah sakit ini selama 1 minggu, ini hal yang tidak bisa kamu tolak dan saya tidak mau mendengar alasan apapun karena semua biaya di tanggung pihak rumah sakit" shit! mimpi apa gue semalam kok sial banget hari ini.

"Tapi pak kenapa harus saya, kenapa tidak dokter lain saja yang lebih berpengalaman" protesku.

"Karena saya tidak menyuruh yang lain makanya saya suruh kamu. Dan cuma itu yang ingin saya katakan, tolong siapkan mental kamu, karena lusa kamu bakal berangkat. Saya mau keluar dulu" jawabnya lalu langsung pergi meninggalkan ku diruangan nya. Dan aku cuma bisa memasang muka melongo sambil menatap punggung nya yang semakin jauh dan menghilang dibalik pintu.

Sekarang aku mulai berpikir keras, kok bisa ya ada manusia gitu. Aku sih tidak terlalu masalah kalau ditugaskan ke palembang, tapi yang membuat aku kesal itu gara-gara melihat muka nya direktur yang super songong dan seenak jidat aja nugasin orang.

Direktur sebenernya ganteng sih, bola mata nya hitam legam, gigi nya bagus banget ditambah kulit yang putih bersih, penampilan nya ya ala ala cowo tajir -emang tajir anjir. Dari wajah nya sih hampir seumuran denganku mungkin diatas aku, ya sekitaran 28-nan lah. Coba aja kalo gak galak gitu, mungkin gue bakal mencair di tempat.

~~~

TBC.
Halo guys! happy reading ya.
jangan lupa vote&comment :)

20oktober2017

Aku RaeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang