amarah dalam hati

23.9K 1.1K 13
                                    

"STOP!!! HENTIKAN!!! BEN! KAU BISA MEMBUNUHNYA! KUMOHON HENTIKAN BEN!!!" teriak seorang wanita yang baru saja masuk ke dalam ruangan kerja Dixie.

Dixie menoleh ke arah suara wanita itu.
"Kau...???" Ucap Dixie lemah.

Wanita itu segera berlari menghampiri Dixie, mencoba menghalangi suaminya yang akan memukul Dixie lagi.

Dixie melihat wanita itu kembali lebam pada wajah dan lengannya. Seketika Dixie langsung penuh emosi dan amarah melihat lebam pada wanita itu, dan langsung bangkit menukar posisi tubuhnya dengan wanita itu, karena pria itu tetap melayangkan tangannya hendak memukul ke arah Dixie meski wanita itu menghalanginya.

Dixie kali ini menerima pukulan itu di punggungnya, karena melindungi wanita itu. Dixie langsung berbalik dan bangkit memukul pria itu dengan penuh emosi.

Bugh!!! Bugh!!! Bugh!!!
Beberapa pukulan langsung Dixie tujukan ke arah wajah dan perut pria itu hingga pria itu langsung jatuh tersungkur.
"Bangsat!!! Dasar bajingan!!! Teganya kau memukul seorang wanita!!! Dasar banci!!!" Bentak Dixie dengan emosi sambil menendang pria yang sedang meringkuk itu.

Saat Dixie menarik kemeja pria itu untuk berdiri dan hendak memukul wajah pria itu lagi, tangannya ditahan dari belakang oleh wanita tadi.
"Stop! Kumohon hentikan! Jangan pukul suamiku lagi!" Pinta wanita itu pada Dixie.

Dixie menoleh dan melihat wanita itu sudah menangis memohon supaya Dixie mau memaafkan suaminya.
"Tapi dia....???" Geram Dixie dan wanita itu menangis menggelengkan kepalanya, membuat Dixie menyerah dan akhirnya melepaskan cengkeramannya pada kemeja pria itu, menjatuhkannya ke lantai dengan kasar.

"Terima kasih, kumohon maafkan dia. Dia hanya salah paham saat menemukan kartu namamu jatuh dari dalam tasku. Aku mohon maafkan dia." Ucap wanita itu sambil memeluk suaminya yang setengah sadar.

"Apa kau selalu dipukulnya hingga lebam seperti itu?" Tanya Dixie khawatir dengan kondisi wanita itu.

"Dia hanya terlalu mencintaiku dan takut kehilangan aku, hingga melakukan semua ini padaku." Sahut wanita itu menundukkan kepala.

"Shit!!! Kau sering dipukulnya seperti itu dan masih bisa membelanya?! Rasa cinta seperti apa yang dia miliki sampai tega memukulmu seperti itu?!" Tanya Dixie menggelengkan kepala tak percaya dengan ucapan wanita itu.

Tiba-tiba sekretaris Dixie masuk ke ruangan itu bersama dua orang security. Para Security itu langsung mengamankan pria tadi dan membawanya keluar ruangan.

"Pak, anda harus segera ke dokter untuk diobati luka-luka anda." Ucap Carol, sekretaris Dixie.

"Aku baik-baik saja Carol, terima kasih. Kau sudah bisa pulang sekarang. Maaf kau jadi terlambat pulang gara-gara masalah ini." Ucap Dixie.

"Tak masalah pak, kebetulan saya tadi masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan saat pria tadi menerobos masuk ke ruangan anda." Sahut Carol.

"Baiklah pak, saya permisi pulang dulu." Pamit Carol lalu langsung meninggalkan ruangan itu setelah tersenyum menundukkan kepala juga pada wanita yang masih ada di situ.

Wanita itu berbalik hendak mengikuti langkah Carol keluar namun berhenti saat Dixie memanggilnya.
"Maura.. tunggu." Panggil Dixie menahan langkah wanita itu.

Wanita itu menoleh ke arah Dixie.
"Maaf, saya harus segera menolong suami saya dan membawanya pulang." Sahut wanita itu.

Dixie menghela nafas berat dengan geram segera menghampiri wanita itu dan memegang kedua pundak wanita itu, menatapnya meski wanita itu menundukkan kepalanya.

"Dia tidak mencintaimu Maura, kau bisa mati jika terus bertahan dengannya, kau harus segera melaporkan suamimu pada polisi." Ucap Dixie.

Wanita itu mengangkat kepalanya menatap Dixie dan menggelengkan kepalanya.
"Tidak bisa, aku tidak bisa melakukannya. Bagaimana mungkin aku melaporkan orang yang mencintai aku?! Aku tidak bisa." Sahut wanita itu sambil menangis.

My Love Invalid (Pindah ke dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang