Sebuah mansion berdiri megah di pinggiran kota New York. Mansion itu milik seorang bangsawan terwahid di negara ini. Keluarga bangsawan yang termasuk kerabat dekat dengan kerajaan di negara ini, memiliki gelar bangsawan seorang Duke dan Duchess.
Duke Benjamin Romero Osvaldo. Istrinya Duchess Maura Laurentia Osvaldo. Pernikahan mereka dikaruniai seorang putri cantik yang masih berusia lima bulan, saat ini keluarga itu baru dibina hampir dua tahun, namun pertengkaran selalu terjadi hampir setiap hari, ditambah dengan pukulan fisik dan barang yang pecah.
Mansion itu menemukan ketenangan dan kedamaian hanya di saat sang Duke sedang melakukan perjalanan dinas keluar kota ataupun keluar negeri.
Sang Duke adalah seorang suami yang over protective terhadap istrinya, Duchess selalu dilarang keluar rumah sendirian tanpa alasan yang kuat dan urusan penting. Duchess dilarang berbicara apalagi berteman dengan pria manapun termasuk pada bodyguardnya sendiri juga. Duchess selalu memberi perintah kepada para pengawal dan sopirnya melalui asistennya.
Duke Benjamin bagai memiliki gangguan jiwa, sesaat marah besar namun sesaat kemudian menjadi lembut dan penuh penyesalan. Semua asisten rumah tangga di mansion itu hanya bisa berpura-pura menutup mata dan telinga, tak mampu melakukan sesuatu untuk membela ataupun melindungi sang Duchess dari amarah bahkan pukulan sang Duke.
Siang ini sang Duke sedang dalam perjalanan pulang dari dinasnya di Moscow. Sebentar lagi pesawatnya akan mendarat. Duchess Maura segera mampir ke cafe untuk membeli secangkir cappucino kesukaan sang Duke.
Duchess maura seakan melihat pria yang sudah menolongnya dan berniat untuk mengucapkan terima kasih pada pria itu. Duchess Maura lalu berjalan menghampiri pria itu, dan setelahnya dia bertukar kartu nama dengan pria itu.
Duchess Maura segera pergi meninggalkan cafe itu lalu menuju ke bandara untuk menjemput suaminya.
Sang Duke turun dari pesawat pribadinya dan langsung tersenyum melihat istri dan anaknya yang datang menjemput tanpa terlambat.
Duke benjamin Segera memeluk pinggang istrinya dan mencium pipi istrinya lalu anaknya yang ada dalam gendongan istrinya.
"I Miss you Maura." Ucap Duke Benjamin.
"I Miss you too Ben." Sahut Duchess Maura dengan tersenyum."Terima kasih kau sudah datang tepat waktu hari ini. Mari kita pulang, aku sangat lelah." Ucap Duke Benjamin.
"Aku sudah membelikanmu cappucino untuk menghilangkan sedikit rasa lelahmu." Sahut Duchess Maura, dan sang Duke tersenyum senang.
Sesampai di rumah sang Duke masih lembut memperlakukan sang Duchess, namun emosinya seketika menjadi meledak saat Duchess Maura hendak mengeluarkan smartphonenya dari tasnya dan tanpa sengaja menjatuhkan sebuah kartu nama seorang pria dari dalam tasnya.
Duke Benjamin segera mengambil dan membaca kartu nama itu.
"Siapa dia?!" Tanya Duke Benjamin pada istrinya.
"Dia yang saat itu menolong baby quinzy saat keretanya hendak tertabrak bis." Sahut Duchess Maura.Jawaban Maura bukan meredam emosi Ben, tapi malah justru menambah emosinya meninggi.
"Jadi kau sengaja bertemu lagi dengannya saat aku tak ada di rumah?!!!" Bentak Ben."Tidak,tidak! Kau salah. Aku tak sengaja bertemu saat membeli capucino untukmu tadi. Tapi itu hanya saling menyapa saja sekalian aku mengucapkan terima kasih padanya atas pertolongannya." Sahut Maura.
Plak!!
Sebuah tamparan langsung mendarat di pipi Maura.
"Beraninya kau berbohong!!! Kalau kau hanya berterimakasih padanya, lalu kenapa dia sampai memberimu kartu namanya ini?!!! Kau pasti sudah menggodanya dan dia ingin kau datang ke rumahnya!! Begitu kan?!!!" Amarah Ben tak lagi terbendung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Invalid (Pindah ke dreame)
RomansaSatu lagi kisah dari serial My Lovely Bitch dan My Love Innocent. kisah tentang Dixie seorang mafia single, mapan dan rupawan yang jatuh cinta pada seorang wanita yang sudah memiliki suami dan seorang bayi berusia 5 bulan. awal dari pertemuan yang p...