Jam istirahat pun selesai, bel berbunyi menandakan bahwa pelajaran selanjutnya akan dimulai. Semua siswa bergegas menuju kelas masing-masing. Hinata berada di dalam toilet, dia mencoba membuka pintu toilet, namun sekeras apapun dia berusaha pintu itu tidak terbuka jua.
"Tolong. Aku terkunci di dalam" teriaknya agar siapapun yang berada di sekitar toilet membukakan pintu tersebut.
Duk duk duk
Lagi-lagi dia mencoba mengetuk pintu dengan keras agar ada yang menyadari keberadaannya. Namun nihil, tidak ada satu pun yang datang untuk menolongnya.
Waktu pun berlalu, bel pulang sekolah berbunyi menandakan segala aktifitas belajar mengajar telah selesai.
"Ayo kita ke toilet. Kita beri dia sedikit pelajaran tambahan"
"Hahahaha ayo"
Shion dkk pelaku pembullyan yang menimpa Hinata. Mereka datang ke kamar mandi tempat Hinata terkunci dengan seember air bekas membersihkan lantai sekolah.
Byuuuurrr
"Kyaaaaa" teriak Hinata.
Shion dkk pun lari dari tempat kejadian lalu bergegas pulang ke rumah masing-masing.
Hinata hanya mampu memeluk dirinya sambil berjongkok bersandar pada pintu toilet.
"Hiks hiks tolong"
Dengan baju basah kuyup dan bau yang tak sedap menguar dari tubuhnya Hinata menangis tersedu-sedu.
"Tou-san hiks tolong Nata hiks"
Keesokan harinya, aktivitas sekolah berjalan seperti biasa. Siswa siswi mulai memadati sekolah dan yang paling cepat tiba di sekolah adalah Tenten. Dia menanyakan pada pihak sekolah perihal keberadaan Hinata.
Karena tugas kelompok yang diberikan guru Matematika, Tenten tidak pulang ke rumah dan baru pulang saat subuh dan mendapati rumah dalam keadaan masih sama seperti saat ditinggalkan sebelumnya.
Setelah kabar dari Tenten diterima pihak sekolah, para staf pun mulai mencari Hinata di area sekolah. Pihak sekolah panik, karena mereka mengetahui bahwa Hinata adalah Puteri Kerjaan, jika Raja sampai mengetahui hal ini sekolah mereka bisa di tutup dan mereka pasti mendapatkan hukuman mati.
"Cepat cari diseluruh ruangan!" Teriak kepala sekolah yang mengkoordinir pegawainya.
Selang beberapa menit akhirnya mereka menemukan Hinata yang pingsan di dalam toilet dengan baju yang jorok dan bau.
Hinata pun dilarikan ke rumah sakit karena suhu badannya yang tinggi.
"Bagaimana ini bisa terjadi?" Tanya Tenten pada dirinya sendiri.
"Kalau Raja sampai tau, aku pasti mendapat hukuman mati karena lalai menjaga Puteri" lanjutnya bermonolog.
Setelah mendapatkan perawatan, Hinatapun membuka kedua kelopak matanya. Hal pertama yang dilihatnya adalah Tenten yang duduk di samping ranjangnya.
"Nee-san"
Suara kecil Hinata menyadarkan tenten dari lamunannya.
"Nata-chan. Syukurlah kau sudah sadar. Gomen, aku tak bisa melindungimu. Gomen Nata-chan." Tenten menunduk merasa bersalah.
"Aku baik-baik aja Nee-san" balas Hinata.
"Apa yang terjadi? Kenapa kau bisa terkunci di toilet?"
"Aku tidak tau Nee-san, saat aku hendak keluar dari toilet pintu tertutup dan terkunci dari luar"
"Aku akan mencari tau siapa yang melakukannya"
"Sudahlah Nee-san, yang penting kan aku baik-baik saja"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Princess
CasualeNaruto seorang lelaki periang yang berkenalan dengan seorang putri pemurung yang menyamar menjadi rakyat biasa. Kedekatan yang bermula dari kisah heroik Naruto yang selalu membantu Hinata saat di bully di sekolahnya. Kedekatan yang memunculkan benih...