Kim Han Bin - iKON

61 9 1
                                    

MATEMATIKA

Staring: y/n as you, Kim Han Bin
.
.
.
.

Kamu menunduk. Menatap lantai yang keberadaannya sangat menarik dimatamu.

Sebenarnya tidak begitu sih, kamu hanya takut untuk menatap ibumu yang sedang berdiri didepanmu dengan wajah yang dikuasai amarah.

"18?!! Itu bukan nilai! Bagaimana bisa—?"

Kamu tetap menunduk, menyembunyikan wajahmu dari ibumu.

"Ya ampun (y/n)! Kamu ini sudah kelas 3 SMA!! Apa kamu nggak bisa serius sama sekolahmu?!! Ibu sudah capek."

"Maaf bu."

Kamu hanya bisa meminta maaf. Ya, mau bagaimana lagi? Kamu membenci matematika. 18 adalah bukanlah nilai terjelekmu. Kamu pernah mendapat nilai 0 untuk pelajaran matematika integral. Tapi ini beda, ini nilai UTS.

"Astaga! Ngidam apa dulu aku sampai mendapatkan anak seperti kamu. Coba kamu lihat Hanbin! Dia itu rajin, pintar, sopan sama orang tua. Duuuh, ibu pengen jadiin dia menantu."

"Ibu..."

"Tapi ibu kasihan kalo dia dapet istri kayak kamu. Dih! Udah sekarang kamu belajar. Nilai ini nanti ibu bilangin sama papa kamu!"

MAMPUS!

Papa kamu memang lagi nggak dirumah. Beliau lagi kerja dijepang dan akan pulang 2 bulan sekali.

"Pokoknya ulangan depan kalau kamu dapat nilai dibawah KKM, jangan harap poster-poster dikamarmu selamat!" Ancam ibumu.

Ibumu meletakkan kertas ulanganmu diatas ranjangmu dankeluar dari kamar dengan wajah kesalnya.

Kamu menghela nafas dan memungut kertas ulangan itu.

"Ya, matematika memang membawa bencana!"

Kamu memang membenci matematika, namun kamu sangat menyukai hal-hal berbau seni.

Dengan kesukaanmu terhadap seni kamu dengan mudahnya mendapatkan uang. Di beberapa event, kamu menjual merchandise berbentuk chibi dan uang menghampirimu.

"aku benci matematika! Lebih penting, aku bikin pesanan aja dulu."

Sedang asyik-asyiknya mendesain sebuah pesanan dari seseorang. Ibumu tiba-tiba memanggilmu.

"(Y/N)!! AYO CEPAT SINI!"

Kamu memutar bola matamu dengan malas.

Dengan ogah-ogahan kamu menghampiri ibumu yang sedang berada diruang tamu dengan seorang laki-laki yang familiar dimatamu.

"Hanbin?" kamu menggumam.

Ibumu tersenyum saat kamu sudah berada didekatnya.

"Ini loh nak Hanbin, si (y/n) itu kemaren nilainya banyak yang jeblok. Jadi, tante minta tolong sama kamu ya? Tolong ajarin (y/n) biar nilainya nggak jeblok jeblok amat."

"Saya bisa sih ngajarin (y/n) tapi untuk hasilnya saya nggak bisa tanggung jawab ya te. Kan itu tergantung (y/n) nya sendiri."

"Iya, nggak masalah kok nak. Ya sudah, tante tinggal bentar ya."

IMAGINE WITH...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang