JHOPE - BTS

86 12 9
                                    

LATE

Staring : You, J-Hope, Eunha, Kim Jisoo.
.
.
.
.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 07.20 dengan cepat aku segera mempercepat langkah kakiku. Tanganku pun sudah ditarik oleh temanku, Kim Jisoo.

"Cepetan ih! Kamu lama banget sih larinya." Ucap Jisoo.

"Ini juga udah cepet kali! Udah lari aja, ntar kita telat loh!!"

Beberapa langkah lagi dan
Yes! Kita sampai didepan gerbang, oke masih didepan gerbang. Jisoo merapikan rambutnya. Lalu bertanya padaku.

"Kurang berapa menit lagi kita masuk?"

"Umm..5 menit lagi, udah yuk masuk."

Kami hendak melangkahkan kaki kami masuk kedalam area sekolah. Namun seorang pemuda menghalangi langkah kami. Aku memutar bola mataku malas. Dia adalah Jung Ho Seok, ketua kedisiplinan sekolahku.

"Minggir, kita mau masuk!" ucapku ketus.

"Gak bisa dong! Kalian itu telat, ini udah 5 menit setelah bel." Ucap pemuda itu.

"Ih apaan sih? Di jam tangannya (y/n) masih jam 07.25 juga!" ucap Jisoo dengan maksud membelaku.

Aku mengangguk setuju namun tiba-tiba mengingat sesuatu. Oh my God! Jam tanganku kulambatkan 5 menit. Aku berekspresi datar saat pemuda itu menatapku.

"Hei! (y/n) ngomong sesuatu dong! Kamu nggak mau membela diri?" ujar Jisoo.

"Diam!" bisikku padanya.

"apa?! Kamu nggak salah kan?" tanya Jisoo dengan tatapan herannya padaku.

"aku lupa kalau jam tanganku sudah ku lambatkan 5 menit." Ucapku.

Kim Jisoo melotot kepadaku, aku hanya meringis padanya. Maafkan aku Jisoo.

"Lihat? Kalian telat! Kim Jisoo, kamu aku hukum ngebersihin toilet lantai 2!"

"hhh... iya, oke" ucap Jisoo dengan pasrah.

Ia segera masuk lalu meletakkan tasnya didepan pos satpam. Aku hanya mengikutinya.

"Tunggu Choi (y/n), kamu ikut aku sekarang juga!" ujarnya.

Jisoo menatapku heran, dan aku hanya menghela nafas. Ia membawaku ke taman sekolah.

"Kamu cabutin rumput liar!" ucapnya.

"Iya"

"yang bener loh nyabutnya! Harus sampe akarnya!"

"iya!"

"ntar kalo gak sampe akarnya, dia tumbuh lagi."

"Iya..iya bawel!"

"bawel gini, kesayangan kamu kan?" ucapnya.

"ih! Kepedean banget sih kamu. Lagian kita itu udah putus ya."

Iya, Ho Seok itu mantanku. Kami putus 4 hari lalu karena dia mencium gadis lain didepan mataku. Pada waktu itu juga aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami secara sepihak. Tapi sampai detik ini perasaanku tidak berkurang untuknya.

"sejak kapan emang? Kok aku nggak ngerasa ya?"

"Masa bodo kamu nggak ngerasa. Intinya kita Cuma sebatas ketua kedisiplinan sama siswa yang telat sekarang!" ujarku.

Aku berjongkok dan mencabuti rumput liar dengan tanganku. Tak kuperdulikan dia yang berdiri dibelakangku.

"Ngapain sih disini? Udah sana! Lagian aku gak bakal kabur kok." Ucapku.

Tiba-tiba dia menjongkokkan dirinya, aku menatapnya. Manik kami bertemu. Dengan cepat kualihkan pandanganku dari maniknya. Ho seok menggenggam tanganku.

"kamu salah paham (y/n)." Ujar Ho seok.

Aku menepis tangannya.

"salah paham? Kamu pikir aku buta? Aku nggak buta Ho seok! Waktu itu kamu ciuman sama Eunha didepanku!" Ucapku.

Aku segera mencabuti rumput-rumput liar itu. Aku tidak ingin menatap matanya, karena itu akan melumpuhkan pertahananku. Aku pun membelakanginya.

"Kamu salah paham! Aku sama Eunha cuma ngomong biasa, dan sudut pandang kamu yang ngubah segalanya." Ucapnya.

"Yang dibilang Ho Seok itu bener kok!" ucap seseorang tiba-tiba.

Aku menoleh dan menatap orang itu. Sial! Itu Eunha. Malas sekali aku melihat dia disini. Kuputuskan untuk tidak menggubris mereka dengan melanjutkan mencabut rumput.

"(y/n), semua yang dibilang sama Ho seok bener kok. Waktu itu aku sama dia cuma ngomong biasa dan sudut pandang kamu yang membuat seolah aku dan Ho seok lagi berciuman. Lagian aku udah punya pacar, Wonwoo."

Aku terdiam. Jadi, selama ini aku yang salah paham? oh sial!

"hhhh.... susah sekali meyakinkan (y/n)." Ujar Eunha.

"Ho seok, aku cuma bisa ngebantu kamu segini. Keputusannya tetap ditangan (y/n). Aku pergi dulu." Lanjut Eunha.

"nggak papa kok, makasih ya."

Eunha akhirnya pergi dari taman, dan tersisa aku dan Hoseok di taman itu.

" Jadi Choi (y/n), kamu udah denger semuanya kan?" ucap Hoseok.

Masih dalam posisi berjongkok, Hoseok memutar badanku untuk menatapnya. Air mataku menggenang di pelupuk mataku, dan jatuh begitu saja saat ia menangkup pipiku.

"Hei! Jangan menangis, kamu itu kelemahanku. Aku gak suka liat kamu nangis." Hong seok berucap.

Dia menghapus air mataku dengan ibu jarinya.

"aku minta maaf. Harusnya aku percaya sama kamu." Ucapku.

"Iya, nggak papa kok. Jadi kita balikan?" tanya Ho seok.

Aku tersenyum, lalu mengangguk antusias. Ho seok pun tersenyum dan membawaku kedalam pelukannya.

"aku mencintaimu Ho Seokie."

"aku lebih mencintaimu, (y/n)"

Fin




Tau kok ini sangat mengecewakan. Soulbee juga gatau bikin apa ini? 😂 soulbee minta kemanusiaan kalian untuk Vote, hehe. Yah pokoknya gitu deh, jangan jadi sider. Dosa! Okay

Soulbeenim♥

IMAGINE WITH...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang