I

452 5 0
                                    


Aku ingin kau tahu, diam-diam, aku selalu menitipkan harapan yang sama ke dalam beribu-ribu rintik hujan: aku ingin hari depanku selalu bersamamu.

Dinginnya udara di waktu hujan menyelinap kerelung pori-pori kulitku dengan sembunyi-sembunyi, sama halnya dengan hatiku yang sedang dingin namun kau tetap selalu ingin masuk kedalamnya.

~Kring kring~ bunyi jam weker yang mencoba membangunkan gadis cantik dari mimpi indahnya namun, gadis tersebut masih enggan untuk bangun karena masih lelah dengan kerja lemburnya kemarin.

Kiran : " Raiiiiinnnnnn bangun nanti kamu kesiangan" ( teriak kakak Rain mengelegar sejagat raya di depan kamar Rain sehingga membuat Rain bangun secepatnya yang masih setengah sadar)

Rain : " Aku udah bangun kak bawel" ( teriak Rain di dalam kamarnya sambil bergegas ke kamar mandi untuk memanjakan tubuhnya yang lelah)

~ Di meja makan~

Rain :" Kak Kiran berangkat kerjanya jam berapa?" ( mengunyah nasi goreng pedas buatan kakaknya ke dalam mulutnya.

Kiran :" Nanti kakak berangkatnya kesiangan karena kakak ada urusan yang harus kakak kerjakan sebelum ke kafe. ( minum air putih)

Rain dan Kiran tinggal berdua di sebuah rumah yang sederhana peninggalan orang tuanya. Orang tua mereka meninggal saat kecelakaan 2 tahun yang lalu. Ayahnya merupakan manager di perusahaan periklanan dan ibunya memiliki sebuah kafe yang saat ini Kiran kelolah setelah kematian orang tua mereka.

Rain :" Ok kak, Rain berangkat kerja dulu yah" ( berdiri dan tak lupa mencium pipi dan tangan kakaknya)

Kiran :"oh iya malam ini kamu lembur lagi??" ( menatap Rain yang sedang mengambil sepatunya di rak sepatu

Rain :" tidak kak. Tugas yang kemarin udah selesai" ( memakai sepatu)

Kiran :" Ok dek hati-hati dijalan" ( membereskan meja makan dan pergi mencuci piring)



Segitu dulu yah

lanjut atau tidak?

RAINWhere stories live. Discover now