makasih yang udah mau baca
tiba-tiba pintu kamar ayah Kevin terbuka membuat Kevin dan ibunya berdiri menuju dokter
kevin : bagaimana keadaan ayah saya dok? ( penasaran)
dokter : alhamdulillah Pak Roy berhasil melewati masa kritisnya dan keadaanya sudah
semakin membaik, sekarang beliau tertidur ( senyum)
Kevin&Ibu : Alhamdulillah (senang)
Ibu : Terima kasih dok ( senyum)
Sekarang pukul 10 malam dan tiba-tiba Kevin mengingat janjinya dengan Rain di Kafe dan dia segera meminta izin kepada ibunya yang sedang duduk sambil memegang tangan suaminya.
Kevin : bu. Kevin ada urusan di luar nanti aku pesan makanan kesukaan ibu kesini. Jangan
lupa dimakan ( mencium tangan ibunya)
ibu : hati-hati nak ( senyum dan melihat Kevin pergi)
Kevin mengemudikan mobil sportnya yang berwarna hitam dengan kecepatan di atas rata-rata dan Beberapa menit kemudian Kevin tiba di kafe, namun kekecewaan yang didapati Kevin karena kafe tersebut sudah tertutup. Kevin lupa bahwa Kafe tersebut tertutup jam 10 malam.
Kevin : ( memukul stir mobilnya)
Kevin meninggalkan kafe tersebut dengan perasaan sedih dan bersalah. Segera Kevin mengambil hpnya dan mengirimkan pesan kepada Rain
Dalam pesannya:
Rain maaf, pasti aku sudah membuatmu menungguku lama. Ayah aku koma jadi aku segera ke rumah sakit tanpa memberi tahumu sebelumnya karena perasaanku sangat kacau tadi.
- Dirumah Rain -
Rain yang baru keluar dari toilet mencuci muka mendapat pesan dari Kevin dan Rain mengerti kenapa Kevin tidak menemuinya. Sebenarnya Rain tidak menunggunya juga karena Rain sibuk membantu kakaknya , jadi Rain tidak begitu kecewa dengan Kevin. Rain membalas SMS Kevin.
Dalam pesannya:
Tdk apa2 Pak, semoga Pak Roy cepat sembuh.
Sebelum Rain tidur dia mengambil sesuatu di tasnya dan betapa kagetnya ketika Rain tidak melihat gantungan kunci kesayangannya tidak ada di tasnya dan Rain mencoba mengingat dimana dia menjatuhkannya namun Rain tidak tahu. Rain menangis sepanjang malam karena kehilangan gantungan kunci kesayangannya yang merupakan sebagian dari hidupnya. Yah gantungan kunci tersebut pemberian dari Rian ,laki-laki yang Rain sangat ia sayang di dunia ini setelah ayahnya. Rain memang cengeng jika miliknya hilang atau rusak
-pagi hari-
Kiran : Rain, kamu udah bangun?? ( mengetuk pintu)
Rain sudah bangun namun Rain tidak menjawabnya
Kiran : dek kamu nggak apa2kan? (khawatir)
Rain : Rain nggak apa2 kak ( suara serak)
Kiran : dek kamu sakit? Buka pintunya ( memutar knop pintu Rain tapi tidak terbuka)
Rain : (bangun dan membuka pintu dengan mata yang sembab)
Kiran : dek kamu kenapa? ( memegang bahu Rain)
Rain : gantungan kunci dari Rian hilang kak dan aku sudah mencarinya di seluruh rumah
tapi nggak ada ( menangis)
Kiran : uh jangan nangis ,nanti ketemu kok. Coba kamu cari di kantormu atau tempat yang
pernah kamu kunjungi kemarin. ( memeluk Rain)
Rain : ( mengangguk)
-Di kantor-
Karena pekerjaan Rain selesai, Rain pergi mencari gantungan kuncinya dan dibantu oleh Riska ke kantin namun 30 menit berlalu mereka belum bisa menemukannya. Mereka sudah capek mencarinya dan tiba-tiba seorang OB datang mendekati mereka.
OB : kalian cari apa? ( tengok kanan kiri)
Riska: kami sedang mencari barang yang hilang kemarin pak. Apa bapak melihat sebuah gantungan kunci waktu membersihkan? ( lemas)
Rain : ( masih setia mencari )
OB : gantungan kunci? maaf nona saya tidak melihatnya ( senyum ramah)
Riska : Baiklah pak. Terima kasih ( senyum)
OB : Tidak masalah. Kalau begitu saya permisi dulu nona. nanti kalau saya menemukan gantungan kuncinya pasti saya bakalan bawa ke ruangan nona ( berusaha mencairkan suasana)
Rain : Terima kasih pak ( tiba-tiba berbicara dan berusaha tersenyum karena si OB mau menolongnya)
OB : ( Mengangguk dan pergi meninggalkan Rain dan Riska)
TBC
bagaimana readers? makin ga jelas kan ceritanya? maaf
sesuai dengan janji aku tadi, aku udah upload nih
waiting for ur votes and comments readers
YOU ARE READING
RAIN
Teen Fiction-Aku ingin kau tahu, diam-diam, aku selalu menitipkan harapan yang sama ke dalam beribu-ribu rintik hujan: aku ingin hari depanku selalu bersamamu. -Dinginnya udara di waktu hujan menyelinap kerelung pori-pori kulitku dengan sembunyi-sembunyi, sama...