Rumah Pak Roy
Rain memasuki gerbang raksasa rumah Pak Roy setelah minta izin dengan Satpam di rumah tersebut. Rain kagum melihat betapa besarnya rumah bosnya itu. Tiba-tiba Rain melihat Kevin meregangkan ototnya di depan rumahnya dan menghampirinya.
Rain :" Selamat pagi pak" ( berdiri di depan Kevin dengan membawa sebuah folder)
Kevin :" Sini berkasnya" ( menjulurkan tangannya)
Rain :" ini orang nggak ada sopan santunnya ,apa pak Roy tidak mendidik anaknya tata
krama yang baik. Dia ini orang atau kulkas berjalan sih dingin banget sampai 0 derajat" (mengoceh dalam hati dan menatap Kevin)
Kevin :" kenapa diam. Sini berkasnya" (menatap tajam ke arah Rain sambil menjulurkan
tangannya)
Rain :" ini Pak" ( gugup dan memberikan sebuah folder kepada Kevin)
Kevin : (menerima folder)
Rain :" Kalau begitu saya permisi dulu pak" (melangkahkan kakinya)
Kevin : ( menarik tas selempang Rain)
Rain : ( kaget )
Rain :" Ada apa pak?" ( gugup)
Kevin :" btw terima kasih" ( senyum tipis)
Rain :" entah setan apa yang merasukinya tiba-tiba senyum. Wahh senyumnya sumpah errr" ( batin Rain dan melongo)
Kevin :" hello Rain" ( mengibas-ngibas tangannya di depan wajah Rain)
Rain :"eh, sama-sama pak" ucap Rain gugup
Kevin :" entah setan apa yang merasukiku tiba-tiba baik mengucapkan terima kasih"
( batin Kevin)
Kevin :" sekarang kamu boleh pergi " ( senyum kikuk)
Rain :" Sampai jumpa besok di kantor Pak" ( pergi meninggalkan Rumah Pak Roy)
Kevin : ( melihat Rain sampai Rain meninggalkan rumahnya)
Kevin : (melihat ke bawah)
Kevin :" Eh ini mungkin milik Rain" ( memungut sebuah gantungan kunci )
Kevin :"loh kok ini nggak asing " ( Kevin berlari masuk ke rumahnya)
~kafe~
Pelanggan:" Saya pesan Choco bubble tea " ( berdiri memesan di depan pembuat kopi)
Rain :" Ok tuan, silahkan duduk di meja nomor 7" ( memberikan nomor antrian dan
menunjukkan tempat yang kosong di dekat jendela
Rain : ( membuat pesanan pelanggan)
kiran :" bagaimana tadi pertemuannya dengan Pak Kevin?? " ( menghampiri Rain yang
sedang membuat pesanan)
Rain :" males bicara tentang dia, tapi dia tuh udah agak mencair. Kira-kira Suhunya
menjadi 14 derajat" ( senyum tipis)
kiran :" bagus deh kalau begitu, adek memang bisa mencairkan sesuana" ( menyenggol
tangan Rain)
Rain :" tumben aja dia seperti itu, mungkin kesambet setan" ( senyum kecut)
~ Di kantor~
Riska :" Rain lu di panggil Pak Kevin ke ruangannya " ( ngos-ngosan)
Rain :" ada apa yah dia memanggilku?" ( batin Rain dan berjalan menuju ruangan Kevin)
YOU ARE READING
RAIN
Teen Fiction-Aku ingin kau tahu, diam-diam, aku selalu menitipkan harapan yang sama ke dalam beribu-ribu rintik hujan: aku ingin hari depanku selalu bersamamu. -Dinginnya udara di waktu hujan menyelinap kerelung pori-pori kulitku dengan sembunyi-sembunyi, sama...