You'll Get Something Great!

60 1 0
                                    

Lifa Aulia, seorang anak perempuan yang aktif, menyukai bidang olahraga, menyukai makanan yang berbau manis dan menyukai video games. Hampir setiap pergi ke kantin ia membeli jajanan berbau coklat. Mau seperti Lifa? Kau harus menyukai coklat, begitu kata Rey, teman Lifa.

Pagi yang indah, udara segar menyejukkan hati. Lifa sudah berada di sekolah dengan baju berhuruf G, A, E, R, T dan tanda (!). Ia dan teman-temannya sepakat untuk berkumpul pada hari minggu untuk bermain dan mengerjakan tugas matematika.

"Lifa, lihat ini aku menemukan video game baru. Ini seru, aku sudah mencapai level 3," kata Nico.

"Wah, nanti aku minta yah!" sahut Lifa.

Nico Shabran adalah teman Lifa yang menyukai video games. Selain itu, ia seorang atlet taekwondo. Pagi ini, ia mengenakan baju berhuruf S, M, E, O, T, I, N, H, dan G.

"Hey, Kumal sudah di sini! Kumal datang pagi-pagi, hebat kan!" kata kumal.

"Biasa aja tuh, tidak ada hebatnya," kata Nico

"Dih, yang tidak ada hebatnya tuh.. bermain video games tanpa henti, " tukas Kumal

"Lah, main video games itu berguna tahu, untuk keseimbangan IQ dan EQ," cetus Nico.

"Sudahlah, diam. Aku sudah mencapai level 7, aku butuh konsentrasi untuk memenangkan level ini," sahut Lifa.

Kumal melirik ke arah Lifa, "Yah, main juga ah."

"Dihh," kata Lifa dan Nico.

Kumal Diska adalah seorang anak perempuan, teman sekelas Lifa dan Nico yang tidak terlalu suka bermain video games. Dia menyukai seni tari. Ia menyukai baju berhuruf Y, U, O, L, L dan tanda (') yang ia kenakan hari ini.

"Hai, Nico, Lifa, Kumal," sapa Rey. Rey adalah mantan Ketua Murid kelas CI, yang juga teman sekelas mereka. Dia tidak menyukai video games tetapi, dia menyukai berbagai macam olahraga. Hari ini ia mengenakan baju berhuruf T, E, dan G.

Syuutt.. Syuutt.. kemari, Lifa mendegar suara yang entah dari mana.

"Nic, kamu dengar suara itu juga?."

"Syut, Syut itu? Iyap."

Lifa mendekat ke arah suara itu. "Hei, bersembunyilah sebelum mahluk blubs dengan pedang kecil itu menemukanmu," kata seekor kucing yang membawa gitar aneh sambil menarik Lifa.

"Hah? Kamu.. Kucing bisa berbicara?" kata Lifa.

"Syuut, biar aku jelaskan nanti. Suruh kemasi barang ketiga temanmu itu dan kemarilah secepatnya," kata kucing.

"Untuk apa ke sini? Di bawah tangga ini?".

"Sudahlah panggil saja mereka," kata kucing.

"Okee, Rey, Kumal, Nico, ayo kemari! Bawa tas kalian," seru Lifa.

"Kucing ini membawa gitar? Kau bisa memainkannya?" tanya Rey sambil mengelus-ngelus kepala kucing yang mengenakan baju berwarna magenta.

"Heyy.. Singkirkan tanganmu ini!" kucing itu berseru, "Yah, bisalah!".

"Lah, kucingnya bisa berbicara. Wah! seru..," kata Kumal.

"Seru apanya, menyeramkan tahu!" kata Nico.

"Sudah, kalian diam. Jangan berisik, jangan sampai kita ketahuan mahluk blubs itu," kata kucing.

"Wih, lucu namanya mahluk Blubs, siapa itu?" tanya Kumal.

"Diam dulu Kumal, tapi menurutku itu semacam jeli," kata Lifa.

"Syutt..," kata kucing.

Satu blubs melintas tanpa melihat mereka. Tercium bau manisnya jeli menggiurkan mereka, kecuali si kucing. Rasanya seperti berada di pabrik pembuatan jeli yang mesinnya rusak dan semua jeli tumpah ke lantai. Ya, memang setiap mahluk blubs berjalan dengan perutnya sehingga ia meninggalkan jeli, sama halnya seperti siput yang berjalan dengan perutnya sehingga meninggalkan lendir.

"Itu manis sekali, pasti! Aku mencium baunya! Aku suka jeli! Dan apakah yang di dalam jeli blubs itu coklat yang menggumpal? Aku seperti berada di dunia penuh kemanisan!!" seru Lifa.

"Ya, itu memang manis dan itu memang coklat tetapi, tidak asing lagi untukku. Kalian harus mengetahui bahwa blubs itu jahat, dia adalah prajurit dari Bulgaricus. Bulgaricus adalah tuan mereka, ia sangat jahat dan tiada ampun," kata kucing.

"Hah? Lactobacillus Bullgaricus? Pasti dia terbuat dari Yoghurt! Wah enak, aku ingin meminumnya, menghabisinya!!" kata Lifa.

"Semalam belajar biologi, Lif? Hahaha," kata Nico.

"Iya sih, kan sebulan lagi Ujian Nasional hahaha," kata Lifa.

"Tunggu, aku lupa belum memperkenalkan diri kepada kalian. Ya, perkenalkan namaku Felitus. Usiaku 15 tahun. Aku dan para blubs ini berasal dari Negeri Kosong yang sekarang berubah nama menjadi Negeri Lacto karena Bulgaricus yang datang dan mengubah perdamaian menjadi permusuhan."

"Fel, tunggu usiamu 15 tahun? Berarti kamu sudah tua untuk usia kucing?" tanya Rey.

"Aku ini bukan kucing, aku Felisi Catus." Jawab Felitus.

"Felis Catus itu kan nama latin dari kucing, Fel," kata Lifa.

"Iya, Felis Catus itu nama latin dari kucing. Aku ini Felisi Catus. Usia Felisi Catus berkisar antara 2000-2500 abad, jadi berbeda dengan kucing." Kata Felitus.

"Sedikit membingungkan..," kata Nico.

"Banyak membingungkan tepatnya..," kata Kumal.

"Ya sudah, kalian jangan membuatku bingung juga. Begini, kalian butuh senjata untuk melawan para blubs dan nanti Bulgaricus. Ayo ikut aku untuk mendapatkan senjata." Kata Felitus.

"Tunggu, bukannya kita datang ke sekolah kan untuk bermain dan mengerjakan tugas matematika. Bukan untuk mengalahkan Bulgrarcius," kata Nico.

"Cacus juga," kata Kumal.

"Curacus juga, Caracas, Cucuracu, Cucuacaciucua, ... ," kata Rey.

"Cucaraca caca cucu bukan itu. Namanya Bulgaricus, kalian ini bagaimana," kata Lifa.

"Ya, itu tepat." Kata Felitus dalam hati, Setidaknya ada yang menjawab benar di antara mereka.

"Ya, sebenarnya aku datang dari Negeri Lacto untuk mencari bantuan di Bumi untuk mengalahkan Bulgaricus dan mendapatkan kedamaian kembali. Selama tiga bulan, aku mencari orang yang tepat untuk membantuku mengalahkan Bulgaricus dan aku menemukannya di sini, yaitu kalian. Tadi aku mengeluarkan bom asap, --Bom aroma kue-- agar kalian bisa berinteraksi denganku. Tenang saja kalian tidak akan takut kepada Bulgaricus, karena ia berbentuk tumpukan keju padat dilumuri coklat cair, jeli yang seperti agar-agar untuk kakinya, yoghurt untuk darahnya, dan buah ceri merah yang sangat manis untuk jantungnya."

"Aku seperti mendengar menu hidangan dessert di restoran. Rasanya aku ingin memakan semuanya," kata Lifa sambil memegang perutnya.

"Aku juga, sepertinya akan enak sekali..," kata Kumal.

"Pantas saja tadi itu berbau kue blackforest, aku kira ada yang membawa kue untuk sarapan, hahaha," kata Nico.

LACTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang