Ada kepiting Bisyi!

9 0 0
                                    

Pagi lagi, aku baru merasakan satu kali malam di sini, pikir Lifa, Ah, ya, tidak masalah,. Ini angin pagi di pantai, sungguh segar sekali. Ia merasakan angin yang datang ke arahnya dengan mata tertutup. Mengingatkannya pada saat Latihan Dasar Kepemimpinan (LDKS), saat ia baru masuk smp. Kegiatan itu dilakukan di kaki Gunung Gede, hal yang sama, angin di sana datang ke arahnya. Ia jadi teringat kembali tentang teman-teman kelasnya, termasuk tujuannya untuk mengerjakan tugas di sekolah hari ini, tempat dimana jeli tidak bisa bergerak dengan sendirinya.

"Eh, Blas. Aku jadi teringat sesuatu. Tadi pagi di sekolahku, mengapa terdapat blubs yang sedang jalan-jalan?" tanya Lifa.

"Wah?! Apakah.. penemuan itu sudah sempurna?!" ucap Blas.

"Penemuan apa?" tanya Lifa.

"Bulgaricus melakukan eksperimen lagi. Ia mencoba menciptakan portal seperti yang bisa Felitus lakukan. Sebenarnya yang dapat membuat portal hanya keluarga Felitus saja. Jika penemuan Bulgaricus berhasil, maka akan ada banyak blubs yang berpatroli di tempat selain Negeri Lacto. Bisa saja terjadi perang antar pasukan Bulgaricus dan penghuni tempat lain," sahut Blas.

"Apa? Jadi, di tempat aku tinggal akan terdapat banyak blubs?" tanya Lifa.

"Bisa saja. Maka dari itu, kita harus cepat-cepat mengalahkan Bulgaricus. Eh Lif, tapi ayolah kita lanjut mencari tempat untuk istirahat sejenak terlebih dahulu dan tetap waspada terhadap blubs lain," sahut Blas.

"Baiklah, samudra itu pasti letaknya cukup jauh dari pantai ini kan?" tanya Lifa, "Bagaimana kalau kita beristirahat di sekitar pantai yang memungkinkan untuk bertemu dengan teman-teman."

"Ya, samudranya cukup jauh. Sebelum ke samudranya nanti, kita bisa berdiam di sebuah pulau terlebih dahulu. Namanya pulau Coklat, terakhir kali aku ke sana memang banyak Blubs yang mengawasi samudra Aceto, tepatnya letak roket yang berisi bom Rhizo itu," kata Blas.

"Sepertinya itu akan cukup melelahkan mengalahkan mereka. Adakah tempat yang aku maksud tadi? Sebelum pulau Coklat?" tanya Lifa.

"Ada, Hmm.. Nah itu! Sebenarnya itu jembatan, namun roboh pada saat sekitar seribu Blubs menyebranginya. Kami kehilangan beberapa pasukan, hanyut terbawa ombak yang sedang pasang saat itu," kata Blubs seraya menunjuk kayu-kayu tersusun, sisa dari peristiwa itu.

"Baiklah, bagaimana kalau kita ke sana? Aku yakin mereka akan mengelilingi pantai ini terlebih dahulu, mereka tidak akan berpikir untuk langsung berenang ke pulau Coklat," kata Lifa.

Lifa dan Blas mendekati sisa jembatan itu, mereka duduk sejenak beristirahat. Lifa meminum bekal susunya dan menyobek secuil keju lagi dari tasnya seraya ia membaca bukunya. Blas nampak mencari sesuatu di pasir pantai, namun ia tidak mengetahui apa yang Blas lakukan. Ia hanya bingung seketika.

Kepiting Bisyi, jeli merah yang baik untuk menemanimu dan untuk membantu mencari makananmu, itu yang sedang Lifa baca pada halaman 723.

"Oh! Ya! Bisyi! Ketemu kau, ini aku Blas," seru Blas.

"Blas, kau masih hidup? Aku kira kau ikut hanyut.." kata Bisyi.

"Ayolah, aku pasukan 101, bukan yang terakhir."

Lifa hanya sedikit kaget melihat Blas dan Bisyi berbincang-bincang. Kemudian, ia menunduk melihat gambar kepiting Bisyi pada buku dan melihatnya yang asli lagi, menunduk lagi, melihatnya lagi berulang kali.

"Blas, itu kepiting Bisyi?" tanya Lifa. Serentak Bisyi dan Blas memandang Lifa.

"Pasti kau tahu karena membaca buku itu," kata Blas.

"Aku baru saja membacanya," Lifa memperlihatkan halaman 723 itu.

Bisyi, bisyi, bisyi, Kepiting Bisyi itu seperti mengatakan sesuatu. "Iya, itu kau Bisyi. Itu buku yang ditulis Felicat, kau ingat? Kucing dengan setelan jas monokrom itu?" sahut Blas.

LACTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang