A Promise (Ivy)

75 7 1
                                    

Sewaktu masih kecil, Ivy ingat pernah berbincang dengan ayahnya tentang Belanda, negara asal ayahnya itu. Kincir angin raksasa, hamparan taman bunga tulip warna-warni, wangi ikan segar dengan irisan bawang dan acar, 1.281 total jembatan yang menghubungkan tempat yang satu dengan yang lainnya, stasiun pompa uap D.F. Wouda, pasar keju tertua, orang-orang dengan tinggi di atas normal yang membuat orang-orang Asia sepertinya akan terlihat seperti kurcaci...

Ayah Ivy, Hans Ryker Kayra, yang telah meninggalkan Belanda di usia muda pernah berjanji akan mengajak Ivy dan ibunya berlibur ke sana. Ivy bisa memilih untuk melanjutkan pendidikan di negara kincir angin itu, mengunjungi tempat ayahnya menghabiskan masa kecil, atau hanya mengunjungi tempat-tempat yang ingin ia datangi.

Ayah Ivy berjanji, mereka akan terbang ke Belanda begitu Ivy lulus Sekolah Dasar. Saat Ivy lulus, ayahnya terlalu sibuk menyelesaikan penelitian untuk disertasinya, lalu penelitian untuk meraih gelar guru besar. Ayah Ivy bilang mereka akan pergi setelah Ivy lulus Sekolah Menengah Pertama. Saat Ivy lulus, ayah dan ibunya mulai terlibat perselisihan panjang, adu argumen yang tidak begitu dimengertinya, lalu ibunya pergi dari rumah. Saat Ivy naik kelas sebelas di Sekolah Menengah Atas, orang tuanya bercerai. Saat Ivy lulus Sekolah Menengah Atas, ayahnya meninggal dunia.

Ivy tidak menyalahkan ayahnya karena tidak menepati janji. Ayahnya bilang, Ivy harus ke sana—bagaimana pun caranya. Ayah Ivy bilang Ivy akan mencintai tempat itu, tempat yang juga dicintai ayahnya meski telah berganti kewarganegaraan. Ivy harus ke sana. Harus melihat apa yang pernah ayahnya lihat. Lalu nanti, dia akan bercerita pada ayahnya tentang pengalamannya, apa yang dia dapatkan di tempat itu, bagaimana merealisasikan cerita-cerita ayahnya tentang kincir angin raksasa yang tidak pernah berhenti berputar seperti roda waktu.....

***

Behind LeidenWhere stories live. Discover now