"Jadi apa yang kamu lakukan disini sendirian?" tanyanya dengan wajahnya yang mendekat ke arah wajahku.
"Aku sedang menunggu mommy ku, kau sendiri sedang apa di sini" tanyaku balik sambil berusaha menjauh dari wajahnya yang berjarak dua jengkal menurut tanganku.
"Sedang menunggumu pulang" katanya santai.
"Jawaban macam apa itu" jawabku kesal.
Sedari tadi aku bertanya padanya dan jawabannya selalu saja membuat ku kesal. Ku akui dia tampan tapi kalau dia menyebalkan begini ketampanannya hilang 75% . Seperti halnya tadi aku bertanya apa hobinya dia menjawab apa hobiku itu hobinya. Benar-benar aneh.
"Jawaban yang terlontar dari mulutku" katanya yang mengambil buku yang sedang ku baca.
"Hhheeehhh apa-apaan ini. Kenapa kau mengambil bukuku" kataku berusaha mengambil buku darinya.
"Tidak, aku tidak mau"
"Kembalikan aku belum selesai membacanya"
"Tidak mau kau mengacangi ku setiap kali aku berbicara padamu"
"Aaahh ayolah kembalikan bukuku dan aku akan mendengarkan mu berbicara" kataku memohon.Oke fix aku memutuskan dia juga menyebalkan sangat sangat menyebalkan hari pertama bertemu dengannya saja aku sudah di buat jengkel olehnya. Memang tadi pagi dia menolongku dan bersikap sangat manis tapi sekarang sifatnya berubah jadi menjengkelkan.
"Apa dia punya kepribadian ganda" pikirku."Ddrrrrtttt...ddrtttt....dddrrrrtttt" bunyi hp ku. Dan aku pun segera mengankatnya yang ternyata telepon dari mommy.
"Halo mom. Mom di mana sudah setengah jam lebih aku menunggu mom" kataku langsung saat mengangkat telepon dari mom.
"Maaf honey. Mom tidak bisa menjemputmu. Masih banyak pekrjaan yang belum selesai. Kau bisa kan pulang sendiri. Nanti akan mom kasih sesuatu sebagai tanda minta maaf " jawab mom dari seberang sana.
"Yaahhh baiklah mom tak apa. Aku bisa pulang sendiri" kataku lemas.
"Baiklah honey. Daah hati-hati di jalan. Jangan lupa makan siang ya"
"Ya mom. Mom juga" kataku.
Kemudian aku mematikan hp ku. Dan saat aku ingin meminta kembali bukuku. Ternyata si kaka sudah memasukkannya ke dalam tasnya. Dan dia pun siap-siap untuk pergi.
"Eeehhh mau kemana kau membawa bukuku?" tanyaku kesal.
"Yaah mau pulanglah. Mana mungkin aku menginap di sini"
"Tapi bukuku. Kenapa kau bawa pulang juga?"
"Karena kau mengabaikanku tadi"
"Baiklah aku minta maaf karena telah mengabaikanmu. Sekarang minta buku ku" sambil menyodorkan tanganku untuk meminta bukuku kembali."Oke. Ku maafkan, tapi ada satu syarat"
"Apa?"
"Kau harus ikut denganku. Bagaimana kau setuju?"Sejenak aku terdiam sebelum menjawab pertanyaannya. Kalau aku tidak ikut bukuku bersamanya dan entah kapan akan kembali. Aku tidak rela dan tidak bisa membiarkan buku itu berada di tangannya. Karena buku itu adalah hadiah dari kak kia saat ulang tahunku yang ke -14. Aku sangat menyukai bukunya. Kak kia adalah anak teman mommy ku yang sudah lama tidak bertemu denganku. Nama lengkapnya adalah azkia ryslan. Hanya pada acara penting saja kami ketemu tapi hampir setiap malam kami vc-an. Setelah aku memikirkannya dengan matang akhirnya aku menyetujui syarat yang di ajukannya.
"Baiklah aku akan ikut denganmu. Tapi setelah itu kau harus mengembalikan bukuku kembali" kataku sambil mengacungkan jari kelingkingku.
"Yayaya aku janji" katanya sambil menarik tanganku untuk mengikutinya.Aku pun langsung terdiam setelah beberapa langkah. Karena dia tidak membalas jariku malah menarik tanganku. Memang terdengar seperti anak kecil sewaktu membuat janji dengan orang. Tapi aku sudah terbiasa jika berjanji harus saling mengaitkan jari kelingking. Sebagai tanda bahwa seseorang itu akan menepati janjinya. Sampai-sampai kak keinan pun menertawaiku karena sifat ku itu. Waktu itu aku memintanya untuk berjanji akan datang ke ultah ku yang ke 16.
Aku masih saja tetap diam tak bicara sepatah kata pun. Sampai akhirnya dia bertanya.
"Apa? Kenapa berhenti?" tanyanya sambil membalikkan badan ke arahku.
Aku mengacungkan jari kelingking ku lagi.
"Janji?"
"Iya iya aku janji. Kau seperti anak kecil saja" katanya yang sedang mengaitkan jari kelinkingnya denganku.
"Biarin" 😛
"Ya sudah ayo cepat" katanya mendahuluiku.Sampai di depan gerbang sekolah aku sudah melihat pria paruh baya mengenakan seragam supir dan mobil hitam mengkilat yang berada di belakangnya. Bisa ku pastikan itu mobil si kaka dan supirnya.
Saat kami sudah berada di depan supirnya si kaka. Aku tersenyum kepada pak ali. Ya seperti itu ku dengar kaka memanggilnya."Silahkan masuk non" kata pak ali yang membukakan pintu depan mobil.
"Bukannya seharusnya kaka yang berada di sini dan aku di belakang" pikirku.
Setelah aku masuk kaka pun masuk ke dalam mobil dan duduk di bangku kemudi.
"What the....." kataku terkejut melihat kaka yang akan mengemudi.
"Apa? Kau terkejut? Sudah santai aja aku sudah bisa membawanya tak perlu takut"
"Aku tidak yakin. Mana mungkin kau bisa membawanya" kataku meragukan.
"Ya sudah kalau tak percaya" katanya sambil memasang seat bealt nya."Di mana pak ali? Apa dia tidak ikut?" kataku sambil melihat kursi dibelakang yang tidak ada siapa-siapa.
"Tidak. Pak ali sudah pulang naik taksi"
"Ooohhh mau kemana kita"
"Terserahku"
"Heey kau gak bisa seenaknya membawaku tanpa tujuan yang jelas" sungutku."Sudah diam saja. Aku tidak akan meninggalkan mu di tengah hutan. Pasang saja sabuk pengamanmu dan tutup mulutmu yang cerewet itu" katanya sambil menghidupkan mesin mobil.
"Tidak. Aku tidak mau pakai sabuk pengaman sebelum kau kasih tau kemana kita akan pergi" kataku menahan emosi.
Bukannya menjawab pertanyaanku dia malah melajukan mobil dengan kecepatan yang lumayan tinggi.
"Heehh berhenti. Kau tidak bisa membawa mobil secepat ini. Kau membuat nyawaku terancam"teriakku padanya.
"Aadduuhh" kataku saat kaka rem mendadak.
"Kau sudah gila ya. Membawa mobil secepat itu dan aku belum memakai sabuk pengaman" kataku merepet padanya.
" Kau sendiri yang bilang tidak mau. Ya sudah ku lajukan saja mobilnya"
"Bukan berarti kau juga harus membawa secepat itu"
"Sudahlah. Tutup mulutmu aku sudah lapar" katanya yang ingin memasangkan seat bealt ku.
"Apa? Apa yang ingin kau lakukan?"
Bukannya menjawab pertanyaanku dia malah melepas seat bealtnya dan bergerak ke arahku. Dia memasangkan seat bealt ku. Wajah nya sangat dekat denganku. Jantungku jadi berdegup kencang saat wajah kami berada sangat dekat.
"Sudah. Sabukmu sudah ku pasangkan sekarang kau diam saja dan gak perlu banyak tanya" katanya yang kembali memasangkan seat bealtnya.
Akhirnya aku diam saja. Aku malas berdebat dengannya. "Kaka benar-benar menyebalkan. Tidak ada rasa kasihan. Walaupun tampan tapi menyebalkan apa gunanya. Dasar kutukupret. Liat saja nanti aku akan membalas perbuatanmu" umpatku dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And My Younger Brother
Teen FictionAku tak menyangka bahwa aku akan menyukai adik kelas yang menyebalkan tetapi tampan.