"Sudah lama Nan ?" Tanya Bilal pada Adnan yang langsung pamit pulang pada Wardani dan Adiva karena Adnan sudah menunggu di rumanya.
"Baru sekitar sepuluh menitan kok Bil. Maaf aku ganggu waktu kamu." Ucap Adnan merasa bersalah karena Bilal meninggalkan rumah Wardani hanya untuk dirinya.
"Santai aja bro. Aku lagi santai juga di sana. Ngomong-ngomong ada apa nih ? Dan kenapa kamu bisa sampai di sini ?" Tanya Bilal penasaran.
"Aku sekarang tinggal di pesantren milik om ku. Di kecamatam sebelah. Dari pada aku diem aja di sana mending aku ke sini ketemu kamu, kebetulan aku nemuin alamat kamu di postingan instagram kamu Bil. Ga apa-apa kan aku main ke sini ?" Jelas Adnan.
"Ya ga apa-apa sih. Tapi...." Ucap Bilal menggoga.
"Tapi apa Bil?"
"Kamu ga lagi ingin curhat tentang wanita itu kan ? Haha." Ucap Bilal terus menggoda.
"Justru itu. Aku ingin konsul nih sama kamu. Kamu kan berpengalaman dalam hal habluminannas hehe." Ucap Adnan.
Allohu Akbar Alloohu Akbar..... Pembicaraan mereka terpotong adzan maghrib dan mereka mutuskan untuk melaksanakan sholat maghrib terlebih dahulu.
Usai sholat, mereka tak langsung beranjak. Adnan selalu melontarkan permohonan dan do'a yang baik untuk Zahiya. Begitu pun Bilal, ini adalah kesempatannya untuk mencurahkan isi hatinya pada Sang Maha Pendengar. Sebenarnya kedua pemuda ini sedang dilanda kebimbangan. Adnan yang terus-terusan dilanda kebimbangan karena ditinggal orang yang amat dia cintai. Kemudian Bilal yang kian menahan perasaan kagumnya pada seseorang yang selama ini selalu ada untuknya walau jarak memisahkan mereka.
"Bil..." Sapa Adnan menyadarkannya dari lamunan.
"Iya Nan. Ada apa ? Bilang aja. Kamu kan udah curhat sama Alloh barusan. Sekarang kamj boleh deh curhat sama aku." Ucap Bilal.
"Sebelumnya aku minta buat kamu menutup rahasia ini." Ucap Adnan pada sahabatnya.
"Iya. Kalau kamu percaya sama aku ya Insyaa Alloh aku bisa menjaganya." Ucap Bilal pada Adnan.
"Bil. Aku tahu aku udah salah banget selama ini. Aku tahu aku sudah begitu mengecewakan Zahiya. Aku..." Adnan menghentikan ucapannya.
"Kenapa Nan ?" Tanya Bilal penasaran akan cerita Adnan.
"Sebelum aku memutuskan semua hubungan aku dengan Zahiya, aku melakukan itu." Ucap Adnan terbata-bata menghalau kepedihan.
"Kamu dan dia ngapain Nan ?" Tanya Bilal semakin penasaran.
"Aku bercumbu dengannya. Aku tahu apa yang kita lakukan itu salah. Dia sudah beberapa kali meyakinkan aku untuk tidak melakukannya tapi nafsuku dan dia sedang begitu tinggi saat itu. Aku menjanjikannya untuk menikahi dirinya. Tapi sekarang aku sangat menyesal. Bukan hanya menyesal karena meninggalkannya, tapi aku begitu menyesal telah melakukan itu. Aku juga menyesal Bil, kenapa baru sadar setelah melakukan itu. Kenapa aku tidak berusaha buat meminimalisir kejadian itu." Ucap Adnan panjang lebar.
"Tapi ga lebih dari itu kan?" Tanya Bilal.
"Iya Bil. Walaupun hanya itu saja, aku sangat merasa bersalah. Aku ngerasa kalau aku adalah orang yang paling berdosa." Ucap Adnan mengutarakan penyesalanya.
"Makanya sekarang aku ga mau cari orang lain untuk menggantikan dirinya. Karena aku tahu, nafsu aku belum berkendali. Aku takut itu semua terulang lagi. Disamping itu, aku janji sama Zahiya untuk menikahinya."
"Makanya Nan, kalau mau bilang janji tuh difikir dulu. Kamu bilang ke siapa dan konsekuensinya apa. Gini ya masalah janji itu, ya udahlah toh Zahiya udah ga ada di dunia ini. Masa kamu ga akan menikah hanya karena punya janji sama orang yang udah mati. Zahiya udah tenang Nan. Kita harus yakin kalau Alloh itu Maha. Alloh pasti udah mengampuni dosa-dosa itu. Alloh ngambil Zahiya karena Alloh sayang sama dia. Toh udah hampir setahun juga kalian bertaubat dengan tidak melakukanya lagi. Nan, hidup harus terus berjalan. Ayolah jangan takut untuk memulai." Ucap Bilal pada Adnan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Sang Senja
RomanceSenja dan hujan memang jarang tuk bersatu. Namun untaian kata indahmu justru bisa membuatku merasakan nikmatnya senja dan hujan bersamaan. 😊