vii

7.2K 601 99
                                    

Saat kau berusaha tertawa dalam kesedihan. Saat kau berusaha tersenyum namun hatimu menangis. Saat kau mencoba untuk memberikan sugesti bahwa 'semua akan baik-baik saja', namun tidak seperti yang kau bayangkan. Apa kau akan menyerah? Apa kau akan meraih tali laba-laba yang sangat tipis itu untuk keluar dari segala kesulitan, kepahitan dan kesedihan ini?

Itulah yang dirasakan seorang Yoona. Ia berpikir bahwa hidupnya tidak seindah kebanyakan orang. Bertemu pada pandangan pertama, jatuh cinta, menjalin hubungan, menikah, mempunyai beberapa anak dan menghabiskan masa tua bersama.

Tidak!

Yoona tidak seperti itu.

Cinta pertamanya memiliki kegagalan. Bukan hanya dirinya, namun sang cinta pertama yang jasadnya sudah terkubur didalam tanah. Bahkan cinta keduanya tidak berakhir indah. Cinta yang ia ingin jadikan cinta terakhir, pada akhirnya menjadi sesuatu yang sia-sia. Cintanya pergi bersama dengan kakaknya. Kakak yang sedari kecil tumbuh bersama dirinya.

Dirinya mendapat beberapa kesulitan. Membiarkan kakaknya bahagia bersama dengan seseorang yang ia cintai serta melupakan balas dendamnya, atau merebut seseorang yang ia cintai dan melaksanakan balas dendamnya atas kematian cinta pertamanya. Jika ia memilih opsi yang pertama, ia akan pergi jauh dari kehidupan rumah tangga kakaknya. Seperti seseorang yang menghilang bagai ditelan bumi.

Menurutnya sangat mudah menghilang dari muka bumi dan tidak ada seorangpun yang mengetahui keberadaannya. Ia akan menikah dengan bangsawan yang mengejar cintanya dan meminta untuk menyembunyikan dirinya dengan pengawalan yang sangat ketat. Tetapi untuk apa? Bahkan Yoona berusaha menyukai salah satu dari mereka, namun itu adalah usaha yang sia-sia.

Bagaimana dengan Seung Hyun? Pria bermarga Choi yang juga mencintai dirinya?

Oh, ia benar-benar tidak ingin mengecewakan sahabatnya dengan memiliki dirinya yang bukan lagi menyandang status sebagai seorang 'gadis'. Benar, bukan? Mahkotanya sudah ia berikan pada kakak iparnya. Ia memberikannya dengan senang hati. Walau ia berusaha untuk tidak menyesali keputusannya, namun ia merasa bahwa keputusannya adalah suatu kesalah terbesar dalam hidupnya.

Yoona terlalu banyak berpikir, hingga denyutan menyerang kepalanya. Ia menyingkirkan lengan Sehun yang memeluk dirinya. Fajar sudah mulai mendatangi kota Seoul. Ia akan menghabiskan harinya untuk menghibur dirinya sendiri. Diawali dengan membersihkan dirinya dibawah shower dan merasakan air hangat yang menyirami tubuhnya. Bagaimana bisa Yuri mengimbangi permainan ranjang kakak iparnya? Oh, dia sangat gila jika sudah bermain di ranjang, pikir Yoona.

Setelahnya, ia berpakaian dan mengambil tas kecilnya, tidak lupa mengisinya dengan barang-barang wajib yang harus ia bawa kemanapun. Dengan langkah yang sangat pelan, ia meninggalkan Sehun yang masih tertidur pulas di ranjangnya. Ia sungguh sudah tidak peduli pada Sehun setelah perlakuan kasar pada tubuhnya. Yoona membencinya. Bahkan pria yang mengejar dengan gelar bangsawan tidak pernah melakukan hal serendah itu untuk memaksa Yoona.

Keluar dari kediaman Yuri dan Sehun, langit masih gelap. Matahari masih menyenbunyikan dirinya. Namun orang-orang sudah berlalu lalang untuk menjalani aktivitasnya. Yoona berjalan menyusuri pohon-pohon yang rindang. Hawa dingin pagi hari sungguh menusuk kulitnya. Yoona tidak peduli. Karena sungguh, tidak ada yang lebih dingin dibandingkan dengan tatapan Sehun yang semalam menyetubuhinya.

Mengingat hal itu, Yoona meneteskan airmatanya. Sakit. Bukan hanya tubuhnya, tetapi juga hatinya. Berjalan dengan menunduk bukanlah dirinya sendiri. Tetapi Yoona tidak ingin dianggap lemah dan dipandang simpatik dengan membiarkan orang lain melihat airmatanya. Hingga langkahnya terhenti melihat sepasang sepatu yang Yoona pastikan bahwa itu bukanlah sepatu dengan harga yang wajar. Ia menyusuri pandangannya dari sepasang sepatu itu hingga menemukan wajah sang pemilik.

revenge ✔Where stories live. Discover now