Part.6: Texas and Jason

372 10 3
                                    

“Kimberly! Kimberly! Kim..” Justin berhenti berteriak sambil memanggil namaku ketika aku akhirnya muncul di hadapannya dengan rambut masih setengah basah dan masih memakai baju mandi.

Matanya tertuju pada dadaku, tapi aku tidak peduli dia mau menatap dadaku atau tidak. “mau ngomong apa?” Justin mengerjap cepat. Dia menjawab dengan suara pelan. Berbeda sekali ketika dia memanggilku tadi.

“Gue mau ke Texas besok pagi. Lu mau ikut gue, atau gue anterin ke tempat the Wanted?” aku berfikir sejenak. Texas? Boleh juga kalau aku ikut ke sana, supaya aku bisa tahu banyak tentang negara-negara yang ada di dunia ini. Kesempatan seperti ini tidak boleh di sia-sia kan. Daripada aku tinggal bersama anggota The Wanted, lalu mereka semua bekerja, sedangkan aku, berdiam diri saja dirumah. Bisa-bisa rumah itu akan  ku bakar saking bosannya.

“Gue ikut lo.” Justin mengangguk, melirik dadaku lagi sebelum berbalik dan pergi. Aku tertawa melihat ekspresinya itu saat matanya bergerak menuju dadaku. Pria itu lucu sekali.

Di kamar, aku menyiapkan  satu pasang baju—hanya satu pasang—untuk ke Texas nanti dalam sebuah koper kecil. Tentu saja itu koper yang ku bawa saat akan berangkat ke sini. Aku harus berterima kasih pada Justin dan Alfredo karena mereka sudah memenuhi banyak kebutuhanku tanpa ku minta dan mengajariku banyak hal.

Ngomong-ngomong soal Fredo, aku menolak usulannya kala itu setelah ku fikir-fikir lebih jauh lagi secara matang ketika aku tidak bisa tidur pada suatu malam. Mentally, karena aku merindukan tidur di samping Max. lupakan tentang Max dulu sekarang. Aku menolak rencananya secara halus karena..

 well, selain aku tidak begitu menyukai kebohongan, tidak enak rasanya harus menipu Justin yang baru saja ku kenal dan sudah banyak berjasa padaku. Tapi aku sudah berjanji pada Fredo kalau aku akan membuat mereka berbaikan atau mereka akan kembali berpacaran seperti dulu lagi.

Tapi masalahnya, sudah seminggu lebih aku berada disini, Justin masih belum membicarakan tujuan utamanya dia mengajakku kesini.

Disaat aku sedang asyik melamun, ponselku berbunyi. Benar seperti dugaanku kalau Justin punya ponsel semacam ini di rumahnya cukup banyak. Buktinya, aku di berikan yang baru olehnya. Di layar ponsel ini, tertera nama Nath. Memang sengaja ku beri nama seperti itu dan juga terpampang fotonya.

“Halo?”

“Kim? Lagi ngapain lo disana? Main kesini, yuk! Gue jemput, deh!”

Suara Nathan kedengaran bahagia sekali. Aku dapat mendengar suara Max in the background.

“Sorry Nath, I would love to tapi gue diajak Justin ke Texas besok pagi..”

Kurasa Nathan menyalakan speaker ponselnya sehingga orang-orang yang disana mendengarnya dan serempak berteriak

“YAAAHHH!”

“Kim payah!” teriak Max

“Diem, lo Maxie!” balasku. Terdengar suara Max tertawa setelah itu terdengar suara Nathan lagi.

“Lo ga asik banget, Kim. Bener, deh.”

“Sorry, Nath..” aku tidak tahu harus berkata apa lagi padanya. Sambil mengepak barang-barangku, aku dan Nathan asyik mengobrol di telefon. Saat terdengar pintu di ketuk, aku memutuskan pembicaraan karena aku sedang membicarakan tentang Selena dan aku yakin kalau itu pasti Justin.

Benar, kan?

Justin masuk tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tidak biasanya dia diam-diam begini. Biasanya kalau dia sudah melihat wajahku, pasti bawaannya ingin berbicara tanpa henti. Dan aku tidak mau mengajaknya mengobrol duluan. Memangnya apa yang ingin ku bicarakan dengannya? Tidak ada.

KIMBERLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang