Chapter 09

1K 51 3
                                    

Desyca Pov
Aku Terlalu Sering menangis sehingga Kepalaku Terasa sangat Pusing dan mataku sedikit perih.
Aku berjalan gontai menuju ke ruang 304, tiba-tiba tubuhku terasa ringan dan pandanganku mulai kabur.
Aku Terkapar Di Lantai Hotel dengan lemas, semua orang yang ada disana Mendadak panik.

"Des, Des! Bangun"

Aku tidak Bisa melihat siapa yang Sedang meneriaki diriku yang sudah terbaring lemas di lantai.
Mataku perlahan tertutup dan Hasilnya, aku tidak sadarkan Diri.
.
.
.
Mataku terbuka perlahan dan mendapati diriku sedang terbaring lemas diruangan Yang Berbau obat obatan ini.
Apakah Ini rumah sakit?

"Syukurlah Lu udah sadar Des!" Ucap Seorang pemuda yang Sedang menarik nafas Lega.

"Re..reihan?sebenarnya gue kenapa?" Tanyaku.

"Lu tadi jatuh pingsan...Lu kenapa? Lagi sakit?" Tanya Reihan.

"Nggak Gue cuman Sakit kepala biasa aja Kok!" Jawabku.

"Nggak! Pasti ini ada Hubungannya dengan Kak Juna! Setiap kali Lu Mikirin dia , Lu selalu menangis!"  Ucap Reihan.

Itu memang benar sih, aku ini memang cengeng!
Aku ini hanya Wanita lemah.

"Emm...Reihan! Maaf ya Gue jadi ngerepotin! Gue jadi nggak enak!"

"Nggak papa! Sekarang Lu harus makan dulu biar nggak pusing lagi!" Ucap Reihan Memberikan sekantong plastik berisi makanan.

Aku pun mengangguk dan Segera  memakan Makanan yang diberikan Reihan.

"Oh ya! Soal Kak Juna...Lu tau nggak Siapa Tunangannya?" Tanya Reihan.

Pertanyaan itu...adalah pertanyaan yang nggak mau aku dengar Selama ini.
Aku pun kembali menunduk kepalaku sedih.

"I..Itu...reihan...Aku mungkin tidak bisa memberi tahu padamu"
"Oh...ya sudah nggak papa! Sekarang Lu makan aja makanannya!" Ucap Reihan mengelus pucuk kepalaku.

Elusan ini mengingatkan aku pada kak Juna yang mengelus Kepala ku Di kala Aku sedang bingung untuk meminta maaf pada Mas Bejo.
Dan disitu lah! Aku merasakan kehangatannya Tangan Kak Juna.

"...Kak Juna..."

"Siapapun tunangannya, Kau harus bisa merebut kak Juna kembali dan membawanya kembali ke OSN ya?!" Ucap Reihan tersenyum.

"Eh?!"

Normal Pov
Desyca pun melanjutkan perjalanannya menuju Ruang 304 yang sempat Tertunda
Begitu Membuka Pintu...

" Desyca...!"

"Kamu kok nggak Beritahu mas bahwa Kamu lagi sakit!" Ucap Bejo sambil Mengguncang Desyca.

"Hehehe...maaf mas..." ucap Desyca Tersenyum kikuk.

"Ya udah, Cepetan masuk kelas! Ntar Laoshi datang lagi!" Ucap Bejo.

"Iya mas..."

Dan seperti biasa mereka memulai aktifitas mereka dengan belajar dan lain lain.

Kamar Hotel Desyca

"Aduuhh...sumpah, Kepala gue kenapa masih sakit aja" Ucap Desyca Memijat kepalanya.

"Makanya, jangan kebanyakan nangis!" Ucap Irene.

"Ya udah, Gue mau tidur aja deh! Biar baikan!" Ucap Desyca langsung menghempaskan tubuhnya di Kasurnya yang empuk.

Lama kelamaan Desyca pun terlelap dalam tidurnya.

Desyca Pov
"Aku ada dimana?
Tempat apa ini?"

Aku merasa bingung, kenapa aku bisa berada di tempat seperti ini?
Aku memandang tempat ini.
Angin yang sejuk, rerumputan yang dengan indah bergoyang. Tetapi, entah kenapa aku bisa disini?

"Mama...papa..."
Seorang anak perempuan yang bahagia sedang berlari menuju ayah dan Ibunya.
Tetapi, tunggu? Kenapa Mereka mirip sekali dengan aku dan kak Juna?

Mereka tampak Bahagia dengan senyum yang terukir di bibir mereka, sambil memeluk Anaknya Dengan kasih sayang.

Aku juga ikut bahagia melihat mereka, bayangan seperti diriku dan kak Juna Bahagia dan Mempunyai anak perempuan yang cantik

"Desyna sayang! Kamu dari mana sih? Dari Tadi papa dan mama nyariin kamu" Tanya sang ibu.

"Tadi, aku habis main sama teman-teman ma!" Jawab sang anak.

"Ya udah, lain kali kalau main izin dulu sama papa dan mama ya?" Tampak sang ayah sedang mengelus pucuk kepala sang anak

"Hihihi...baik pa!"

Senyum itu, senyum dari ayah itu...mirip sekali seperti kak Juna...

"K..kak Juna?"

Perlahan bayangan tadi mulai menghilang dan...

.
.
.
Aku terbangun ditempat tidur ku yang sudah menampakkan Irene dan Rieva yang menatapku dengan heran.

"Oh! Ternyata hanya mimpi?" Batinku.

"Kenapa kalian memandangku seperti itu?!" Tanyaku pada Irene dan Rieva.

"Waktu lu tidur tadi, Lu itu Ngigo sambil manggil nama Kak Juna? Lu mimpi apa sih Des?" Jelas irene sekaligus bertanya.

"Gue tadi mimpi seorang ayah dan ibu yang Sedang bersama anaknya! Tapi, Entah kenapa Bayangan Itu mirip sekali Seperti kak Juna dan Gue?" Jelasku.

Mereka berdua pun terdiam, dan Rieva pun mengatakan...

"Sepertinya Kau dan Kak Juna memang terikat Jodoh!" Ucap Rieva.

"Eh?!"

"Kau memang sudah melihat Masa depanmu di dalam mimpimu" sambung irene.

"Yaaahhh...semoga bisa jadi kenyataan ya!" Ucapku menarik nafas pelan.
.
.
.
Aku masih tak habis pikir tentang mimpinya tadi malam, apakah memang betul ya dibilang Irene dan Rieva?
Entahlah, aku pun tidak tau juga!
Aku pun membuka pintu 304 dan ternyata masih Tidak ada orang satu pun sama sekali.

"Mereka belum datang ya? Atau aku yang datang terlalu cepat?" Tanyaku.

Kring....Kring...

"Apa? Telepon dari mama?"

Bersambung...
Apa kabar Guys...
Sorry karena saya jarang update, soalnya tanganku terlalu malas untuk mengetik
Ingat ya! Tanganku bukan diriku:v
Untuk sementara, Juna nggak dimunculkan Dulu ya soalnya Juna nya pengen berduaan dulu sama Ratu hehehe...
*Diserang Haters Ratu sedunia*
Bercanda deng:v

See You In Next Charter...
I Love You all...
(Ingat! Typo bisa bertebaran dimana mana)





I Love U [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang