Don't be a Siders:)
Typo? Maafkan🙇
And
Happy Reading
.
.
.Normal pov
Hujan menerpa sebagian daerah, termasuk lah di hotel tempat Desyca berada sekarang.
Ia sedang termenung, membayangkan bagaimana kehidupannya jika ia terus menerus seperti ini?Ia memandang rintikan hujan itu dengan pandangan kosong, seakan-akan tidak ada kehidupan lagi di dalamnya.
Reiva dan Irene yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepala mereka, sejak dari awal Juna pergi, Desyca hanya bisa murung dan meratapi nasib nya dikamar seorang diri.
Reiva pun menegur Desyca sejenak
"Des, Kita keluar makan yuk!" Ujak Reiva sembari menepuk pundak Desyca dengan pelan.
"Nggak Va, aku lagi nggak nafsu makan" Jawab Desyca seadanya.
"Des, sampai kapan kamu begini terus? sejak kak Juna pergi, kamu jadi jarang makan, kalau kamu sakit gimana?" Reiva khawatir,sangat khawatir, baginya Desyca sudah dianggap sebagai seorang adik oleh dirinya, orang mana yang sanggup melihat sahabatnya seperti ini.
"Des..." Panggil Irene.
"Maaf Va, Ren. aku butuh waktu sendiri" Ujar Desyca tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela yang sudah penuh dengan rintikan hujan.
"Tapi Des..." Ucapan Reiva terpotong dikala Irene sudah menarik tangannya.
"biarin Desyca sendiri Va" Ujar Irene sambil memandang Desyca dengan tatapan sedih.
Sekarang Irene dan Reiva sudah berada di luar kamar hotel mereka, bagaimana pun Desyca juga butuh menenangkan dirinya di dalam sana.
"Hiks...Ren...aku khawatir sama Desyca...hiks..." Reiva terisak, ia sudah tidak tahan lagi melihat Desyca seperti itu.
"Sudah Va, Desyca masih butuh waktu sendiri, biarin dia menenangkan dirinya dulu" Ujar Irene sambil menenangkan sahabatnya ini, di dalam hatinya, ia juga sangat tidak rela jika Desyca harus menjalani semua ini, ia tau pasti itu akan terasa sangat sakit dibanding harus tertusuk pisau tajam sekalipun.
Mereka pun pergi dengan Reiva yang masih terisak disamping Irene
"dimana diri lu yang dulu Des?" Batin Irene sedih sembari membayangkan cengiran tak berdosa dari Desyca.
Sedangkan Juna...
Ia masih sibuk berdebat dengan Ratu, ia benar-benar jengkel dengan perilaku Ratu yang sudah sangat kelewatan saat ini
"Tsk, terserah!" Ia pergi beranjak dari tempat itu dengan amarah yang meluap.
Dan Ratu, ia menyeringai sinis menatap punggung Juna yang sudah menjauh darinya.
'Lihat saja kak, akan ku beri pelajaran kepada gembel sialan itu!' Batinnya sembari tersenyum sinis lalu pergi dari tempat itu.
Desyca pov
semua yang dibilang Reiva benar, seharusnya aku tak terus begini?
Aku memutuskan untuk menyusul Reiva dan Irene, aku mengambil Jaket tebalku, tak lupa dengan payung, lalu aku keluar dan tak lupa untuk mengunci pintu kamar.Aku berjalan pelan menuju luar hotel, hujan yang lebat mulai mereda digantikan dengan rintikan gerimis, membuat suasana menjadi lebih damai.
"ah? Aku lupa! Kira-kira mereka ada dimana ya?" Batinku lalu mulai mencari smarthphone yang ada disaku jaket ku.
Aku mulai menghubungi Rieva
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love U [✔]
Fanfiction[[REVISI]] 304th Study Room Fanfiction "Gue memang gak akan bertahan lama lagi disini, tapi rasa sayang gue ke lo akan kekal selamanya... Sampai tuhan mempertemukan kita di kehidupan yang Lain" -Arjuna Wira Atmadja Cover by : Webtoon, 304th Study Ro...