part 1

58 2 0
                                    

Aku mengurung diri di kamar, tubuhku bergetar hebat, aku menangis tanpa suara, rasanya aku ingin mati saat ini.

"Via buka pintunya sayang, dari pagi kamu belum makan nak, mama gamau kamu sakit, kamu gpp kan?"ucap mamaku dari balik pintu.

Aku menghiraukan perkataan mamaku, aku tidak merasa lapar karena aku sudah kenyang dengan perkataan yg di lontarkan oleh bayu.

"Sayang kamu tidak apa apa kan? Buka pintunya nak, mama khwatir"mama mengetuk pintu kamarku dengan keras, sambil berteriak agar aku mau keluar dari dalam kamarku.

Aku pun berjalan menuju westafel, aku membasuh mukaku agar tidak kelihatan seperti orang yg habis menangis.

Setelah itu aku berjalan mendekati daun pintu, membukakan pintu kamarku agar mamaku bisa masuk.

"Kamu kenapa sayang? Matamu merah, apa kamu habis nangis?"tanya mamaku khawatir.

Aku tersenyum pada mamaku, menyembunyikan semua masalahku dari mama.

"Aku tidak apa apa mah, aku cape mah, tadi aku ketiduran, maaf jika menghawatirkan mama"elakku

"Apa semua yg keluar dari mulutmu itu benar? Rasanya mama tak percaya dengan semua yg kamu ucapkan nak, mama tahu kamu itu lagi bohong"tebak mamaku.

Iya, mama benar aku sedang berbohong dengan dunia ini, hatiku hancur ma, hati ini hancur.

"Mama via gapapa, percaya deh sama via"ucapku dipadupadankan dengan senyum lebarku.

Mama memeluku erat, aku pun membalas pelukan mama dengan erat.

"Mama tahu kamu sedang ada masalah nak, coba cerita ke mama, sebenarnya kenapa?"tanya mamaku lagi.

Aku menggelengkan kepalaku, aku tersenyum kembali pada mamaku.

"Via enga apa apa ma, via ceria ko"ku jawab dengan penuh dengan keceriaan padahal hati ini, remuk seperti kaca yg jatuh, meskipun sudah di perbaiki tapi masih ada bekasnya, itulah hatiku sekarang.

Mamaku tersenyum, lalu mencium puncuk kepalaku.

"Yaudah kalau gamau cerita, gapapa tapi tolong ke bawah ya, kita makan malam bersama, papa juga udah nunggu kamu sayang"bujuk mama

"Iya iya, via ikut mama, yuk"ucapku tersenyum.

Aku dan mamaku berjalan sejajar menuju meja makan, disana sudah ada papa yg menunggu.

"Ini dia bidadari papa baru nonghol, papa udah lapar dari tadi tahu"ucap papaku membuat aku merasa bersalah.

"Hehehe, maaf ya pa, abisnya tadi aku ga denger kalau mama manggil aku"jawab aku asal.

"Mangkanya kalau punya kuping tuh dibersihin biar bisa mendengar dengan baik"

"Apaan si pah, secara tidak langsung papa itu nyebut aku budeg lo pah"aku duduk sambil memajukan bibirku.

"Bibir tolong dikondisikan"ledek papaku.

"Papa ngeselin tahu ngga"ucapku datar

"Ishhh... Udah udah napa dari tadi berantem mulu, kapan kita makannya?"mamaku menghentikan kami berdua.

Hahaha,, gini nih kalau udah ketemu papa bawaanya pengen ribut mulu, pokonya kalau sudah ngomong sama papa, aku tuh berasa ga punya beban apapun.

"Biar aku yg nyiapin ma"

Aku memgang piring lalu ku masukan nasi dan lauk pauk kesukaan papa.

"Segini cukup pa?"aku melihat papaku mengnggukan kepalanya, aku berikan piring itu kepada papaku yg gantengnya luar biasa itu.

"Terimakasih sayang"ucap papaku setelah menerima piring dariku.

Aku tersenyum ke arah papa "oya, mama mau sama apa?, biar via yg ambilin"

"Pake ayam sama capcai aja nak, nasinya jangan banyak banyak, mama lagi proses diet"ucap mama malu malu.

"Oke deh"aku memasukan nasi dengan porsi yg tidak sedikit, lalu lauknya pun sudah ku masukan ke dalam piring.

"Ini buat mama, mari makan"ucapku bersemangat.

"Sevia, udah dibilangin jangan banyak banyak nasinya, ini mah bukan porsi mama via"teriak mamaku melihat piring di depannya berisi penuh seperti gunung.

"Hehe, udah mah abisin aja, lagian mama itu udah langsing ga perlu lagi diet dietan, iya kan pah?"aku melirik papaku agar papaku mengiyakan perkataanku.

Papa menganggukan kepalanya "iya ma, mama itu udah langsing, ga perlu diet, lagian kalau mama gemuk papa ga akan ninggalin mama ko, papa akan selalu ada disamping mama, aka selalu bahagiain mama"

Uhukkk....uhukkkk....

Aku terbatuk mendengar perkataan papa, rasanya aku pengen rames rames mulut orang yg berkata seperti itu.

"Kamu kenapa sayang, minum dulu"ucap papaku memberikan segelas air.

Aku menerima gelas itu, aku meneguknya dengan hitungan detik.

"Kamu ga apa-apakan sayang?"tanya mama.

Aku ga apa apa ko, tadi aku hanya tersedak.

Papa dan mama hanya menganggukan kepalanya, tanda mereka menerima penjelasan dari sevia.

Flash back on

"Sayang ko makanannya ga dimakan sih??"tanya bayu padaku

"Aku gamau makan"aku menggelengkan kepalaku

"Loh, kenapa? Percuma aku ngajak kamu kesini kan, kalo kamu cuma liatin aku makan mah"ucap bayu sambil memajukan bibirnya.

"Bukannya gitu, aku kan lagi ikutan program diet, jadi tolong jangan buat aku makan terus ya sayang, nanti aku gagal diet"ucapku menjelaskan kenapa aku ga mau ikutan makan.

"Ishhh.... Kamu diet buat siapa sayang? Tolong temani aku makan ya, pokonya mau kamu gendut atau kurus, aku akan tetap suka sama kamu, aku akan selalu bahagiain kamu, aku akan selalu bersamamu, jadi aku mohon sekali lagi kepadamu, kamu makan ya temani aku"

Setelah berkali kali bayu membujuku Akhirnya aku pun akupun mau makan menemaninya.

"Baiklah, baiklah, aku akan makan, jadi tolong itu bibirnya kondisikan ya"aku tersenyum pada bayu.

Bayu pun membalas senyumku "i love you"

"Love you too"balasku.

Flash back off

"Ma, pa, aku permisi mau ke kamar dulu ya"pamitku

Papa dan mama pun mengangguk setuju.

***********

Setelah berada di kamar, aku mengambil hp ku di atas nakas, aku membuka pola, dan menuju ke galeri, tiba2 air mata ku mengalir deras tanpa aku sadari, lagi-lagi aku menangis tanpa suara, saat aku melihat foto-fotoku bersama bayu, dari sekian banyaknya foto aku sangat benci saat melihat foto kami bertiga yaitu aku, bayu dan dibha. Aku membantingkan hpku ke sembarang tempat, aku menarik selimutku, melanjutkan tangisanku dan tanpa sadar aku sudah tertidur pulas di atas kasur yg empuk dan menyelinap di bawah selimut tebalku.

Rasanya cerita ini ga nyambung ya?😂 maaflah namanya juga lagi belajar😊
Jangan lupa tinggalin jejak ya guys
#terimakasih😘

Terjebak Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang