part 3

36 1 0
                                    

Akhirnya vita pun mengeremkan mobilnya tepat di depan rumahku, dia tampak menatap wajahku heran.

Aku mengerutkan dahiku, "kenapa kau melihatku seperti itu?" aku pun melontarkan pertanyaan kepadanya.

"Sebenarnya ada masalah apa lo sama bayu? Kenapa sekarang bayu lebih sering sama dibha dibanding sama lo vi?".

Akhrinya dugaanku benar ternyata vita menanyakan itu, tentang bagaimana hubunganku dan bayu. Aku tersenyum pada vita.

"Kenapa lo malah senyum si vi? Lo putus gara-gara dibha kan?".

Dan lagi-lagi tebakan vita benar, memang dibha lah dibalik putusnya aku dengan bayu.

Aku menarik nafas panjang agar aku bisa berbicara dengan benar, "ya, semua tebakanmu benar vit". Aku menghela nafas lagi, dan aku melihat wajah vita yg siap mendengar curahan hatiku ini, dan akhirnya aku menceritakan semuanya pada vita dari awal sampai akhir, dan aku tak tahu, bahwa air mataku sudah lama mengalir deras di pipiku.

"Maafin aku ya via, gara-gara aku kamu jadi ingat dengan masa lalumu itu, maaf sudah jangan menangis lagi".

"Entahlah aku bisa move on atau tidak dari bayu vit, soalnya aku sangat mencintainya". Ucapku mengingat lagi semua kenanganku bersama dengan bayu.

"Sudahlah vi, lo harus bisa move on via lo pasti bisa ko,, sudah jangan menangis lagi, hapus air mata lo, lo ga pantes nangisin lelaki brengsej seperti bayu,,, lagian sudah menjadi takdir kalau pertemuan akan berakhir dengan perpisahan via. Gue yakin lo akan dapetin yg lebih baik dari bayu, gue yakin itu". Ucap vita sambil menenagkan via agar bisa tenang dan tak menangis lagi.

Aku memeluk vita dengan erat, "makasih atas sarannya ya vit, aku gak nyangka ternyata kamu adalah pendengar yg baik ya". Kata ku setelah mengulurkan pelukanku.

Vita tersenyum, "sama-sama via sesama teman kan harus saling membantu,, hehehe".

Via melihat jam yg melingkar di tangan kirinya itu.

"Eh, udah jam 17.00 nih, maaf ya vit, gara-gara dengerin celotehanku kamu jadi telat pulang". Ucapku dengan wajah yg merasa bersalah.

"Santai aja kali". Jawabnya sambil menyunggingkan bibir manisnya itu.

"Gue turun ya, hati-hati pulangnya". Aku pun turun dari mobil vita.

Vita menurunkan kaca mobilnya, "gue pulang ya, kalau mau curhat telepon saja gue". Ucap vita sambil mengangkat jempolnya.

Via pun tersenyum dan mengangkat jempolnya.

Setelah melihat mobil vita melaju dan sudah terlihat di pandanganku, aku pun berjalan untuk menginjakan kaki ku ke dalam rumahku.

"Assalamu'alaikum ma, pa".

"Wa'alaikum salam non via". Jawab bi inah asisten rumah tangga di rumahku.

"Mama sama papa kemana bi?" tanyaku pada bi inah.

"Tuan dan nyonya sedang kondangan ke acara pernikahan temennya".

"Ohh, gitu ya sudah ya bi, aku masuk kamar dulu" jawabku tanpa mendengar jawaban dari bi inah, aku sudah berjalan menuju kamarku.

Aku membanting tubuhku ke atas kasur, aku menatap langit langit kamarku yg putih dan bersih tanpa ada noda sedikit pun. Aku berpikir keras, apakah bisa hatiku yg telah ternodai dan tersakiti bisa sembuh dan terhapuskan semua luka ku ini.

"Argghhh... Aku harus bisa move on, pokonya harus bisa!!!!!". Geramku.

Aku mengambil Hp ku dari dalam tas, aku membuka pola Hp ku lalu menuju pada aplikasi, ya aku membuka instagram. Aku men-scroll terus beranda instagram sampe berhenti di satu foto. Rasanya hatiku remuk saat melihat foto tersebut. Ya siapa lagi kalau bukan mantan dan tukang nikung, maksudku Bayu dan dibha, di postingannya betuliskan "tft sayangku, lain kali jalan jalan lagi ya, aku menyangimu.. Love you :* ".

Rasanya aku pengen banting nih hp, aku kesal dengan dua orang yg tak tahu malu ini,, aku benci, pokonya benci!!!!..

*"*"*"*"*"*"*"*

Aku bangun dari tidurku, aku melihat pada jam yg ada di atas nakas menujukan pukul 02.00. Aku melihat tubuhku yg masih berbalutkan seragam putih abu-abu ini, Rupanya aku ketiduran.

Aku bangun dan keluar dari kamar menuju dapur karena tenggorokanku sangat kering.

Setelah sampai di dapur aku mengambil gelas lalu membuka kulkas yg berisikan air dan kawan-kawan. Aku mengambil sebotol air minum lalu aku tuangkan ke gelas dan dihabiskan tanpa sisa:v.

Aku berjalan lagi menuju kamarku, saat ditengah perjalanan tiba-tiba ada yg berteriak-teriak di luar, aku berjalan mengintip dari kaca jendela. Aku kaget bukan main si pemakai topeng hitam itu menuju rumahku.

Aku segera berlari dan langsung mengetuk pintu kamar mama dan papaku.

"Ma, pa bangun" aku berteriak dan mengetuk pintu dengan keras.

"Mama, papa, buruan bukain ishhh.."

"Papa, mama ada MALING di rumah kita".

Akhirnya teriakanku dihargai juga oleh papa, papa membuka pintu sambil mengucek matanya yg memang sangat mengantuk.

"Ada apa si vi? Teriak teriak aja, ganggu tidur papa sama mama tahu".

"Maafin via pa, tapi di luar itu ada maling". Jawabku panik.

"Ga mungkin ada maling sayang, komplek kita kan ada satpamnya".

"Papa tuh ya ga percaya banget sama anak sendiri". Aku menyipitkan mataku.

"Papa hanya percaya sama allah sayang, percaya sama kamu mah musrik, hahaha". Papa berteriak sambil berlalu meninggalkanku.

"Papa mau kemana?". Tanyaku mengikuti papa dari belakang.

"Mau cek lah, katanya ada maling". Jawab papaku.

Aku berjalan dibelakang papa menuju pintu utama, aku dan papa berjinjit jinjit agar tidak terdengar suara langkahan kaki, belum juga papa  mengintip lewat jendela, sudah terdengar ketukan pintu.

"Ko maling ketuk pintu sih pa?". Tanyaku heran.

"Gatau mending papa bukain aja ya". Ucap papaku lalu membuka pintu dengan sangat hati-hati.

Aku bersembunyi di balik tubuh papaku, takutnya ia benar benar maling.

"Assalamu'alaikum om, maafin saya yg mengganggu tidur kalian om".

Suara khas seorang cowo gagah terdengar di telingaku, aku mengintip dari balik badan papa, dan benar dia seperti pangeran.

"Kau, rafa ya? Anaknya Riko?". Tanya papaku.

"Benar om".

"Oh, silahkan masuk". Papaku mengijinkannya masuk ke dalam rumahku.

"Maaf om, apa ayahku sudah bicara dengan om?".

"Sudah". Papa mengangguk cepat.

"Apakah om mengizinkan?".

"Ya, om mengijinkanmu".

Aku mengkerutkan dahiku, aku tidak mengerti apa yg dimaksud dengan papa dan cowo itu. Apakah aku akan dijodohkan dengannya? Oh, jika benar begitu, aku harus bagaimana tuhan???

Terimakasih yg sudah baca cerita ini😇 btw, nyambung/makin ga nyambing nih?? Hahaha, maafkan aku si penulis amatir:v

Terjebak Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang