part 4

24 1 0
                                    

"Maaf om, apa ayahku sudah bicara dengan om?".

"Sudah"papaku mengangguk.

"Apa om mengizinkannya?". Dia mendelikan matanya, berharap jawabannya "iya".

"Baiklah, om mengizinkanmu tinggal disini". Ucap papaku tanpa memikirkannya lagi.

Aku membulatkan mataku, apa aku tidak salah mendengar, apa benar papa meng'iya'kannya. Astaga, kalau begini ceritanya setiap hari aku akan bertemu dengannya.

"Apa papa serius?"tanyaku.

"Ya, papaa sangat serius sayang, karena dia adalah anak dari teman papa".ucap papaku santai sambil merangkulku.

"Kalau begitu, bawa koper mu dan masuklah". Papa mensilahkan masuk.

"Via antarkan rafa ke kamar tamu ya sayang".

Aku mendelikan mataku ke arah papa, tanda kalau aku menolaknya.

"Via".papaku membulatkan mataku, tanda kalau aku harus menyetujui perkataanya.

Aku mendesus sebal pada papa, akhirnya aku pun menyetujuinya.

"Baiklah, ayo ikuti aku". Ucapku malas.

Rafa hanya mengangguk dan mengikuti langkahku dari belakang.

"Ini kamarmu, kalau butuh apa2 panggil aja". Ucapku, setelah sampai di depan kamar tamu.

"Baiklah, terimakasih sebelumnya telah merepotkanmu".

"Tidak apa-apa". Ucapku, lalu melangkahkan kaki untuk pergi ke kamarku.

"Tunggu".

"Ishhh... Apa lagi sih". Aku membalikan tubuhku dan berjalan menuju ke arahnya lagi.

"Ada apa?".

"Tidak ada". Ucapnya dengan tanpa beban dan dosa.

Hah...

"Hehe, cuma mau nanya siapa namamu?"

"Ishh,, ga penting banget tahu gak". Aku mendesus sebal padanya,, dia menatapku tanpa henti, mengapa jantungku jadi dag-dig-dug begini sihh,,, ya tuhann... Apa artinys ini??? Ucapku dalam hati.

"Jadi siapa namamu?". Tanya nya lagi.

"Via, sevia anggita putri". Ucapku lalu pergi meninggalkannya.

"Nama yg cantik seperti orangnya".

Aku mendengarnya meskipun dia berkata pelan, oh my god, cantik? Aku di bilang cantik oleh pria setampan rafa?.

Aku masih tidak percaya dengan ini.

Via POV

Aku masuk ke kamarku dengan rasa hati yg begitu gembira, rupanya hatiku tidak akan kosong lagi, aku senyum² karena perkataan rafa yg masih terngiang di telingaku.

Dia memanggilku membuat hatiku berdebar tak karuan.

Aku membalikan badanku dan melangkah mendekati rafa kembali, setelah aku berhadapan dengannya dia tersenyum lebar padaku, aku menunduk agar tidak ketahuan kalau pipiku mulai memerah.

"Ada apa lagi sih?"
Aku menanyakan ada apa dia memanggilku lagi.

"Tidak ada".

Jawaban yg sungguh membuatku jengkel.

Aku membalikan tubuhku lagi, belum sempat aku melangkah.

"Siapa namamu?".

Aku memjamkan mataku dan kembali membalikan tubuhku agar bisa berhadapan dengan rafa.

Aku menghela nafasku panjang.
"Via, sevia anggita putri".

Dia menganggukan kepalanya, entahlah itu tandanya apa aku tak mengerti. Akhirnya aku memutuskan untuk berlalu darinya.

"Nama yg cantik seperti orangnya". Ucapnya, aku tak tahu bagaimana wajahnya saat mengucapkan itu.

Ya, meskipun suaranya kecil tapi masih terdengar oleh telingaku, yg lebih parahnya lagi, mengapa hati aku dag dig dug begini sih, padahal dia cuma bilang begitu. Aku menggelengkan kepala menarik selimut lalu tidur.

Rafa POV

Tengah malam aku sampai di rumahnya om tirta, aku tidak tahu kalau om tirta mempunyai anak perempuan seumuranku, menurutku dia termasuk dalam kriteria wanita yg aku mau, cantik, tinggi, putih, bahkan kalau di lihat dia juga rajin.

Sayangnya dia tidak menyukaiku, di lihat dari logat bicaranya saat ayahnya menyuruhnya untuk mengantarku ke kamar tamu, dia mungkin tidak setuju kalau aku tinggal di rumahnya.

Ah, tapi itu hanya perasaanku saja, kita baru saja bertemu, tidak mungkin dia langsung suka padaku.

Dan akhirnya dia menyetujui ayahnya untuk mengantarku ke kamar tamu.
Aku mengikuti langkahnya dari belakang.

"Cantik". Itu yg aku katakan, tapi sayangnya aku mengatakannya di dalam hati.

Saat kami sudah sampai di depan pintu kamar, dia melangkahkan kakinya untuk pergi.

Aku berteriak dan menyuruhnya untuk balik lagi menemuiku, aku tak menyangka dia akan berbalik menemuiku.

"Ada apalagi?". Tanya dia

Rupanya dia jengkel denganku, aku tahu dari sikap dan logat bicaranya. Wkwk kaya para normal aja lu rafa😂.

"Tidak ada". Jawabku, dan benar saja tambah membuat dia semakin jengkel denganku.

"Siapa namamu?".

"Via, sevia anggita putri". Ucapnya.

Lalu dia berbalik dan mulai melangkahkan kakinya ke depan, setelah sudah cukup jauh dariku, tiba-tiba aku berkata "cantik seperti orangnya".

Entahlah dia mendengar atau tidak yg penting aku bisa tenang sudah mengatakannya pada dia, meskipun tanpa dia ketahui.

Kemudian aku masuk ke kamar dan mulai memejamkan mataku.




Hadir lagi nips, maaf ya kalau tidak nyambung😂 semoga kalian suka, jangan lupa vote dan komennya ya. Aku sayang kalian😘
Wkwkwk

Terjebak Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang