Chapter 2

8.7K 998 202
                                    


Taehyung ingin kabur. Sejauh-jauhnya, mungkin sampai ke luar angkasa kalau perlu. Ini kah yang mereka katakan keadaan 'danger'? 

Pemuda itu hampir tak bisa menghela napasnya dengan bebas karena kekangan dan intimidasi dari lawan bicaranya. 

 Mengapa semua ini bisa terjadi?

Terkadang, keingintahuan yang berlebihan itu membahayakan. Mungkin sekarang Taehyung mengerti maksudnya. 

Sebenarnya, dia tidak sebegitu ingin tahunya―tentu sesekali ia ingin tahu, tetapi siapa sangka jadinya akan begini? 

Intinya dia sedang sial. Sangat sial. Double sial. Ultra plus sial. 

Apapun itu. 

"Ayo pilih. Mau yang mana?" Pemuda di depannya, memojokkannya ke dinding, menatap lekat padanya seolah tengah memberi pilihan pada calon makanannya seperti mau dimasak dengan cara digoreng atau direbus. Taehyung yang masih waras mana mungkin memilih salah satunya? Tentu saja kalau ada opsi kabur, dia akan memilihnya.

Taehyung hampir hilang harapan. Dirinya tidak akan benar-benar dibunuh kan? Ini bukan cerita bergenre thriller atau gore. Ia yakin author tidak akan setega itu. 

"Apa sih susahnya pilih salah satu? Pilih saja nomor 2. Kau akan tetap hidup, setidaknya untuk 'sekarang'." Pemuda itu melanjutkan perkataannya setelah tak ada suara sama sekali dari bibir kelu Taehyung. 

"A-aku―" Taehyung menelan ludahnya sendiri dengan bersusah payah. Setiap kali ia merasakan hembusan napas panas dari pemuda di depannya, tepat pada area bibirnya, jantungnya terasa berdentum lebih keras dan cepat beberapa kali lipat. Bahkan dengan Jimin saja dirinya tak pernah terpaut sedekat ini. 

"Jawab sekarang atau kucium lagi?!" 

Cium?

Taehyung yang polos teringat kembali akan kejadian beberapa saat lalu. Saat bibirnya yang masih perawan tiba-tiba saja dinodai oleh seorang pemuda tak dikenal yang menyamar menjadi Kookie. Well, kini Taehyung masih mencoba berpikir positif bahwa pemuda ini bukanlah Kookie―idolanya yang cantik, manis, dan menggemaskan seperti kelinci. Ia yakin pemuda ini saudara kembarnya atau―

Pikiran Taehyung yang tengah mengembara kemana-mana terhenti ketika bibir tipis pemuda itu dengan kasar memagutnya. Pemuda yang masih mengenakan gaun cantik itu menariknya kian mendekat setelah memeluk pinggang rampingnya. Taehyung hanya dapat melebarkan matanya karena syok. Ia tak mengerti apa yang harus diperbuatnya dalam keadaan seperti ini.

Taehyung, sadarlah. Melawanlah!

Dalam hati, Taehyung mencoba menyugesti dirinya sendiri agar tak menuruti perlakuan pemuda kurang ajar itu, tetapi sang pemuda bersurai cokelat itu justru menjilat bibirnya, mulai memaksanya membuka mulut yang masih menutup rapat dengan bandelnya.

Taehyung masih dalam kondisi membeku ketika tangan pemuda itu masuk ke dalam kemejanya, mengusap kulit punggungnya yang sensitif. Taehyung lantas mengerang lirih hingga secara tanpa sadar  membuka mulutnya. Kesempatan itu tak disia-siakan sang pemuda bergaun untuk menyerang dalam rongga mulutnya, mengabsen lidah perawannya yang masih kikuk dan malu-malu, juga giginya rapinya.

Tubuh Taehyung gemetaran. Ia sungguh tak tahu apa yang harus dilakukannya.

Apa ini yang mereka namakan French Kiss?

Taehyung hanya pernah melihatnya dalam film porno yang diperlihatkan Jimin padanya beberapa waktu lalu. Di drama-drama yang ditontonnya saja, ciuman tidak pernah sampai begini.

Pemuda bergaun itu melepaskan ciuman panas itu, menatapnya tajam dengan pandangan penuh nafsu. Ia menyeringai licik, seolah baru saja mendapatkan mangsa dalam perangkap yang dipasangnya. Tangannya yang menggerayangi punggung Taehyung kini bergerak turun, terhenti pada bokong semoknya. Tanpa peringatan, ia meremas pantat pemuda lugu itu, membuatnya tersentak seketika.

A Runaway Fan [KookV / KookTae]-COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang