Give Me The Baby

7.8K 485 37
                                    

Tadinya cerita ini mau ku post setelah tamat, tapi mumpung tangan da gatel mau ngepost krn da kelamaan ga post akhirnya ku post lah intro-nya kemarin, dan untuk chapter 1 nya mau ku post kalo uda ada 10 likes tapi mumpung lagi gabut akhirnya ku post aja wkwkkwkw.

Caution! Terdapat kata-kata yang vulgar atau blak-blakan, typo, dsb. Cerita ini murni dari otak dan beberapa inspirasi lainnya jadi jangan asal copas ganti cast dan rubah alur dikit, ok!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Chapter 1 : Give Me The Baby


Pada takdirnya setiap manusia akan menjadi orangtua bagi anak-anak mereka. Namun menjadi orangtua tidak perlu harus menjalani sebuah komitmen pernikahan, bukan? Kita bisa menjadi orangtua dengan berbagai cara, mengasuh anak dari panti asuhan, membuat bayi tabung dan sebagainya.

Dan hal inilah yang terpikirkan oleh Chaewon, seorang wanita yang terbilang sudah matang ini memikirkan bahwa ia ingin sekali memiliki anak tetapi ia terlalu sibuk untuk menjalankan sebuah komitmen, atau setidaknya itulah yang ia pikirkan.

Chaewon berkutat dengan ponselnya di sela-sela kegiatan istirahat, wanita berumur 27 tahun ini sesekali membatin iri saat melihat foto dan video bayi lucu yang ada di explore Instagramnya. Ingin sekali rasanya ia memiliki satu untuknya, namun apa daya ia tidak memiliki kekasih saat ini.

Bukan saat itu saja, ia belum pernah memiliki kekasih di 27 tahun hidupnya. Sifatnya yang berbicara seperlunya ini membuat orang yang belum mengenalnya menganggap dirinya dingin dan ia pun tak mempedulikannya. Dilihat dari parasnya ia tidak terlalu buruk, tubuhnya juga proporsional dan lagi ia cerdas. Saat ini ia bekerja di sebuah perusahaan media cetak di New York sebagai Editor in Chief divisi majalah fashion.

"Chief, ini draft untuk edisi minggu depan?" ujar salah satu rekan kerjanya.

"Okay" Chaewon meneliti tiap lembar draft tersebut.

"Semuanya sudah benar, thanks Anna" Chaewon memberi persetujuan dan Anna membawa draft tersebut ke percetakan.

Chaewon kembali ke ponselnya dan men-googling tentang bayi tabung, di mana ia bisa mendapatkannya dan juga tentang berbagai proses kehamilan. Dengan cepat ia menuliskan alamat yang tertera di sana pada post-it kemudian menaruh kertas tersebut di dalam saku blazernya.

Mungkin beberapa dari kalian berfikir mengapa Chaewon tidak mengadopsi anak dari panti asuhan saja? Well, hal ini sedikit personal. Dahulu neneknya pernah berkata bahwa melahirkan seorang anak membuat setiap wanita menjadi sempurna seutuhnya.

Chaewon mengakui bahwa dirinya banyak memiliki kekurangan begitu pula orang lain, karena tidak ada manusia yang sempurna. Tapi, tidak ada salahnya ia mencoba sempurna untuk kali ini saja.

~

Suara desahan nikmat memenuhi kamar suites hotel bintang lima tersebut. Seorang pria dengan giatnya menyetubuhi wanita yang ada di bawah kuasanya. Entah sudah berapa kali pelepasan yang telah ia capai, di sana, wanita dengan peluh bercucuran tergeletak lemas. Pria itu juga terbaring di sampingnya, mereka masih mengatur nafas masing masing.

"Kyu.." panggil wanita itu

"hm?"

"bagaimana kalau kita menikah?" ujarnya sambil memainkan jemarinya di dada pria yang dipanggil 'kyu' tadi.

Pria itu menghela nafas 'annoying' pikirnya. "aku tidak bisa"

"kenapa?"

"wanita dalam kehidupanku bukan dirimu saja. Aku tidak bisa memperlakukanmu spesial, begitu pula dengan mereka" ucapnya seraya tersenyum sambil mengelus lembut pipi wanita itu. Ia pun langsung terbangun dan memakai pakaiannya.

DENIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang