Shall I Teach You?

5.7K 445 47
                                    

Sebelumnya:

Chaewon terjatuh dan seluruh isi perut yang ia tahan akhirnya berceceran dilantai dan mengotori pakaian beserta wajah dan rambutnya. Chaewon tidak peduli lagi dengan keadaan itu, kini dirinya tengah meringis kesakitan sembari memegangi perut bagian bawahnya.

Chapter 7 : Shall I Teach You?

Suster yang berjaga di bangsal itu buru-buru masuk ke kamar Chaewon setelah mendengar dentuman benda jatuh dari kamar tersebut.

"nyonya!" serunya seraya membaringkan tubuh Chaewon yang meringkuk kesakitan.

Chaewon meringis "sakit".

Sang suster langsung menekan tombol bantuan dan perlahan membantu Chaewon untuk kembali ke ranjangnya. Suster terkejut saat melihat bercak darah di bagian bawah pakaian Chaewon. Dirinya tidak berani mengatakan pada Chaewon yang masih memegang perutnya erat.

Bantuan datang untuk membereskan kamar tersebut, Aaron dengan sedikit berlari akhirnya datang dan langsung mengecek apa yang terjadi, suster menjelaskan hal tersebut pada Aaron.

"Ms. Yoon, apa rasa sakit yang anda rasakan sangat kuat?" Aaron mencoba untuk tenang.

Sebulir airmata menuruni pipi merah milik Chaewon.

"apakah anda bisa menahannya sebentar saja?" Aaron dengan eskpresi ibanya mengelus puncak kepala Chaewon.

Chaewon mengangguk, Aaron tersenyum dan langsung memerintahkan suster untuk membersihkan tubuh Chaewon serta mengganti pakaiannya. Aaron keluar ruangan dan menghubungi dokter spesialis kandungan.

Tak lama Aaron kembali memasuki kamar rawat Chaewon bersama seorang dokter wanita bernama Chyntia Alberra dan juga alat USG-nya. Dr. Chyntia menanyakan di mana Chaewon merasakan sakit, Chaewon menunjuk perut bagian bawahnya.

"apa aku akan kehilangan bayiku?" tanyanya dengan suara tercekat, Chaewon sempat melihat bercak darah di pakaian dan paha dalamnya saat suster mengganti pakaiannya.

"kita akan memastikannya terlebih dahulu" Dr. Chyntia mengoleskan gel pada perut Chaewon kemudian menggerakkan alat USG di atasnya.

Airmata Chaewon tak henti-hentinya keluar, Aaron menggenggam tangan Chaewon yang bebas, memberinya dukungan. Chaewon meremas erat genggaman itu.

"bayi anda tidak apa-apa. Semuanya normal, anda hanya mengalami keram perut saja. Ini hal yang wajar ketika kandungan baru memasuki trisemester kedua, karena janin terus bertumbuh besar. Untuk masalah pendarahan juga bukan sebuah hal yang serius, itu biasa terjadi jika sang ibu sedang stres." Jelas Dr. Chyntia.

Kini airmata Chaewon bukanlah airmata kekhawatiran melainkan airmata kelegaan, bayinya selamat. Dr. Cyhntia menaruh handuk hangat di perut Chaewon untuk mengurangi rasa keramnya. Chaewon berterima kasih kepada semuanya, Dr. Chyntia dan yang lainnya pun pamit undur diri, kembali menyisakan Aaron di sisinya.

Aaron membersihkan tenggorokannya sedikit merasa canggung karena Chaewon masih menggenggam tangannya. Tetapi jujur ia tidak mempermasalahkan hal itu malahan ia menyukainya, menyukai rasa hangat yang menjalar ke seluruh bagian tubuhnya.

Chaewon memperhatikan Aaron "terima kasih sekali lagi, dok" ujarnya seraya menggenggam tangan Aaron dengan kedua tangannya.

"sudah tugas kami membantu anda" jawabnya dengan senyum yang tak lama harus pudar saat Chaewon melepaskan tanganya.

Aaron duduk di samping ranjang milik Chaewon, "saya belum memperkenalkan diri, Dr. Aaron Randall. Saya dokter yang bertanggung jawab atas anda, bisa anda ceritakan apa yang menyebabkan anda terjatuh dari tempat tidur?"

DENIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang