Replace Him

4.9K 426 79
                                    

Chapter 8: Replace Him.


Aaron memulai kegiatan paginya dengan berkeliling menyapa pasien-paseinnya, dimulai dengan Chaewon,"Hi! Bagaimana kabarmu?"

"baik"

Aaron membaca chart yang terletak pada kaki tempat tidur Chaewon "semuanya telah membaik, hanya saja trombositmu masih rendah. Kau harus istirahat, jangan biarkan stres menghalangimu untuk sembuh"

Chaewon mengangguk, "apa anda berkelahi dengan Kyuhyun?"

"huh? Apa Kyuhyun menceritakannya?"

"tidak. Tanda di wajah anda yang menunjukkannya. Terima kasih telah mengkonfirmasinya untukku"

Aaron hanya terkekeh, "apa kau ingin tahu mengapa kami bertengkar?"

"enlighten me" pinta Chaewon.

Aaron belum sempat menjelaskan alasannya saat pintu kamar Chaewon diketuk dan memunculkan seorang suster yang membawa dua orang paruh baya.

"mom, dad!" seru Chaewon terkejut.

"putriku" ibu Chaewon langsung menghambur memeluk putrinya.

Ayah Chaewon menyapa Aaron dan bertanya "apa yang terjadi padanya, dok?"

"nona Yoon mengidap gejala tifus. Kemungkinan penyebabnya adalah pola makan yang tidak sehat, kelelahan dan stres. Saya harap anda bisa menjaganya dari stres, karena tidak baik untuk kondisinya yang belum stabil dan juga bayinya"

"bayi?" ayah Chaewon mengulang. Pelukan Chaewon dan ibunya pun terpisah.

Aaron melirik ke arah Chaewon, wanita itu hanya menundukkan kepalanya dalam-dalam.

"ya. Nona Yoon sedang mengandung" jelas Aaron, kembali menatap ayah Chaewon.

Aaron menghela nafasnya "aku akan memberikan privasi. Tapi tolong, ingat perkataan saya mengenai kondisi pasien"

Aaron berjalan keluar ruangan, berharap dalam hatinya, semoga tidak terjadi sesuatu yang akan memperburuk keadaan Chaewon. Sepeninggalnya, kedua pasang mata di ruangan itu membawa titik fokus pandangan mereka pada Chaewon.

"putriku, apa benar kau hamil?" ibu Chaewon mengulang kembali perkataan yang seharusnya sudah ia ketahui jawabannya itu dengan ragu. Chaewon yang masih tertunduk, menimbang-nimbang harus mulai dari mana.

"ya"

Ayah menarik nafas dalam seraya memejamkan matanya, "siapa yang menghamilimu?" tanyanya dengan suara tegas.

"ini tidak seperti apa yang kalian pikirkan. Aku melakukannya sendiri, aku menggunakan sperma pendonor" jawabnya lantang, walau tersirat rasa takut di balik itu.

"kau tidak mau jujur pada ayah dan mengatakan siapa keparat yang melakukan ini padamu?"

"yeobo" protes ibu Chaewon, mengingatkan suaminya untuk memperhatikan ucapannya.

"apa yang telah aku katakan adalah kejujuran"

"kau pikir ayah akan percaya?" seru ayah.

"aku tidak bohong, ayah" rengek Chaewon. Ibunya kembali memeluk Chaewon, menenangkannya. Tangis Chaewon pecah, di sela-sela isak tangisnya, Chaewon meminta maaf.

Ayah menghela nafas "baiklah. Mari kita umpamakan bahwa apa yang kau katakan adalah benar. Apa yang kau pikirkan?"

Chaewon mencoba untuk mengkontrol isak tangisnya, ia tidak ingin kondisinya memperparah dan akan berpengaruh pada bayinya. Jujur saja ia juga lelah menangis.

DENIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang