Grandma's Scheme

1.7K 208 20
                                    

Chapter 18A : Grandma's Scheme

"Stop struggling, we don't wanna hurt you but if you force us then we will."

Dengan nafas yang terengah Chaewon menatap tajam ke arah pria berambut pirang. Mereka menyeret kembali Chaewon masuk ke dalam mobil, tanpa berlama mobil melaju ke tempat yang entah di mana.

"Siapa kalian? Apa yang kalian mau dariku?"

Tak ada satupun dari mereka yang menjawab.

"Hello!! You are not deaf, aren't you?"

"You'll know when the time has come" pria gempal di samping pengemudi menjawab.

Chaewon tak lagi bersuaranya, meminta pertolongan pun dirasa percuma. Di tangannya telah melingkar tali pengikat dan dia sudah kehilangan kepemilikan atas tasnya. Jadi meminta bantuan dengan menelepon polisi juga tidak akan mungkin.

Dalam perjalanan Chaewon hanya memperhatikan dengan lemat setiap lanskap yang bisa menjadi petunjuk baginya. Mereka berhenti di sebuah gudang penyimpanan yang berada dekat dengan pelabuhan. Sebelum turun dari mobil, pria di sampingnya memberikan penutup kepala pada Chaewon.

"Singkirkan benda ini dari kepala ku!" perintahnya.

Pria di sampingnya menyeret tubuh Chaewon di ikuti oleh satu orang lainnya. Pria berambut pirang berdiri di samping mobil kemudian mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang.

"Kami telah mendapatkannya"

Orang di seberang telepon memberikan pujian padanya dan memberikan perintah berikutnya yang di jawab dengan mengerti olehnya. Selanjutnya pria berambut pirang itu mengambil koper dari dalam bagasi mobil dan menyusul mereka.

Chaewon dengan rasa takut yang mulai merayapi dirinya merasa nafasnya sudah mulai sesak, kakinya terseok-seok saat dibuat menaiki tangga oleh kedua pria yang masing-masing memegangi tangannya. Setiap anak tangga yang dipijaknya terasa tak pernah berakhir, dentum langkah menggema di sekitarnya.

Beberapa saat setelahnya mereka terhenti, pria di sampingnya melepaskan tangannya kemudian terdengar suara kunci di buka, suara kernyit pintu besi tua terdengar sangat memekakan di telinga. Pria yang masih memegangi lengannya mendorong Chaewon untuk masuk kemudian mendudukkannya pada sesuatu yang dapat Chaewon terka sebagai kasur.

"Singkirkan benda ini dari kepalaku" perintahnya lagi.

"Aku mohon" sambung Chaewon saat permintaannya kembali tak dihiraukan.

Bagaikan angin yang berhembus, ucapan Chaewon hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

"Aku mulai kesulitan untuk bernafas."

Suara langkah berlari memasuki pendengarannya "Sorry for making you uncomfortable, but you won't be any longer."

"What are you trying to do to me?" seru Chaewon.

"Easy.."

Pria berambut pirang itu meletakkan kopernya di samping Chaewon dan mengeluarkan suntikan serta sebotol kecil cairan. Pria itu menusukan jarum ke dalam botol tersebut dan menyedot cairan tersebut kedalam tube suntikan. Setelah dirasa dosis cairan mencukupi, pria itu mencabut jarum dan mengeluarakan udara yang tersisa di dalam tube.

Pria berambut pirang itu memberikan kode kepada kedua pria di belakangnya untuk memegangi tubuh Chaewon. Chaewon yang terkejut dengan perlakuan mereka, kembali meronta sekuat tenaga namun tubuhnya tetap tak bergeming dan kemudian merasakan sesuatu yang dingin menyentuh kulitnya diiringi oleh rasa sakit yang singkat. Perlahan Chaewon mulai berhenti meronta dan hilang kesadaran.

DENIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang