tu.juh

37 10 0
                                    

Dua puluh menit berjalan kaki menjadi semacam pertemuan rahasia setelah kelas, hanya kita berdua. Namun, perjalanan dua puluh menit itu terasa lebih pendek setiap harinya. Waktu dua puluh menit gak cukup. Gue mendapati diri gue ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya dan sepertinya Daniel juga berpikiran sama.

Gue pikir-pikir hubungan gue gak jelas. Di sekolah kita hampir gak mengobrol, hanya sesekali menyapa dan tersenyum saat kelas dan makan siang. Tapi gue selalu berjalan ke rumah bersama, setiap hari. Sudah satu bulan rutinitas ini terjadi.

Beberapa orang mulai memperhatikan kalau gue dan Daniel berada dalam semacam hubungan, gak romantis tapi sangat dekat. Namun, karena Daniel punya banyak teman wanita, mereka gak mengatakan apapun dan membiarkannya begitu saja.

-----

G

ue bertemu teman-teman Daniel di tempat yang salah dan waktu yang salah.

Mina dan Anda pergi bersama ke kafetaria dan kebetulan bertemu dengan Daniel dan teman-temannya. Gud ingin berpura-pura gak melihatnya tapi Daniel menyapa gue terlebih dahulu. Dia mengenalkan gue pada teman-temannya. Mina kagum ... dan senang dengan pandangan cowok-cowok tampan. Mina udah tau nama merkeka tapi gue sulit mengingat wajah mereka dan mencocokkan nama mereka. Tentu saja, Daniel menyebutkan nama mereka beberapa kali sebelumnya, gue tahu ada Jisung, Jihoon atau Chihoon dan Jaehwan, tapi gue sebenarnya gak pernah melihatnya dari dekat. Mereka semua tampan, sangat tampan.

"Jadi, ini cewek yang Niel bicarakan sehari-hari?" Kata cowok bermata sipit bernama Jisung.

"lo kenapa sih?" Satoori Daniel lebih terlihat.

"Dia gak membicarakan hal lain selain Kang Sokyung," kata Ong hanya untuk menggoda Daniel.

"Oooow, Daniel adalah laki-laki sekarang," kata bocah berambut merah itu, Woojin?

Gue terkekeh. Telinga Daniel berubah menjadi warna merah cerah.

"Kenapa lo gak ngundang mereka buat makan bareng kita?" Kata cowok yang gue lupa namanya tapi cara dia tertawa seperti psikopat. Gue kaget saat mendengarnya tertawa.

"Terima kasih tapi Mina dan gue perlu membahas tentang sebuah proyek penting," kata gue saat gue mendorong Mina menjauh dari mereka dan pergi sebelum mereka bisa mengatakan hal lain.

"Lo kenapa?" Tanya Mina kaget begitu gue berhasil lolos dari mereka.

"Kita gak bisa duduk bareng mereka. Bukannya lo tau kalau setiap orang bakal menatap kita dan menyebarkan desas-desus palsu? Gue gak menginginkannya, gue benci itu."

Mina menghela napas. "Gue rasa lo benar. Sayang sekali! Kita melewatkan kesempatan besar buat meluangkan waktu bareng mereka."

"Lupakan saja, mereka bukan teman kita."

"Daniel teman LO."

"Gak terlalu begitu. Lo gak tau aja, Masih ada rasa canggung di antara gue sama Daniel."

Mina terkekeh. "Udah gue bilang, lo bakal tertarik. Dia gak seperti yang lo pikirin, kan?"

"Sebenarnya dia orang yang bener-bener baik."

"Hei, mau ambil beberapa permen saat setelah kelas? jadi lo bisa menceritakan lebih banyak tentang Daniel?"

"Ummhh.."

"Apa? Lo lagi ada acara?"

Gue memikirkan dua puluh menit gue berjalan bareng Daniel.

"Lo punya acara bareng Daniel !!"

"Gak, gak. Tapi kita pulang ke rumah bareng."

"Wow, itu sangat romantis. Oke, lupakan saja. Gue sebagai sahabat gue lebih ingin lo meluangkan lebih banyak waktu bareng dia daripada bareng gue."

"Ya, ya, terima kasih, sahabat gue." gue tertawa.

-----

G

ue keluar untuk pergi ke kelas terakhir hari itu hanya untuk menemui Daniel. Dia duduk dengan Ong di kursi biasa. Dia benar-benar mengabaikan gue saat gue melambai padanya dan juga mengabaikan seluruh kelas gue. Gue yakin dia melihat gue melambai padanya. Gue bertanya-tanya apa yang terjadi. Apa gue melakukan sesuatu yang salah? Atau sesuatu terjadi padanya? Atau apa gue berlebihan?

Saat dosen meninggalkan kelas, semua orang menahan diri. Saat itu hari jumat berarti mereka memiliki akhir pekan untuk bersantai dan melupakan kuliah.

Gue mencari Daniel tapi dia gak terlihat di mana-mana. Ong dan teman-temannya masih di kelas. Gue mendekati Ong dan dengan malu-malu bertanya tentang Daniel. Ini adalah pertama kalinya gue mendekati dia terlebih dahulu.

"Dia pulang lebih awal."

Butuh beberapa detik untuk mengerti apa yang dia katakan. Gue tersesat di tiga tahi lalat di pipinya. Dia sangat tampan. Kemudian gue butuh beberapa detik lagi untuk mengerti bahwa Daniel pulang ke rumah lebih dulu. Gue pikir dia bakal nunggu gue, seperti biasanya. Sedikit kecewa, gue menuju ke gerbang utama, dan di sanalah Daniel berada di depan gerbang utama, menunggu gue.

"Kata Ong lo pulang lebih awal."

"Tanpa lo?"

Gue tau sesuatu terjadi padanya. Gue udah berjalan lima menit dan dia bukan Daniel yang ceria. Dia diam dan tangannya ada di dalam sakunya dan gak melakukan beberapa trik dengan skateboardnya.

Gue gak tahan lagi sehingga gue bertanya kepadanya apa yang terjadi.

"Lo ingat gue meminta lo untuk mencoba berteman selama beberapa hari? Dan jika lo masih gak menyukai gue, kita bisa berhenti berbicara dan cenderung gak mengenal satu sama lain. Gue membenci itu. Seharusnya gue gak minta lo melakukan hal seperti itu. Seharusnya gue dengan yakin mengatakan 'Sokyung, ayo berteman'." Dia terdiam beberapa saat sebelum melanjutkan. "Gue gak bisa maksa lo buat menyukai gue dan jadi teman gue."

"Tapi gue suka jadi teman lo. Apa yang membuat lo berpikir gitu?"

"Kenapa lo gak duduk bareng gue dan teman-teman gue saat makan siang? Sepertinya lo gak mau."

Oh.

"Agak malu untuk mengatakan ini. Lo tampan, sangat tampan. Orang terus menatap lo dan mengatakan hal-hal tentang lo saat mereka melihat lo. Gue cuma gak mau menarik perhatian."

"Ah, jadi begitu," dia tertawa malu-malu. "Jadi, gue tampan?"

Gue sedikit mendorongnya. "Lo sadar kalau lo tampan, kan?"

Tiba-tiba dia kembali serius. "Tapi masih ada kemungkinan lo gak mau jadi teman gue. Udah sebulan berlalu dan ... "

"Daniel, satu hari udah cukup buat bikin gue suka sama lo."

Dia tersenyum lebar dan gue tahu gue mau membuatnya bahagia gak hanya sekarang tapi mulai sekarang.

-TBC-

Thank you so much for reading and liking my story!! <3


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kesempatan ─ Kang Daniel✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang