First-Dia,

6 1 0
                                    

Engkau, yang tiba-tiba ada dan tiba-tiba tiada. Muncul di mimpiku dan muncul di dunia nyataku hari ini.

_____

Di senja itu, gadis berambut panjang hitam pekat melihat seorang pria hidung mancung seumurannya mendekatinya lalu,, srap! Menghilang.

Kriiing!!

Alarm putih di atas nakas klasiknya berbunyi. Segera ia mengambilnya, mematikannya dan melihat jam. 05.30.

Gadis rambut panjang hitam pekat, bulu mata lentik dan hidung mancung serta kulit kuning langsat ini langsung melepas selimut dan masuk ke kamar mandinya.

_____

Tok tok tok

Pintu kamar gadis manis ini terdengar suara ketukan nyaring. "Udah bangun kok Tan" teriaknya sambil menyisir rambutnya yang lurus itu.

"Oh oke oke deh abis itu keluar trus makan ya, Della" ucap Tante Reta.

Iya, nama gadis manis ini adalah Fredella Kirana. Kebanyakan orang memanggilnya Della. Sudah seminggu ia tinggal bersama Tante dan Om nya di Jakarta Barat ini.

Della tinggal bersama Tante dan Om nya karena Mama dan Papanya sekarang keluar kota.

Setelah mengambil tas dan memakai sepatu hitam bermereknya, Della menyemprotkan parfumnya di tengkuk, tubuh, dan terakhir di pergelangan tangannya.   Lalu segera melangkahkan kakinya keluar dari kamar.

"Pagi kak Della" sapa Ira anak kedua dari Tante Reta. Dia sepupu Della yang paling cerewet dan anak bungsu.

"Pagi juga Ira cantik" balas Della lalu tersenyum.

"Del, pulpen gue mana?" tanya Fero sepupu Della atau,, anak pertama dari Tante nya. Fero dan Della seumuran sehingga mereka disekolahkan di sekolah yang sama dan juga kelas yang sama, SMA Nusa Bangsa. Di kelas 11 IPA 2.

"Ada di tas" jawab Della seadanya. "Siniin!" pinta Fero sambil menarik tas Della yang berwarna merah marun itu.

"Eh eh! Fero!!" teriak Della histeris. Sementara Fero dan Ira menutup kedua telinganya. Fero masih dengan senyum jahilnya masih menahan tas merah marun milik Della.

"Tante Reta! Fero ngambil tasnya Della ih! Fero siniin!" Della memelas.

"Ini nih, tapi ntar di sekolah pulpen gue kembaliin ya, soalnya tinta cair gak cocok sama gue," pinta Fero mengembalikan tas Della yang dibalas anggukan oleh Della.

"Makan gih sarapannya jangan berantem mulu tiap pagi" ucap Tante Reta sambil membawakan tiga gelas susu dan satu gelas teh.

"Teh nya buat siapa Ma?" tanya Fero. "Papa kamu" jawab Reta.

"Udah lupa selera Papanya Tan" Della mencampuri. "Diem!" Fero mendesis tajam.

"Apa sih santai" ucap Della lalu memakan rotinya. Fero tidak memperdulikan Della dan ikut sarapan.

Saat roti sudah habis, mereka semua meminun susu putih buatan Reta. "Emmm sedap!" ucap Della membuat semua dimeja makan tertawa.

"Tan, Mama sama Papa aku pulangnya kapan?" tanya Della setelah sekian lama tak menanyakan hal itu.

"Mungkin bulan depan Del" jawab Reta sambil menyunggingkan senyum.

"Oh" singkat Della membalas senyuman.

"Yaudah kalian berangkat gih, ntar telat lho" saran Reta.

"Iya, Papa juga udah mau berangkat nih. Kasihan adik kamu hari sabtu kan harus senam dan gak boleh telat" ucap Papa setelah meminum tehnya. "Yaudah, Fero sama Della berangkat ya Ma," pamit Fero mencium punggung tangan Reta. Begitupun dengan Della.

Nothing Is ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang