Dulu, aku pikir nanti ketika
Dia telah tiada kamu akan menghampiriku. Tapi, ternyata kamu malah tambah membenciku. Cukup tau untuk itu semua._____
Setelah mengetahui tentang perasaan Arga, Della terus mengurung dirinya dikamar. Ia tidak makan apapun semenjak tadi siang.
Fero saja sudah lelah mengetuk pintu kamar Della namun Della tidak membuka pintu sama sekali.
Della sedang berdiri di dekat jendela kamarnya. Entahlah dia hanya melihat rerumputan hijau di pinggir rumah nya itu.
Saat Della terus berhayal, Reta muncul di jendela Della membuat Della terkejut setengah mati. "Ada Arga," segitu yang Reta ucapkan kepada keponakannya itu. Della melongo. "Ngapain dia kesini?"tanya Della sambil menengadah menahan air matanya.
Sebenarnya sudah sejak tadi ia menangis terus menerus. Namun, ia berhenti ketika melihat rumput hijau lewat jendela kamarnya. Itu membuat Della tenang seketika.
"Katanya mau ngambil berkas yang kemarin yang dia kasih" jawab Reta seraya tersenyum masih setia berdiri di depan jendela kamar Della.
"Boleh aku titip di Tante aja? Della lagi gak kepingin ketemu anak OSIS" tanya Della lembut ikut tersenyum.
"Kamu aja yang keluar sana. Tante mau pergi ke minimarket sama Fero. Om Ilham lagi pergi ngeganti aki mobilnya" ucap Reta sembari ingin pergi. "Tante!" Della memanggil.
"Apa Della? Cepetan sana, temen kamu kasian nungguin kamu" ucap Reta lalu pergi setelah memberikan senyuman. Della mematung.
Gak ada yang kasihan sama aku ketika aku lagi nunggu. Gak ada yang hargain itu sama sekali Batin Della mencoba mengambil kertas atau bisa dibilang berkas tugas dari Arga dan berjalan pelan keluar kamar.
Dan benar, disana ada Arga sedang memainkan ponselnya sembari menoleh ke kanan dan ke kiri dengan topi abu-abunya yang setia ikut bergerak saat Arga menoleh.
Dengan sangat pelan, Della berjalan ke ruang tamunya.
Saat di depan Arga, Della meneguk salivanya. Lalu memberikan berkas itu dengan tangan gemetaran. Arga terdiam sambil menatap berkas di depannya. Antara ingin mengambilnya atau tidak.
Jalan terakhir Della adalah menyimpan berkas itu di meja tamu dan menggerakkan kakinya ingin kembali ke kamar. "Gak sopan banget lo" suara berat itu mengejutkan Della yang sedang berjalan.
Akhirnya Della berhenti dan menoleh dengan mata yang buram dan panas. Ingin sekali Della menangis sekarang.
TES!
Air mata Della berhasil lolos. Dengan cepat Della menghapusnya. "Apa mau lo?" tanya Della datar.
"Gue cuma mau biar lo gak banyak mimpi oke?" ucap Arga sembari mengambil berkas tadi dan beranjak keluar dari rumah Della. Della mematung ditemani angin yang masuk di pintu saat malam itu.
Gue cuma mau biar lo gak banyak mimpi oke?
Gue cuma mau biar lo gak banyak mimpi oke?
Gue cuma mau biar lo gak banyak mimpi oke?
Kata-kata itu terus terbayang ditemani air mata Della yang terus mengalir. Sebaiknya Della tidak mengenal cinta daripada sesakit ini rasanya.
Della memegang dadanya. Sakit. Perih. Tertusuk rasanya hati Della.
Andai lo tau perasaan gue Ga, Batin Della berjalan menutup pintu rumahnya dan berjalan masuk ke kamarnya.
_____
"Makan nasinya Del," ucap Reta menatap aneh Della. Della terus menghayal. Matanya bengkak akibat menangis semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Is Impossible
Teen FictionSemuanya terjadi tanpa ada yang memberitahu kepadaku. Menyebalkan bukan? memang menyebalkan. dia datang tanpa ku ketahui. Iya, dia pria yang tampan dan sangat cuek serta sensitif pada siapa saja. Tapi entahlah, aku pernah melihatnya berjalan bersama...